5 research outputs found

    Penggunaan Vitamin C Dan Suhu Pengeringan Pada Pembuatan Chip (Irisan Kering) Labu Kuning La3 (Cucurbita Moschata)

    Full text link
    Labu kuning LA3 adalah labu unggul hasil penyilangan yang karakteristiknya mudah rusak selama proses penyimpanan. Salah satu alternatif untuk memperpanjang masa simpan adalah mengolahnya sebagai chip atau irisan kering. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi vitamin C dan suhu pengeringan terhadap karakteristik mutu fisik dan kimia chip labu kuning. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu konsentrasi vitamin C (0,4%, 0,5%, dan 0,6%) dan suhu pengeringan (40oC, 50oC, dan 60oC). Chip labu kuning yang dibuat dengan perbedaan konsentrasi vitamin C dan suhu pengeringan memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai rendemen, higroskopisitas, kecerahan, kadar air, kadar vitamin C, dan kadar beta karoten. Produk chip labu kuning LA3 terbaik adalah produk yang dibuat dengan dengan konsentrasi vitamin C 0,5% dan pengeringan dengan suhu 40oC. Chip labu kuning yang menghasilkan karakteristik mutu terbaik dari perlakuan yang ada, memiliki karakteristik nilai rendemen sebesar 5,48%; higroskopisitas 12,79 %, kecerahan 94,27, kadar air 11,49 %, kadar vitamin C 2,47 %, dan kadar beta karoten sebesar 13,20 mg/100 g bahan

    Karakterisasi Tempe Koro Pedang (Canavalia Ensiformis (L)) yang Dibuat dengan Variasi Persentase Ragi dan Jenis Pengemas

    Full text link
    Tempe merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang dibuat melalui proses fermentasi dan mengandung nutrisi yang tinggi. Selama proses fermentasi, komponen-komponen yang kompleks akan dihidrolisis oleh kapang menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Pemanfaatan bahan pangan lokal perlu ditingkatkan untuk mengurangi laju impor dan memperkuat ketahanan pangan lokal. Pada penelitian ini, koro pedang digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh jenis pengemas dan persentase ragi terhadap karakteristik fisik, kimia dan organoleptik tempe yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Variasi jenis pengemas dan persentase ragi terdiri dari A1B1 (plastik:1%), A1B2 (plastik:1,5%), A1B3 (plastik:2%), A2B1 (daun:1%), A2B2 (daun:1,5%), dan A2B3 (daun:2%). Data yang diperoleh diolah menggunakan sidik ragam. Jika terdapat hasil data yang berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut menggunakan BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf 5%. Analisis organoleptik dilakukan dengan Uji Friedman pada taraf 5%. Hasil uji efektivitas menunjukkan nilai terbaik dari formulasi yaitu perlakuan A1B2 (jenis pengemas plastik dengan persentase ragi 1,5%). Karakteristik tempe dari perlakuan tersebut memiliki nilai kecerahan warna 62,22; tekstur 130,92 g/10mm; kadar air 64,86%; kadar abu 1,96%; kadar lemak 6,84%; kadar protein 16,62%; kadar karbohidrat 9,72%; dan kadar serat 3,66 %

    Indeks Glikemik Beras Analog dari Mocaf dengan Substitusi Jagung, Ubi Jalar Ungu dan Wortel

    Full text link
    Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui IG beras analog berbahan dasar mocaf dengan substitusi tepung jagung, tepung ubi jalar ungu dan wortel. Nilai IG dari 3 sampel beras analog yang tersedia (80 % mocaf: 20 % tepung jagung; 80 % mocaf: 20% tepung ubi ungu; 80 % mocaf: 20 % wortel) ditentukan untuk 10 panelis. Panelis disiapkan untuk mengkonsumsi 50 g karbohidrat dari sampel beras analog dan uji makanan dilakukan terpisah sekali setelah semalam berpuasa. Pengukuran glukosa darah kapiler dilakukan sebelum dan selama 120 menit setelah masing-masing beban makanan. IG beras analog berbasis mocaf dengan substitusi jagung, ubi jalar ungu dan wortel secara berturut-turut yaitu 59,20; 61,98 dan 64,87 yang berada pada kategori sedang
    corecore