15 research outputs found
PREDIKSI RESIDUAL VELOCITY PADA FENOMENA TERMINAL BALLISTIC DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN ANALITIK
Uji balistik antara munisi dan plat baja armor merupakan bagian penting didalam proses desain munisi dan material armor. Penggunaan dua metode yaitu eksperimen dan analitik dilakukan untuk mendapatkan data yang valid dan tidak banyak membutuhkan biaya yang besar. Penelitian Terminal ballistic dari eksperimen untuk mendapatkan residual velocity proyektil akan dibandingkan dengan hasil perhitungan analitik. Untuk mendapatkan data residual velocity yang lebih solid dengan metode analitik, maka digunakan dua model perhitungan yaitu Lambert-Zukas dan THOR. Hasil dari eksperimen terminal ballistic munisi kaliber 12.7mm menghasilkan residual velocity sebesar 729,09m/s menurun sebesar 14,42% dari impact velocity 851,96 m/s. Data hasil eksperimen tersebut kemudian digunakan dalam analitik menghasilkan residual velocity model Lambert-Zukas sebesar 701,01 m/s dan model THOR 707,84 m/s. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan metode analitik cukup dapat dijadikan acuan dalam mendapatkan data residual velocity. Hasil Analisa model analitik dengan variabel impact velocity yang menurun hingga 400 m/s menunjukkan terjadi penurunan residual velocity yang konsisten antara 2 model analitik, yang menjawab bahwa impact velocity berpengaruh terhadap besar penurunan kecepatan proyektil setelah menembus sasaran. Penelitian lebih lanjut dengan menggunakan variabel sudut perkenaan dan penggunaan berbagai material sasaran maupun proyektil sangat dibutuhkan
KESESUAIAN SPESIFIKASI SISTEM PERSENJATAAN TANK BOAT TERHADAP PERSYARATAN PENGGUNA DI LINGKUNGAN TNI AD
Indonesia merupakan negara maritim yang terbesar di dunia dengan 80% dari wilayahnya yang berupa lautan. Hal ini menyebabkan susahnya pengawasan terhadap keamanan dan kedaulatan wilayah NKRI khususnya dalam sektor maritim. Oleh karena itu dibutuhkan desain konsep kapal cepat catamaran yang baik sebagai alusista perang dan pengamanan wilayah maritim Indonesia. Penelitian ini bertujuan membuat rancangan konsep kapal jenis Tank Boat dan sistem senjata yang berbasis teknologi persenjataan dalam negeri. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus yaitu perancangan sistem senjata pada Tank Boat melalui pendekatan System Engineering Approach atau Pendekatan Sistem Rekayasa. Metode yang digunakan di pembahasan yaitu menggunakan teknik analisis data House of Quality yang merupakan tahapan pertama penerapan Quality Function Deployment (QFD) dalam melakukan klasifikasi kebutuhan pengguna berdasarkan tingkat kepentingan sehingga didapatkan skala prioritas. Dari hasil analisa menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD), didapat tingkat kebutuhan pengguna terhadap kapal dan sistem senjata pada Tank Boat dengan penentuan nilai Benchmark Performance (BP) terhadap karakteristik desain tertinggi hingga terendah. Hasil yang didapat yaitu nilai Benchmark Performance dan Skala Prioritas yang telah diurut dan disusun yaitu bahwa karakteristik desain yang memiliki skala prioritas
ANALISIS PENGARUH PROSES AGING TERHADAP KADAR STABILIZER PROPELAN DOUBLE BASE MUNISI KALIBER KECIL
Nitrat Ester sebagai bahan utama propelan secara alamiah mengalami proses dekomposisi berkelanjutan (proses aging) yang menyebabkan perubahan karakteristik propelan. Proses dekomposisi tersebut tidak dapat dicegah dan hanya dapat diperlambat dengan penambahan stabilizer. Perubahan kadar stabilizer selama proses aging dapat digunakan sebagai indikator dari umur pakai propelan. Pada penelitian ini akan dikaji pengaruh proses aging terhadap perubahan kadar stabilizer pada propelan jenis double base. Metode Artificial Aging digunakan sebagai simulasi proses aging alamiah. Sampel propelan double base dengan stabilizer Diphenylamine (DPA), di-aging secara artificial pada suhu 800C, dengan waktu aging bervariasi (t25 = 0, 3, 6, 9, 12 dan 15 tahun). Perubahan kadar stabilizer dianalisa dengan alat HPLC. Berdasarkan hasil analisa, diketahui bahwa terjadi penurunan kadar DPA dari 0,496% (0 tahun) menjadi 0,166% (15 tahun), dan peningkatan kadar N-NO-DPA dari 0,381% (0 tahun) menjadi 0,565% (15 tahun). Secara keseluruhan, kadar stabilizer efektif dalam sampel propelan menurun sepanjang waktu aging. Hasil penelitian tersebut telah menjawab tujuan dari penelitian bahwa proses aging berpengaruh terhadap perubahan kadar stabilizer pada propelan. Penelitian lebih lanjut dengan waktu aging lebih lama serta analisa karakteristik lain selain kadar stabilizer sangat dibutuhkan
PERBANDINGAN PERFORMA KOMPONEN SENJATA RINGAN DENGAN LAPISAN MANGANESE PHOSPHATE DAN LAPISAN CrSi HASIL PROSES PHYSICAL VAPOR DEPOSITION (PVD)
Untuk meningkatkan umur pakai senjata ringan, salah satu proses yang digunakan adalah pelapisan pada komponennya. Saat ini proses pelapisan yang digunakan pada komponen senjata ringan adalah manganese phosphate. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan akan peningkatan umur pakai senjata ringan, dibutuhkan metoda pelapisan lain untuk komponen senjata ringan. Dalam hal ini physical vapor deposition (PVD). Pada penelitian ini akan dibahas bagaimana performa komponen senjata ringan yang dilapisi mangan fosfat dibandingkan dengan komponen senjata ringan yang dilapisi CrSi dengan metode PVD. Metode yang digunakan untuk menganalisis adalah uji semprotan garam untuk megetahui ketahanan korosinya, uji fungsi senjata, dan pengamatan dengan mikroskop optik untuk mengamati penampakan visualnya. Hasil pengamatan setelah uji semprotan garam selama 24 jam menunjukkan pada komponen senjata ringan PVD, lapisan CrSi yang terbentuk belum terkorosi dan hanya terdapat lapisan/bercak putih. Sedangkan, komponen senjata mangan fosfat mangan sudah terdapat korosi. Komponen senjata ringan yang dilapisi CrSi memiliki nilai Rate of Fire (RoF) yang lebih tinggi pada kondisi tanpa oli maupun dengan oli, bila dibandingkan dengan komponen senjata ringan dengan lapisan mangan fosfat. Tetapi, hasil pengamatan setelah uji fungsi senjata menunjukkan lapisan CrSi belum mampu menahan gesekan yang terjadi pada saat proses penembakan, dimana lapisan sudah hilang pada beberapa bagian. Penelitian ini menunjukkan bahwa lapisan CrSi memberikan peningkatan performa komponen senjata ringan, sehingga mampu meningkatkan umur pakai senjata ringan. Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan kajian yang berhubungan dengan ikatan pada lapisan hasil PVD
PENENTUAN LIFETIME MATERIAL SENJATA RINGAN SS2-V4 KALIBER 5,56MM DENGAN PENDEKATAN KEHANDALAN
Pemeliharaan persenjataan perlu mengetahui usia pakai (lifetime) material pada setiap komponen. Permasalahan yang saat ini dialami oleh satuan pemeliharaan Peralatan AD, senjata ringan khususnya Senapan SS2-V4 Kal. 5,56 mm yang masih dimiliki satuan-satuan tempur, belum mempunyai jadwal periodik penggantian part (Perodical Replacement Part/ PRP) yang dapat memprediksi lifetime material komponen dalam pemeliharaannya. Penentuan lifetime pada material komponen SS2-V4 Kal. 5,56 mm dapat diketahu dengan pendekatan kehandalan. Dengan mengidentifikasi frekuensi kerusakan komponen, komponen kritis pada senjata SS2-V4 Kal.5 56 mm dapat diketahui bahwa, yaitu pena pemukul, rakitan tangkai penegang, penahan pegas pengembali, dan pasak pembatas pena pemukul. Tahapan pemrosesan data dengan menghitung distribusi kerusakan pada komponen kritis dihasilkan nilai distribusi Weibull = 0,9913 dengan parameter β=33,09 dan Ɵ=3011,14, dan membuktikan laju kerusakan terjadi peningkatan. Selanjutnya, tahapan penentuan lifetime, didapatkan nilai MTTF=2961. Batas nilai reliability yang ditetapkan untuk penggantian pada setiap komponen kritis meningkatkan lifetime, yaitu pena pemukul dan pasak pembatas pena pemukul (batas reliability 90%, tembakan ke-2813) meningkatkan lifetime 32,66%, rakitan tangkai penegang (batas reliability 70%, tembakan ke-2918) meningkatkan 12,86% dan penahan pegas pengembali (batas reliability 80%, tembakan ke-2877) meningkatkan lifetime 22,79%.Kata Kunci: Maintenance, Lifetime, Kehandalan, Komponen Kritis, SS2-V4 Kal.5, 56 m
DESAIN KONSEPTUAL SISTEM PERSENJATAAN LOITERING MUNITION DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN ADVANCED WEAPONS SEBAGAI PERTAHANAN PANTAI PERBATASAN INDONESIA
Kekuatan pertahanan suatu negara yang kuat akan mengurangi berbagai ancaman yang datang serta memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi rakyat negara tersebut. Penguatan persenjataan untuk mempertahankan kedaulatan di wilayah laut dengan teknologi terbaru dalam menghadapi ancaman yang meningkat sangatlah penting, salah satunya pengembangan loitering munition. Namun pada pengembangan senjata di indonesia sendiri masih belum mengarahkan pada pengembangan loitering munition. Untuk menganalisa kebutuhan loitering munition untuk meningkatkan kekuatan pertahanan maka dibuat penelitian desain konseptual sistem persenjataan loitering munition sebagai langkah awal pengembangan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian System Engineering Approach dengan teknik analisis data House of Quality (HOQ) yang merupakan tahapan pertama dalam menerapkan Quality Function Deployment (QFD). Hasil penelitian ini menemukan 8 karakteristik desain dimana apabila diurutkan berdasarkan prioritas perhitungan benchmark adalah Kemampuan akusisi target (149), Jenis target (140), Kendali Manusia (134), Hulu ledak (132), Jarak terbang (120), Sistem peluncuran (119), Waktu terbang (110), Jarak target (107). Hasil tersebut kemudian dibuat menjadi desain konseptual loitering munition dengan menggunakan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi target berupa kapal dan kendaraan air lainnya serta kendali manusia untuk memutuskan akan dilakukan serangan atau tidak
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PROPELAN TERHADAP BALISTIK INTERIOR PADA MUNISI KALIBER KECIL
Propelan yang telah digunakan pada munisi dalam negeri berasal dari banyak produsen dan masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik propelan yang diamati pada penelitian ini meliputi komposisi utama, kestabilan, titik nyala, moisture content, bulk density, nilai kalori, bentuk dan ukuran granulasinya. Dalam pembangunan industri propelan di dalam negeri, diperlukan penjelasan ilmiah mengenai pengaruh karakteristik propelan terhadap balistik interior agar penelitian dan pengembangan propelan di dalam negeri dapat sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui eksperimen di laboratorium dan dilanjutkan dengan perhitungan menggunakan metode Heydenreich. Semua karakteristik propelan yang diamati cukup memenuhi spesifikasi yang diperlukan untuk munisi 5.56x45 mm dan karakteristik yang dimiliki propelan cukup memberikan pengaruh terhadap performa propelan. Kemajuan teknologi yang begitu pesat membuat propelan single base (sampel A) mampu memiliki performa seperti propelan double base (sampel B, C dan D). Kecepatan yang dihasilkan pada balistik interior sangat dipengaruhi oleh dimensi granul dari propelan meliputi bentuk dan ukuran granulasi propelan dimana kecepatan pembakaran dari propelan extruded dengan single perforated (sampel A) cukup lebih tinggi daripada propelan dengan bentuk ball (sampel B dan D) dan flattered ball (sampel C). Sampel dengan ukuran diameter lebih kecil (sampel B dan D) memiliki kecepatan pembakaran lebih cepat daripada sampel yang diameternya lebih besar (sampel C). Metode Heydenreich dapat konsisten dengan hasil eksperimen, dapat menghitung kecepatan dan balistik interior terhadap panjang laras.Kata Kunci: Propelan, Karakteristik Propelan, Balistik Interior, Munisi Kaliber Kecil, Metode Heydenreic
KAJIAN TEKNOLOGI PERSENJATAAN MANPADS DENGAN PLATFORM KENDARAAN OPERASIONAL MAUNG 4X4 DALAM MENGHADAPI ANCAMAN PERTAHANAN UDARA INDONESIA
Ancaman udara bagian dari salah satu bentuk ancaman pertahanan, ditambah dengan berkembang pesatnya teknologi berupa drone. PT Pindad sebagai Badan Usaha Milik Negara dalam bidang Industri Pertahanan terus berinovasi dalam melakukan pengembangan alat peralatan pertahanan dan keamanan negara (alpalhankam), dalam hal ini telah menghasilkan produk unggulan yaitu Kendaraan Operasional Maung 4x4. Sebagai bentuk dukungan terhadap alpalhankam, Kementerian Pertahanan melakukan pemesanan yang direncanakan akan ditempatkan di seluruh KODAM di wilayah Indonesia. Dalam upaya pertahanan udara yang disesuaikan dengan rencana tersebut, perlu adanya penambahan sistem persenjataan pada Ranops Maung. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka yakni dengan melakukan kajian dan analisis terhadap sumber-sumber informasi tertulis seperti jurnal ilmiah, buku, laporan dan artikel-artikel. Berdasarkan kajian ilmiah dapat disimpulkan bahwa fitur MANPADS dapat ditambahkan pada kendaraan operasional. Dengan penambahan fitur ini, Kendaraan Operasional Maung dapat difungsikan untuk mengantisipasi dan mencegah adanya serangan udara berupa drone
ANALISA KOMPARATIF SISTEM KERJA PELATUK PADA PISTOL G2 PREMIUM ANTARA SINGLE ACTION DAN DOUBLE ACTION
Dalam senjata api pelatuk merupakan bagian penting yang mengalami perkembangan teknologi modern sejak lama. Ada beberapa sistem kerja pelatuk yang umumnya dibedakan berdasarkan mekanismenya atau yang lebih dikenal dengan “trigger action. Penelitian ini menggunakan metode analisis komparatif, Untuk membandingkan kinerja sistem kerja pelatuk pada pistol produksi PT Pindad dengan kinerja sistem kerja pelatuk pada pistol produksi sejenis. Data yang akan dianalisis meliputi waktu yang dibutuhkan untuk menembakkan satu peluru, jumlah peluru yang dapat ditembakkan sebelum pelatuk harus diganti, dan jarak maksimum tembakan. Pengujian ini dilakukan pada dua buah pistol G2 Premium yang masing-masing menggunakan sistem kerja pelatuk Single Action dan Double Action. Dari hasil penelusuran didapatkan hasil bahwa beberapa penembak lebih menyukai pistol dengan mode Double Action karena mereka menganggap lebih aman dari pada saat menggunakan mode Single Action. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem kerja pelatuk single action dan double action pada pistol G2 premium tidak mempengaruhi akurasi, dispersi, erosi dan usia kehidupan laras seta daya tahan senjata itu sendiri. Perbedaan pistol dengan mode single action dan double action lebih kepada kenyamanan dan kebiasaan pengguna
Comparison of Ballistic Performance Between Conventional and Modern Artillery Weapons: A Review on the M777 Howitzer Cannon
Advances in artillery weapon technology have resulted in major changes in ballistic performance from conventional to modern weapons. Within this framework, our research investigates and compares the ballistic performance between traditional and modern artillery weapons, focusing on the M777 howitzer cannon as a modern representation. With a comprehensive approach, we evaluated key parameters such as effective firing range, precision, and resistance to environmental factors. We assessed the precision capabilities and operational range of the M777 in comparison to similar conventional weapons. We used both simulation and field-testing methods to collect essential data. The results of our analysis show that the M777 has advantages in precision of fire and effective range compared to conventional artillery weapons. Nonetheless, new challenges such as digital technology integration and environmental dynamics affect overall ballistic performance. This research provides valuable insights for the development of future artillery weapons and more flexible defense strategies