107 research outputs found

    Analisis Pola Pemukiman Di Lingkungan Perairan Di Indonesia

    Get PDF

    Eksperimentasi Metode Reciprocal Teaching Pada Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Man Purworejo

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang menggunakan metode pembelajaran reciprocal teaching dengan prestasi belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IS MAN Purworejo. Pengambilan Sampel menggunakan teknik simple random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan tes prestasi belajar. Data analisis menggunakan uji normalitas, uji kesamaan dua variansi, dan uji hipotesis menggunakan uji t.Berdasarkan uji beda dua rata-rata (uji pihak kanan) dengan n1 = 32, n2 = 32, taraf signifikansi 5% dan DK = 62 diperoleh thitung = 2.643 > ttabel = 1.6698. Sedangkan dengan melihat nilai rata-rata dari kedua kelompok dimana rata-rata kelas eksperimen = 74.58 dan rata-rata kelas kontrol = 67.08. Hasil penelitian menunjukan bahwa prestasi belajar ekonomi siswa yang mendapatkan metode pembelajaran reciprocal teaching lebih baik dibandingkan siswa yang mendapatkan metode pembelajaran konvensional

    Ketahanan Lima Jenis Kayu Asal Cianjur Terhadap Jamur

    Get PDF
    Lima jenis kayu kurang dikenal yaitu kayu ki hiur(Castanopsis acuminatissimaA.DC.), huru pedes (Cinnamomun iners Reinw Ex Blume.), huru koja(Litsea angulata Bl.), ki kanteh (Ficus nervosa Heyne), and ki bonem (Horsfieldia glabra Warb.), diuji ketahanannya terhadap sebelas jamur pelapuk menggunakan metode Kolle-flask. Contoh uji setiap kayu diambil dari bagian tepi dan dalam dolok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua jenis kayu yang diteliti termasuk kelompok kayu tidak-tahan terhadap jamur (kelas IV). Kehilangan berat kayu bagian dalam lebih rendah yaitu 14,99% dibandingkan dengan kayu bagian tepi dolok yaitu 15,76%, namun kedua bagian tersebut termasuk dalam kelompok kayu tidak-tahan (kelas IV). Kehilangan berat tertinggi terjadi pada bagian dalam kayu Cinnamomun iners yang diuji dengan P. sanguineus HHBI-324 yaitu 56,19%. Kemampuan jamur dalam melapukkan kayu mulai yang paling tinggi sampai yang rendah adalah Pycnoporus sanguineus HHBI-324, Tyromyces palustris, Trametes sp., Schizophyllum commune, Polyporus sp., Coriolus versicolor, Postia placenta, Lentinus lepideus,P. sanguineus HHBI-8149, Dacryopinax spathularia,dan Chaetomium globosum

    Ketahanan Lima Jenis Kayu Asal Ciamis Terhadap Sebelas Strain Jamur Pelapuk

    Get PDF
    Lima jenis kayu yaitu kayu tangkalak(Litsea roxburghii Hassk.), cangkring (Erythrina fusca Lour.), kayu putih(Melaleuca cajuputi Powell.), ki tanah (Zanthoxylen rhetsa D.C.), dan huru leueur (Sterculia cordata Blume.), diuji ketahanannya terhadap sebelas jamur menggunakan metode Kolle-flask. Contoh uji setiap kayu, masing-masing diambil dari bagian luar dan dalam dolok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu tangkalak dan ki tanah termasuk kelompok kayu tahan (kelas II), sedangkan kayu putih, cangkring dan huru leueur termasuk kelompok kayu tidak-tahan (kelas IV). Ketahanan kayu dari pohon berbeda nampak bervariasi. Pada kelima jenis kayu, pohon pertama (P-I) termasuk kelas III, sedangkan pohon kedua dan ketiga (P-II dan P-III) dikelompokkan ke dalam kelas IV. Kehilangan berat kayu bagian dalam dolok yaitu 9,67% termasuk kelompok kayu agak-tahan (kelas III), lebih rendah dibandingkan dengan kehilangan berat kayu bagian tepi dolok, yaitu 10,67% termasuk dalam kelas IV (kelompok kayu tidak-tahan). Kehilangan berat tertinggi terjadi pada bagian dalam dolok pohon P-I kayu cangkring (E. fusca) yang diuji dengan Pycnoporus sanguineus HHB-324 yaitu 51,9%. Kemampuan fungi untuk melapukkan kayu bervariasi bergantung kepada kayu dan jenis atau strain fungi yang menyerangnya. Kemampuan jamur dalam melapukkan kayu mulai yang tertinggi sampai yang terendah adalah P. sanguineus HHBI-324, P. sanguineus HHBI-348, Polyporus sp. HHBI-209, Trametes sp., Polyporus sp. HHBI-371, Schizophyllum commune, Chaetomium globosum, P. sanguineus HHBI-345,P. sanguineus HHBI-8149,Marasmius sp. dan Dacryopinax spathularia

    Kemampuan Pelapukan 10 Strain Jamur Pada Lima Jenis Kayu Asal Kalimantan Timur

    Get PDF
    Sepuluh strain jamur pelapuk diuji kemampuannya untuk melapukkan lima jenis kayu anggota famili Dipterocarpaceae dengan mengacu SNI 7207:2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Schizophyllum commune merupakan jamur pelapuk putih yang memiliki kemampuan tertinggi, kemudian diikuti oleh Trametes sp., Pycnoporus sanguineus, Tyromyces palustris, Phlebia brevispora, Polyporus sp. HHBI-209, Polyporus sp. HHBI-371, Chaetomium globosum,dan Dacryopinax spathularia, sedangkan kemampuan terendah terdapat pada jamur pelapuk coklat, Lentinus lepideus. Kehilangan berat kayu tertinggi didapatkan pada kayuDipterocarpus glabrigemmatus yang diumpan S. commune, sedangkan kehilangan berat terendah terdapat pada kayuD. glabrigemmatus dan Shorea hopeifolia yang diumpan L. lepideus. Berdasarkan klasifikasi ketahanan kayu terhadap serangan jamur pelapuk maka lima jenis kayu yaitu keruing (Dipterocarpus pachyphyllus, D. stellatus, D. glabrigemmatus), resak (Vatica nitens) dan meranti(S. hopeifolia) termasuk kelompok kayu tahan (kelas II)

    Ketahanan Enam Jenis Kayu Terhadap Jamur Pelapuk

    Full text link
    Enam jenis kayu kurang dikenal yaitu kayu huru kacang (Neolitsea triplinervia Merr.), beleketebe (Sloaneasigun Szysz.), tunggereuk (Castanopsis tunggurrut A.DC.), ki endog (Acer niveumBl.), huru mentek (Linderapolyantha Boerl.) dan mimba (Azadirachta indica Juss.), diuji ketahanannya terhadap jamur menggunakan metode Kolle-flash. Contoh uji setiap kayu diambil dari bagian luar dan dalam dolok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa A. indicadikelompokkan ke dalam kayu tahan (kelas II), C. tunggurrut dan L. polyanthatermasuk kelompok kayu agak-tahan (kelas III), sedangkan N. triplinervia,S. sigun dan A. niveum termasuk kelompok kayu tidak-tahan (kelas IV). Kehilangan berat kayu bagian dalam lebih rendah yaitu 8,26% (termasuk kelas III) dibandingkan dengan kayu bagian luar dolok yaitu 12,40%, yang termasuk dalam kelompok kayu tidak-tahan (kelas IV). Kehilangan berat tertinggi terjadi pada bagian tepi kayu N. triplinervia yang diuji dengan P. sanguineus HHB-324 yaitu 54,8%

    Ketahanan Empat Jenis Kayu Hutan Tanaman terhadap Beberapa Jamur Perusak Kayu

    Full text link
    Pada umumnya kayu dari hutan tanaman memiliki diameter kecil dan mudah terserang jamur Perusak kayu. Ketahanan empat jenis kayu hutan tanaman (Acacia aulacocar pa A. Cunn., Acacia auriculiformis A. Cunn., Acacia crassicarpa A. Cunn., dan Eucalyptus pellita F.v.M.) diuji terhadap jamur menggunakan standar DIN 52176 yang telah dimodifikasi. Contoh uji dibagi dalam dua kelompok secara radial, yaitu bagian tepi dan dalam dolok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu Acacia aulacocar pa dan Eucalyptus pellita termasuk kelompok kayu agak-tahan (kelas III) dan kayu Acacia auriculiformis dan Acacia crassicarpa termasuk kelompok kayu tidak-tahan (kelas IV).Berdasarkan dua kelompok contoh uji, kehilangan berat kayu bagian dalam sebesar 6,3% (kelas III) lebih rendah dibandingkan dengan kehilangan berat kayu bagian tepi sebesar 12,4% (kelas IV). Kehilangan berat tertinggi (36,8%) terjadi pada bagian tepi kayu Acacia crassicarpa yang diletakkan pada biakan Polyporus sp. Sedangkan kehilangan berat terendah (0,8%) terjadi pada bagian dalam kayu Acacia crassicarpa yang diletakkan pada biakan Pycnoporus sanguineus HHB-8149. Berdasarkan kemampuan jamur untuk melapukkan kayu, kemampuan tertinggi dijumpai pada Tyromyces palustris, kemudian diikuti Polyporus sp., Pycnoporus sanguineus HHB-324, dan Schizophyllum commune

    The Analysis of Honeydue Supply in Sragen Regency

    Full text link
    This research aimed to analyze some factors which influence the supply of honeydue in Sragen Regency and to analyze the elasticity supply of honeydue in Sragen Regency. The basic method used in this research is the descriptive analysis. The research location is chosen purposively, namely in Sragen Regency. Whereas the kind of data used in this research is secondary data of time series during 16 years since 1990 - 2005. The correlation between the supply of honeydue and some influenced factors is formulated into lag model which is distributed into Nerlove model approach. From the result is of analysis. obtained the value of coefficient correlation (R2) is 0,87 and adjusted R2 is 0.79. From value of F test, is (0,001) significant with level of trust 95 %. The result of analysis at t test shows that variable price of honeydue at previous year, price of TSP fertilizer at year t and honeydue production at previous year are variables which have obvious influence toward the supply of honeydue in Sragen Regency. Whereas variable price of water melon at previous year, rainfall and water melon production at previous year don't give obvious influence toward the supply of honeydue in Sragen Regency. The result of t test, obtained function model of honeydue supply in Sragen Regency as follow: Qt = 3716,109 + 21,358 Pmt-1 + 0,834 Pst-1 + - 16,46 Pttsp + 0,365 Wt + 0,483 Qmt-1 + - 0,092 Qst-1. Based on the most influence value of coefficient regression partial, variable price of honeydue at previous year is the highest one. So this variable has the biggest influence toward the supply of honeydue in Sragen Regency. The elasticity of honeydue supply in long terms is more elastic than those in short terms
    • …
    corecore