357 research outputs found

    Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Dilengkapi Lks Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Pada Materi Hukum Dasar Kimia Siswa Kelas X Mia 1 SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas X MIA 1 SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali pada materi hukum dasar kimia dengan menggunakan metode pembelajaran problem solving dilengkapi LKS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas X MIA 1 SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali tahun pelajaran 2014/ 2015. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, tes dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran problem solving dilengkapi LKS dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi hukum dasar kimia. Peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dilihat dari kenaikan persentase siswa sebesar 70% pada siklus I dan meningkat menjadi 83,33% pada siklus II. Kemudian prestasi belajar siswa dapat dilihat dari kompetensi pengetahuan, kompetensi sikap, dan kompetensi keterampilan. Pada siklus I prestasi belajar kompetensi pengetahuan sebesar 56,67% dan meningkat menjadi 76,67% pada siklus II. Prestasi belajar kompetensi sikap pada siklus I sebesar 78,35% dan meningkat menjadi 81,9% pada siklus II. Sedangkan prestasi belajar kompetensi keterampilan pada siklus I sebesar 70,83% dan meningkat pada siklus II menjadi 80%

    Proses Komunikasi Interpersonal Antara Pelatih Yang Merangkap Sebagai Atlet Dengan Atlet Panjat Tebing Yang Dilatihnya

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemaknaan proses komunikasi interpersonal antara pelatih dengan atlet panjat tebing. Pelatih panjat tebing yang memiliki peran ganda yakni pelatih sekaligus atlet masih jarang ditemui, sehingga peneliti meneliti proses komunikasi yang terjadi dengan atlet asuhnya. Proses komunikasi interpersonal dengan enam elemen komunikasi dari Pederson, Miloch dan Laucella, menjadi acuan dalam penelitian ini.Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode fenomenologi untuk menjabarkan proses yang terjadi. Dalam penelitian ini ditemukan bagaimana pelatih yang merangkap atlet dan atlet yang dilatihnya memaknai proses komunikasi interpersonal di antara mereka. Komunikasi interpersonal yang terjadi dimaknai pelatih sebagai forum untuk saling memotivasi dan berdiskusi bersama mengenai strategi penyelesaian jalur, dengan tujuan untuk mendapat kemenagan dalam PON 2012. Dalam proses ini mereka mengalami hambatan komunikasi fisik dan psikologis. Melalui komunikasi interpersonal tatap muka yang terjadi, pelatih dan atlet melangsungkan pembicaraan secara langsung di tempat latihan, pengiriman pesan tersebut disertai komunikasi secara non verbal

    Analisis Perencanaanpembangkit Listrik Tenaga Surya Berbantuan Program System Sizing Estimator

    Full text link
    Hasil eksekusi program System Sizing Estimator, untuk beban rumah tangga dengan daya terpasang 450 VA membutuhkan total daya modul / panel surya sebesar 780 Wp dan dengan jumlah baterai sebanyak 19 buah (masing-masing baterai berkapasitas 12 V/105 Ah), sedangkan untuk beban rumah tangga dengan daya terpasang 900 VA membutuhkan total daya modul / panel surya sebesar 807 Wp dan dengan jumlah baterai sebanyak 20 buah (masing-masing baterai berkapasitas 12 V/105 Ah). Jika digunakan modul surya jenis Polikristalin sebesar 100 Wp, maka untuk beban rumah tangga dengan daya terpasang 450 VA membutuhkan modul surya sebanyak 8 buah, sedangkan untuk beban rumah tangga dengan daya terpasang 900 VA membutuhkan modul surya sebanyak 9 buah. Berdasarkan hasil perhitungan manual untuk penentuan kapasitas Solar Charge Controller, diperoleh untuk beban rumah tangga dengan daya terpasang 450 VA membutuhkan Solar Charge Controller dengan kapasitas arus sebesar 50 A menggunakan tegangan ganda 12 V/24 V. Sedangkan untuk beban rumah tangga dengan daya terpasang 900 VA membutuhkan Solar Charge Controller dengan kapasitas arus sebesar 60 A menggunakan tegangan ganda 12 V/24 V. Berdasarkan hasil perhitungan manual untuk penentuan kapasitas Inverter, diperoleh untuk beban rumah tangga dengan daya terpasang 450 VA membutuhkan Inverter dengan daya nominal 500 W (tegangan input 12 VDC/24 VDC dan tegangan output 110 VAC/220 VAC). Sedangkan untuk beban rumah tangga dengan daya terpasang 900 VA membutuhkan Inverter dengan daya nominal 1000 W (tegangan input 12 VDC/24 VDC/48 VDC dan tegangan output 110 VAC/220 VAC). Berdasarkan hasil perhitungan manual, jumlah modul surya dan baterai yang digunakan untuk beban 450 VA dan 900 VA tidak terlalu jauh berbeda, hal ini disebabkan oleh perbedaan jumlah penghuni masing-masing rumah tangga (5 orang untuk 450 VA dan 3 orang untuk 900 VA). Semakin banyak jumlah orang maka semakin besar daya dan energi listrik yang dipakai

    Studi Komparasi Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (Tgt) Dan Rotating Trio Exchange (Rte) Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Materi Struktur Atom Dan Spu Siswa Kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta Semester Gasal Tahun Pelajaran 2013/2014

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah mengetahui: (1) pengaruh metode TGT (Teams Games Tournament) dan RTE (Rotating Trio Exchange) terhadap prestasi belajar siswa aspek kognitif materi struktur atom dan SPU, (2) pengaruh metode TGT dan RTE terhadap prestasi belajar aspek afektif materi struktur atom dan SPU, (3) pengaruh aktivitas belajar terhadap prestasi belajar kognitif materi struktur atom dan SPU, (4) pengaruh aktivitas belajar terhadap prestasi belajar afektif materi struktur atom dan SPU, (5) interaksi metode pembelajaran TGT dan RTE dengan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar kognitif materi struktur atom dan SPU, (6) interaksi metode pembelajaran TGT dan RTE dengan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar afektif materi struktur atom dan SPU. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta 2013/2014 yang terdiri dari 4 kelas dengan rata-rata tiap kelas 38 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan: (1) observasi untuk mendapatkan skor aktivitas belajar, (2) kuesioner untuk mendapatkan nilai prestasi belajar kognitif dan afektif, (3) tes untuk mengukur prestasi belajar kognitif. Analisis data menggunakan ANAVA dua jalan dan uji lanjut dengan metode Scheffe.. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, (1) pembelajaran metode TGT dan RTE berpengaruh terhadap prestasi belajar kognitif, rata rata metode TGT adalah 75,17 dan RTE 77,17, (2) pembelajaran menggunakan TGT dan RTE berpengaruh terhadap prestasi belajar afektif, rata-rata metode TGT adalah 77,94 dan RTE RTE is 77,67, (3) aktivitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar kognitif aktivitas belajar tinggi sebesar 78,12 dan rendah 71,47, (4) aktivitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar afektif aktivitas belajar tinggi sebesar 74,58 dan rendah 71,47, (5) interaksi metode pembelajaran TGT dan RTE terhadap prestasi belajar kognitif aktivitas belajar tinggi lebih baik sebesar 80,90>74,25, (6) interaksi metode pembelajaran TGT dan RTE dengan prestasi belajar afektif aktivitas belajar tinggi lebih baik sebesar 74,56>71,38

    Pengembangan Multimedia Interaktif Dengan Menggunakan Program Adobe Flash Untuk Pembelajaran Kimia Materi Hidrolisis Garam SMA Kelas XI

    Full text link
    Tujuan penelitian adalah untuk 1) mengembangkan suatu multimedia pembelajaran kimia pokok bahasan hidrolisis garam dengan menggunakan software Adobe Flash sebagai sumber belajar mandiri siswa SMA dan MA kelas XI, 2) mengetahui kualitas multimedia pembelajaran pada materi Hidrolisis Garam untuk siswa. Metode penelitian yang dilaksanakan mengacu pada penelitian dan pengembangan (Research and Development/RnD) dari Borg and Gall yang telah disederhanakan. Prosedur penelitian pengembangan ini adalah: a) penelitian pendahuluan dan pengumpulan data, b) perencanaan, c) pengembangan produk, d) uji coba lapangan awal, e) revisi produk awal, f) uji coba lapangan, g) penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan, h) uji coba pelaksanaan lapangan, dan i) penyempurnaan produk akhir. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 1 Boyolali, SMAN 3 Boyolali dan SMAN 1 Ngemplak, Boyolali. Data penelitian yang diambil berupa angket kelayakan media oleh ahli media, ahli materi, guru dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) media pembelajaran berupa multimedia interaktif pada materi hidrolisis garam untuk siswa SMA dan MA kelas XI dapat dikembangkan melalui metode penelitian dan pengembangan 2) multimedia pembelajaran yang dikembangkan secara umum memiliki kualitas yang sangat baik berdasarkan penilaian validator (tim ahli dan guru) dan juga siswa

    Utilization of Wind Energy Conversion System in Indonesia

    Full text link
    Wind energy is one of the alternative resources that has been developed in Indonesia to support the National Renewable Energy Program. Many areas in Indonesia, have annual wind speed between 2.5 to 5 meter per second. It is enough to support the rural electrification program by applying a small WECS for home lighting, battery charging, cold storage, telecommunication etc.Certain areas in East Nusa Tenggara, West Nusa Tenggara, South Sulawesi and southern part of Java have annual wind speed more than 5 m/s. This gives a possibility to implement a medium to a large size WECS for electric generation. Various WECS of up to 10 kW have been developed. Field test on several villages are progressing. This paper also describes a prospect of WECS utilization, benefit and a possible barrier of WECS implementation and recommendation

    Pengembangan Multimedia Interaktif Elektrolit Untuk Pembelajaran Kimia Siswa Smk Kelas XI Jurusan Pertanian Tahun Pelajaran 2013/2014

    Full text link
    Di SMK Pertanian pembelajaran kimia termasuk kelompok adaptif dimana setiap minggunya hanya 2 jam pelajaran sehingga tidak cukup untuk melakukan praktikum dan belum menggunakan multimedia interaktif untuk media pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pengembangan multimedia pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar di SMK Teknologi Pertanian dan menghasilkan produk media pembelajaran Kimia menggunakan Adobe Flash CS 5.5 yang memenuhi kriteria baik pada pokok bahasan Elektrolit dan Elektrokimia. Model penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model prosedural yang bersifat deskriptif. Data yang diperoleh melalui angket, tes dan wawancara. Teknik yang digunakan untuk analisis data adalah deskriptif kualitatif. Prosedur pengembangan media ini dengan melalui beberapa tahapan antara lain: a) analisa potensi dan masalah, b) pengumpulan data, yang meliputi pengkajian materi, pengkajian perangkat pembuatan media, pengkajian penggunaan media c) pembuatan desain media atau storyboard d) pembuatan media, meliputi proses editing, produksi dan penyelesaian e) validasi dan uji coba f) produk jadi. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan berupa multimedia interaktif berupa makromedia flash pada materi elektrolit dan elektrokimia dan berdasarkan hasil validasi dari ahli media, ahli materi, guru dan respon dari siswa menunjukkan bahwa multimedia interaktif memenuhi kriteria baik

    Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia Berbasis Blog Untuk Materi Struktur Atom Dan Sistem Periodik Unsur SMA Kelas XI

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan menghasilkan modul pembelajaran kimia berbasis blog yang memenuhi kriteria baik digunakan dalam pembelajaran kimia untuk materi struktur atom dan sistem periodik unsur SMA kelas XI berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, dan guru mata pelajaran kimia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang mengadaptasi model pengembangan Borg and Gall. Langkah-langkah pengembanganya adalah sebagai berikut : (1) analisis potensi dan masalah, (2) perencanaan, (3) pengembangan draft produk, (4) tahap validasi dan revisi, (5) uji coba skala kecil dan revisi, (6) uji coba skala menengah dan revisi, (7) uji coba skala besar dan revisi. Kesimpulannya adalah modul pembelajaran kimia berbasis blog yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria baik digunakan dalam pembelajaran kimia. Hal ini sesuai dengan penilaian dari ahli media pembelajaran, ahli materi, dan reviewer. Ahli media menilai baik dengan skor penilaian 85 dari skor maksimal 115 . Ahli materi menilai sangat baik dengan skor penilaian 118 dari skor maksimal 145. Reviewer 1 menilai baik dengan skor penilaian 102 dari skor maksimal 125. Reviewer 2 menilai baik dengan skor penilaian 96 dari skor maksimal 125. Hasil uji coba lapangan pada uji coba skala kecil untuk modul pembelajaran kimia berbasis blog sebesar 50% berada pada kualifikasi cukup baik. Hasil uji coba skala menengah sebesar 63,4% berada pada kualifikasi baik. Hasil uji coba skala besar sebesar 65% berada pada kualifikasi baik
    • …
    corecore