21 research outputs found

    Perencanaan Struktur Apartemen Candiland, Jalan Diponegoro Semarang

    Full text link
    Gedung Apartemen Candiland Semarang memiliki desain struktur yang relatif besar, dengan jumlah tingkat 20 lantai, dimana terdapat 2 lantai untuk keperluan mechanical, electrical, dan plumbing, 3 lantai semi basement untuk keperluan parkir, 1 lantai ground floor untuk keperluan kantor, 16 lantai diatasnya sebagai ruang tinggal apartemen, dan 1 lantai atap. Total dari ketinggian gedung ini 63,45 meter, dimana untuk bangunan high rise building yang didesain terhadap ketahanan gempa perlu adanya penentuan kelas situs bangunan, kontrol terhadap batasan base shear, sistem rangka, partisipasi massa, dan defleksi bangunan yang sesuai dengan peraturan SNI 1726-2012 mengenai Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-Gedung. Peraturan lainnya yang digunakan yaitu peraturan SNI 1727-2013 mengenai Beban Minimum untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain, dan peraturan SNI 2847-2013 mengenai Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. Dengan digunakannya peraturan-peraturan tersebut, diharapkan bangunan yang didisain sudah aman dan layak terhadap kekuatan dan efektifitas material.Konfigurasi bangunan yang memanjang dan tidak simetris, dan kolom sebagai pengaku ke arah yang pendek sedikit menunjukkan ada pengaruh gaya lateral gempa yang mempengaruhi desain struktur, sehingga digunakan struktur dual system, yaitu gabungan Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus dan penggunaan Dinding Geser Khusus. Untuk mengefektifkan fungsi dari dual sytem ini diatur bahwa Rangka Pemikul Momen harus mampu mengaku minimal 25% gaya geser dasar yang terjadi di bangunan untuk masing- masing kombinasi pembebanan

    Perencanaan Struktur Convention Hall Kota Martapura Kalimantan Selatan

    Full text link
    Design structure of this building by SNI 03-1726-2010 on this final report are designed inseismic zoning area of Martapura city using the structure frame system method with configuration structure System Bearer Special Moment (SRPMK). The System Bearer Special Moment (SRPMK) election expected to be a story building structure behave ductile, because structureis ductile energy dissipation capacity were large and has a good carrying capacity in the resist earthquake loads. This system is planned to use the concept of strong column weak beam, where the vertical elements of the structure (column) should be stronger than the horizontal elements of the structure (beam), to be plastically formed jointsfirst on the beam. The joints meeting of the beam-column should also be well designed to avoid collapse first. The analysis of the structure of the building by SNI 03-1726-2010 using SAP software help v10 2000 with the results of the analysis are used to determine the fundamental period of the structure and the forces acting on the structure. Fundamental structural period must be limited so that the structure is not very flexible. Results in the forces acting on the structure is used to design the structure of the building

    Kajian Susut Beton Pada Struktur Beton Bertulang Yang Cepat Bongkar Perancah Studi Kasus Gedung Ict Center Universitas Diponegoro

    Full text link
    Pembongkaran bekisting biasanya dilakukan setelah beton berumur 14 hingga 28 hari, namun pada Gedung ICT Center Universitas Diponegoro bekisting sudah dibongkar pada saat beton berumur 7 hari. Pada saat pembongkaran tidak terjadi keretakan, tetapi setelah beberapa waktu balok tersebut mengalami keretakan. Keretakan terjadi ketika hanya ada berat sendiri dan beban hidup belum bekerja. Belum diketahui penyebab keretakan yang terjadi sehingga dilakukan kajian apakah rangkak atau susut yang menjadi faktor penyebab timbulnya retakan yang terjadi. Kajian susut beton bertulang ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah penyebab keretakan pada balok beton diakibatkan oleh susut beton atau faktor penyebab keretakan lainnya.Metode kajian dilakukan dengan menganalisis keadaan serta kondisi balok dan pelat pada gedung ICT Center dengan pembebanan berupa beban mati yang bekerja seperti beton cair yang belum mengeras, bekisting, dan perancah yang dimodelkan dalam 2 kondisi. Analisis dengan menggunakan program SAP2000 digunakan untuk menghitung regangan tarik akibat momen dan regangan susut yang tidak memperhitungkan pengaruh pengekangan tulangan akibat bongkar perancah pada usia beton baru mencapai 7 hari. Beton yang ditinjau adalah beton yang berumur 7, 14, 21, dan 28 hari pada daerah balok induk, balok anak, dan pelat lantai.Hasil analisis menunjukkan bahwa regangan saat bekisting dilepas yaitu umur 7 hari sampai dengan 28 hari, nilai dari regangan tarik di tepi semakin mengecil untuk umur beton yang bertambah. Hasil perhitungan regangan akibat susut menunjukan bahwa beton mengalami regangan susut pada saat 1 hingga 3 minggu setelah bekisting dilepas dan nilai regangan susut semakin kecil pada saat ditinjau terhadap beton umur 28 hari. Penjumlahan aljabar regangan tarik akibat momen dengan regangan akibat susut yang menghasilkan regangan total dibandingkan dengan batas crack. Didapatkan bahwa regangan total dari balok induk, balok anak 1, balok anak 2, dan pelat yang ditinjau pada kondisi 1 maupun kondisi 2 bernilai kurang dari batas crack, sehingga dapat disimpulkan bahwa beton tidak mengalami keretakan yang disebabkan oleh faktor susut pada beto

    Perencanaan Struktur Gedung @Hom Hotel Kudus Berdasarkan Sni 03-1726-2012

    Full text link
    The structure of @HOM Hotel Kudus building design by SNI 03-1726-2012. To obtain ductile structure, special moment resisting frame (SRPMK) used. The analysis of the structure using SAP2000 software. Loading structure refers to SNI 03-1727-2013. Required for earthquake resistant buildings should not happen bristle failure. Thus the plastic hinge detail and beam-column joint must be calculated correctly. Lateral deflection requirements beetween floors should be controlled so that the stiffness of structure is not soft

    Perencanaan Struktur Gedung Kuliah Utama Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang

    Full text link
    A Multifunctional building to support learning activities has become an urgent need for the faculty of engineering of UNDIP as some departments have limited lecture rooms. The Construction of such building is a solution for better and comfortable lecture facilities at the Faculty of Engineering. The building structure is design as SRPMK or Special Moment Resisting Frame based on SNI 03-1726-2012 and SNI 03-2847-2002. The structure analysis and design of the building was conducted using a structural analysis program and Cad software. This thesis looks into structural design of Slabs, Beams, Columns, Lifts, Beam-Coloumn Joints, Tie Beam and Fondations

    Evaluasi Desain Struktur Gedung Training Centre II Universitas Diponegoro

    Full text link
    Desain struktur dari Gedung Training Centre II Universitas Diponegoro Semarang memiliki jarak antar kolom yang relatif dekat dan jumlah tingkat yang tidak terlalu tinggi, namun memiliki dimensi kolom dan balok yang besar. Dimensi tersebut merupakan hasil perencanaan Konsultan Perencana yang mengacu pada kriteria desain SNI 1726-2002 mengenai struktur gempa, SNI-1727-1989 mengenai pembebanan, dan SNI 2847-2002 mengenai struktur beton, dimana standar-standar tersebut bukan merupakan standar terbaru saat gedung tersebut dilaksanakan pada tahun 2015. Beberapa hal tersebut menjadi dasar dilakukannya evaluasi desain struktur ini. Evaluasi desain struktur gedung dilakukan dengan melakukan perhitungan ulang dengan mengacu pada kriteria-kriteria saat ini yaitu SNI 1726-2012, SNI 1727-2013, dan 2847-2013. Berdasarkan analisis gempa menunjukkan gedung tersebut termasuk dalam Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan harus menggunakan konsep kolom kuat - balok lemah. Hasil evaluasi menunjukan terjadinya overdesain pada desain eksisting yang direncanakan Konsultan Perencana, perbedaan paling signifikan terjadi pada struktur kolom dan fondasi. Pada beberapa elemen struktur seperti pada pelat untuk ruangan tertentu dan tulangan torsi balok desain eksisiting tidak memenuhi standar yang berlaku

    Evaluasi Struktur Dengan Pushover Analysis Pada Gedung Kalibata Residences Jakarta (the Evaluation of the Structure by Using Pushover Analysis of Kalibata Residences Building Jakarta)

    Full text link
    Pushover Analysis is a means to provide solutions based on Performanced Based Seismic Design, which in essence is to find the capacity of the structure. Pushover analysis procedure to provide a static load in the lateral directions is increased gradually (incremental) until it reaches the target displacement or achieving certain collapse. In the analysis is performed to determine the seismic behavior of structure and the actual amount of ductility and reduction factor of the actual earthquake. Lateral loading pattern given in the pushover analysis is the burden of multi-modal lateral, each style of respone to the combination of modal analysis performed by the method of SRSS (Square Root of the Sum of Square). The result obtained from pushover The results obtained from pushover analysis ductility (μΔ) the actual direction of x (positive) = 3.85, x direction (negative) = 3.96 and ductility (μΔ) actual y direction (positive) = 2.97, y direction (negative) = 3.15. Seismic reduction factor (R) the actual direction of x (positive) = 6.2, x direction (negative) = 6.3 earthquake and the reduction factor (R) actual y direction (positive) = 4.7, y direction (negative) = 5.0. This shows that the ductility (μΔ) and the actual reduction factor of the earthquake (R) which occurs in accordance with the actual SNI 03-1726-2002 (μm = 4.0 and Rm = 6.5 for the dual system consisting of a shear wall structure and SRPMM reinforced concrete)
    corecore