5 research outputs found

    Kajian Probabilitas Jatuhnya Pesawat Terbang di Area Tapak Reaktor Daya Eksperimental (RDE) PUSPIPTEK Serpong

    Full text link
    Telah dilakukan kajian probabilitas jatuhnya pesawat terbang di area tapak RDE di kawasan Puspiptek Serpong untuk keperluan perizinan tapak RDE. Tujuan penelitian untuk mengetahui probabilitas kejadian jatuhnya pesawat terbang di area tapak RDE. Metodologi penelitian yang digunakan meliputi pengumpulan data sekunder dan primer, identifikasi sumber potensi bahaya (bandara) di sekitar tapak RDE dan pemetaan sebarannya, penapisan awal menggunakan nilai Screening Distance Value (SDV) dan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), serta perhitungan nilai probabilitas jatuhnya pesawat di area tapak. Penelitian dilakukan bulan Desember 2015 - Juni 2016. Hasil penelitian menunjukkan di sekitar tapak RDE terdapat 7 lapangan terbang, yaitu Soekarno Hatta (Soetta), Halim Perdanakusuma, Atang Sendjaja, Budiarto, Pondok Cabe, Rumpin dan Pulau Panjang dengan jarak berkisar 11,72 – 79,641 km dari tapak RDE. Berdasarkan nilai SDV (bandara kecil 10 km & besar 16 km) tapak RDE berada di luar radius SDV bandara. Namun demikian, berdasarkan KKOP (14,5 km), tapak RDE berada dalam radius KKOP dari 2 bandara yaitu Budiarto dan Pondok Cabe. Perhitungan probabilitas menunjukkan bahwa potensi jatuhnya pesawat terbang di area tapak RDE yang berasal dari Bandara Budiarto 0,0066 x 10-7 kejadian/tahun dan dari Pondok Cabe 0,0278 x 10-7 kejadian/tahun. Nilai probabilitas tersebut masih lebih rendah dibandingkan kriteria dalam laporan IAEA (10-7 kejadian/tahun) sehingga tapak RDE dikategorikan aman dari potensi jatuhnya pesawat terbang

    Aplikasi Data Penginderaan Jauh dan Sig dalam Pemilihan Tapak Potensial Pltn Kalimantan Barat

    Full text link
    APLIKASI DATA PENGINDERAAN JAUH DAN SIG DALAM PEMILIHAN TAPAK POTENSIAL PLTN KALIMANTAN BARAT. Untuk inventarisasi tapak potensial PLTN di wilayah pesisir Kalimantan Barat telah dilakukan penelitian di sepanjang pesisir di Provinsi Kalimantan Barat berdasar kriteria yang berlaku dalam pemilihan tapak PLTN. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan tapak potensial PLTN di wilayah pesisir provinsi Kalimantan Barat berdasarkan kriteria yang berlaku. Metode penelitian meliputi pengumpulan data primer, interpretasi data penginderaan jauh dan analisis pembobotan berbasis sistem informasi geografi. Hasil pemeringkatan diperoleh 6 tapak potensial PLTN yang sesuai, yaitu: peringkat pertama di desa Air Besar, kecamatan Kendawangan, peringkat kedua di desa Sie, kecamatan Simpang, kabupaten Kayong Utara, peringkat ketiga ada di desa Sungai Kanan, Kecamatan Muara, kabupaten Ketapang, peringkat keempat berada di desa Sungai Nanjung, peringkat kelima berada di desa Kendawangan Kanan, kabupaten Ketapang dan peringkat keenam terdapat di desa Matang, kecamatan Paloh, kabupaten Sambas. Hasil analisis kesesuaian lahan menunjukkan bahwa semua tapak yang terpilih telah memenuhi kriteria umum dan khusus dalam pemilihan tapak potensial PLTN, antara lain: bukan merupakan lahan gambut, serta jauh dari pemukiman

    Studi Pendahuluan Pengendapan Cerium, Lanthanum, dan Neodymium dari Larutan Klorida Menggunakan Sodium Karbonat pada Pengolahan Monasit Bangka

    Full text link
    Mineral monasit sebagai mineral ikutan penambangan timah di Kepulauan Bangka Belitung mengandung unsur tanah jarang ringan, diantaranya Cerium (Ce), Lanthanum (La), dan Neodymium (Nd). Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh konsentrat unsur tanah jarang karbonat melalui proses pengendapan dengan sodium karbonat (Na2CO3), serta menentukan pengaruh konsentrasi dan volume Na2CO3 terhadap recovery pengendapan Ce, La, dan Nd. Persiapan umpan dilakukan dengan mengikuti rute proses pengolahan monasit menggunakan metode basa meliputi tahapan dekomposisi, pelarutan, dan pengendapan unsur radioaktif. Recovery pengendapan tertinggi untuk Ce, La, dan Nd yaitu sebesar 10,84%, 7,81%, dan 2,68% pada penggunaan Na2CO3 dengankonsentrasi 30% wt dan volume 55 mL

    A Study of Cerium Extraction From Bangka Tin Slag Using Hydrochloric Acid

    Full text link
    Bangka Tin Slag (BTS) was a tin-smelting waste containing high silica and other elements that have high economic value, including cerium, which is a rare earth element. Silica and Ce2O3 contents in BTS were 32.86 % and 1.35 % respectively. Other elements that have high concentrations in BTS include 15.46 % of CaO, 10.88 % of Al2O3, and 9.20% of Fe2O3. The objective of this study was to determine the optimum conditions for cerium extraction using HCl, which includes HCl concentration, temperature, particle size, stirring speed, and dissolution time. In addition, the effect of these parameters on Ce extraction was also studied. The one-factor-at-time method was used to determine the optimum conditions. Pretreatment of BTS with the alkaline fusion method and water leaching was done to reduce both the silica content and increasing its porosity. Alkaline fusion carried out at 700 ℃ using NaOH converts the silica into water-soluble sodium silicate. Characterization of the slag structure before and after the pretreatment process was completely carried out by using X-ray diffraction (XRD), X-ray fluorescence (XRF), Scanning electron microscope (SEM), and optical microscope. Furthermore, measurement of Ce content in the filtrate of the dissolution process was performed with inductively coupled plasma – optical emission spectrometry (ICP-OES). The results showed that the optimum of 75.16 % Ce was extracted by using some parameter conditions, namely by 2.5 M of HCl concentration, at the temperature of 40 ℃, with the particle size of –325 mesh, stirring speed of 150 rpm, and dissolution time of 180 minutes. Each parameter gives a significant effect on Ce extraction, wherein the initial stage, the increase in the value of each parameter gives an increase in Ce extraction and begins to decrease when equilibrium occur
    corecore