3 research outputs found

    Studi Tentang Resiliensi Siswa Broken Home Kelas VIII di SMPN 3 Candi Sidoarjo

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui resiliensi atau ketahanan siswa dengan latar bekalang keluarga broken home di kelas VIII SMP Negeri 3 Candi Sidoarjo. Yang mana fokus dari penelitian ini adalah aspek pendukung resiliensi yang dimiliki siswa, tahapan proses resiliensi yang dapat di raih, dampak dari keluarga broken home dan peran konselor dalam membantu permasalahan siswa dengan keluarga broken home tersebut. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif-diskriptif. Dan yang menjadi subjek penelitian adalah tiga orang siswa dengan latar belakang permasalahan keluarga broken home yang berbeda. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket untuk memilih siswa dengan latar belakang keluarga broken home, wawancara dan juga studi dokumentasi untuk menunjang data yang ada. Hasil dari penelitian yang diperoleh adalah dari ketiga subjek penelitian memiliki tingkat tahapan proses resiliensi yang bervariasi ditinjau dari banyaknya aspek pendukung resiliensi yang dapat diraih oleh subjek penelitian. Pada aspek pendukung resiliensi, ketiga subjek memiliki jumlah aspek pendukung yang berbeda-beda, hal tersebut juga dilihat dari bentuk permasalahan yang ada, pola asuh dan bagaimana cara subjek memandang serta cara menyelesaikan masalah. Dampak dominan yang dimiliki oleh ketiga subjek adalah dampak secara psikis. Dan dalam memberikan bantuan terhadap siswa, peran konselor adalah dengan memberikan layanan konseling individu yang dirasa mampu membantu meningkatkan resiliensi dari keadaan keluarga broken home

    Penerapan Bimbingan Kelompok Topik Tugas untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal pada Siswa Kelas VIII B di SMP Negeri 3 Gresik

    Full text link
    Penelitian ini berawal dari observasi dan wawancara kepada guru BK sewaktu PPL ternyata masih banyak siswa di kelas VIII B di SMP Negeri 3 Gresik yang mengalami kurangnya kemampuan komunikasi interpersonal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan bimbingan kelompok topik tugas untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII B di SMP Negeri 3 Gresik. Penelitian ini menggunakan desain pre experimental design dengan bentuk one group pre-test and post-test design. Dengan subyek yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal kategori rendah sebanyak 5 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa angket kemampuan pemilihan karir dengan 61 item pernyataan. Teknik analisis data menggunakan uji tanda. Hasil analisis menunjukkan bahwa Dengan melihat tabel tes binomial Probabilities dengan ketentuan N = 5 dan%2 = 0 (z) maka diperoleh ρ (kemungkinan harga dibawah H0) = 0,031. Bila dalam ketetapan taraf α (taraf kesalahan) sebesar 5% adalah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa harga 0,031 < 0,05 berdasarkan hasil ini maka H0 ditolak dan Ha diterima. Setelah diberikan perlakuan bimbingan kelompok topik tugas terdapat perbedaan skor antara Pre-Test dan Post-Test. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan bimbingan kelompok topik tugas dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII B di SMP Negeri 3 Gresi

    PENGEMBANGAN MORAL & KEAGAMAAN ANAK USIA DINI

    Full text link
    Pendidikan moral akan berhasil, apabila pendidikan itu dilakukan sesuai dengan tahapan perkembangan moral anak. Dengan kata lain kedua ahli ini mencitacitakan adanya strategi pendidikan moral yang disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan moral anak. Dalam perkembangan moral itu titik heterotomi dan autonomi lebih menggambarkan proses perkembangan dari pada totalitas mental individu. Melalui pergaulannya anak mengembangkan pemahamannya mengenai tujuan dan sumber aturan. Sampai usia tujuh atau delapan tahun anak dikendalikan oleh seluruh aturan. Terhadap aturan yang berasal dari luar,anak belum memiliki pengertian dan motivasi untuk konsisten. Pada tahap autonomi anak menyadari akan aturan dan menghubungkannya dengan pelaksanaannya.tahap berikutnya adalah pelaksanaan autonomi. Pertama-tama moral berkembang melalui adopsi terhadap norma-norma sosial. Dalam pengertian ini anak mengambil norma yang dipakai oleh orang-orang dengan cara mencontoh. Oleh karena itu sebagai seorang guru hendaknya memberi contoh pada muridnya untuk menanamkan norma yang sesuai. Perkembangan moral dapat juga melalui pemahaman terhadap norma. Pengalaman sosial ini didapat melalui interaksi dengan institusi sosial,sistem hukum yang berlaku dan hubungan interpersonal. Agama yang dianut Orang tua berkewajiban menanamkan ajaran-ajaran agama yang dianutnya kepada anak, baik berupa bimbingan-bimbingan maupun contoh implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Keteladanan orang tua dalam menjalankan moral keagamaan merupakan cara yang paling baik dalam menanamkan moral keagamaan anak. Dengan perkembangan moral keagamaan yang baik pada anak sudah barang tentu akan dipengaruhi terhadap budi pekerti atau tingkah laku anak pada masa yang akan datang. Disamping faktor pengaruh keluarga, faktor lingkungan masyarakat dan pergaulan anak juga mempengaruhi perkembangan moral keagamaan anak, pada perkembangannya terkadang anak lebih percaya kepada teman dekatnya dari pada pada orang tuanya,terkadang juga lebih mematuhi orang-orang yang dikaguminya seperti; gurunya,artis favoritnya, dan sebagainya. Keluarga dengan moral keagamaan yang baik dan lingkungan masyarakat yang baik, secara teoritis akan berpengaruh positif terhadap perkembangan moral keagamaan yang baik pada anak
    corecore