8 research outputs found

    The Effectiveness of CPS-ALM Model in Enhancing Statistical Literacy Ability and Self Concept of Elementary School Student Teacher

    Get PDF
    The focus of this study is to examine comprehensively statistical literacy and self- concept enhancement of elementary school student teacher through CPS-BML model in which this enhancement is measured through N-gain.  The result of study indicate that the use of Collaborative Problem Solving Model assisted by literacy media (CPS-ALM) model contribute to student’s statistical literacy enhancement better than expository learning (EL).  It is identified also that there is difference in student’s self- concept enhancement between CPS-ALM group and EL group.  CPS-ALM group achieve enhancement in medium category with N-gain average is 0.33, while EL group achieve enhancement in low category with N-gain is 0.16.  One way which trigger enhancement of student’s statistical literacy and self concept is the use collaborative mode.  Indicators of statistical literacy and self concept are identified to experience enhancement when collaborating, in which students are demanded to have confidence toward statistic ability they have when delivering creative ideas.  Exploration done by students toward self ability need a belief toward their ideas in Statistic Education course. Keywords: Statistical literacy, Self concept, CPS-ALM Model, Elementary School Student Teache

    Hubungan Faktor Fisik-kimia Lingkungan dengan Keanekaragaman Echinodermata pada Daerah Pasang Surut Pantai Kairatu

    Full text link
    The use of the sea resources is not balance with the conservation of sea environment. These effects can decrease the quality of sea resources. One of the sea resources is echinoderms. This sea resource decreased because all the mollucans catch them without considering their age and size (over fishing). Therefore, it is important to conduct future research to see the condition of echinoderms in order to survive its communities. The study found that the environmental physico-chemical conditions in Kairatu sea was highest. The average of temperature was found between 31.57-33.01 oC, the salinity average was between 32.94-33.94% and the pH was between 7.70-7.99. Echinoderms found in these areas were 12 and the areas were 3 classes, 6 orders, 6 families, and 9 genera, with the totals of 498 individuals were found in Kairatu village. The general diversity index at the area was 2.049. While the regression analysis found that there was significant relationship between environmental physico­chemical factors with the diversity index for these 6 types

    Kadmium dan Efeknya terhadap Ekspresi Protein Metallothionein pada Deadema Setosum (Echinoidea; Echinodermata)

    Full text link
    Logam berat kadmium (Cd) bersifat karsinogen, mutagenik dan teratogenik pada beberapa jenis hewan. Ketika berada di dalam sel, Cd akan menginduksi berbagai jenis mekanisme signal transduksi serta mengaktifkan banyak gen. Salah satu efek langsung yang ditimbulkan oleh Cd adalah mengganggu proses homeostasis sel. Mekanisme homeostasis sel terlaksana dengan keberadaan protein metallothionine (MT) yang berperan sebagai protein pengikat logam dan mengurangi efek toksik. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi Cd pada kompartemen tubuh Deadema setosum sekaligus mengkaji efek Cd terhadap ekspresi protein metallothionein pada D. setosum. Hasil analisa kandungan Cd dalam kompartemen tubuh D. setosum menunjukan rerata kadar Cd bervariasi namun pada cangkang (0.67) < duri (0.75) < gonad (1.35) < usus (1.63). Hasil pemulasan imonohistokimia menggunakan antibodi rabit anti MT-1 D. setosum menunjukan sel yang mengekspresikan MT-1 berwarna coklat. Ekspresi protein MT-1 pada gonad, usus, dan hepar menunjukan perbedaan morfologi sel, dimana Cd yang terakumulasi pada setiap sel tergat tergantung pada jenis dan fungsi organ selnya

    The Effects of Heavy Metal Cadmium Against Apoptosis Through Activation of Caspase-3 Protein on Sea Urchins Diadema Setosum

    Full text link
    Efek Logam Berat Kadmium Terhadap Apoptosis Melalui Aktivasi Protein Caspase-3 pada Bulu Babi Diadema setosum Abstract: This study is the Cd metal effect on apoptosis in cells D. setosum urchins. The study iss conducted in the laboratory of LIPI Ambon (Indonesia). TheDoses of the treatment is dissolved 0.0, 1.0, 3.0, 6.0, 9.0, and 12.0 mg / L Cd. Each treatment was repeated 7 times. The age of animal is about 8 months weighs 90 grams with a circumference of 15 cm body. The Experimental animals is fed with grass. The measurement of caspase-3 protein concentrations performed on the liver organ with method Caspase Colorimetric Assay Kit followed by staining Hematoxilen-eosin (HE). Data are analyzed with ANOVA test single and advanced to the MDRS 0:05. The results shows that Cd treatment significantly increases levels of Caspase-3 protein. Caspase-3 protein concentrations highest in treatment dose 12 mcg / L. It is required for further studies which related to the potential increase in Caspase-3 protein as an alternative biomonitoring marine pollution by metals Cd. Key Words: Cadmium, Diadema setosum, Apoptosis, Caspase-3 Abstrak: Telah dilakukan penelitian mengenai efek logam Cd terhadap apoptosis pada sel bulu babi D. setosum. Penelitian dilakukan di laboratorium Balai LIPI Ambon (Indonesia). Dosis-dosis perlakuan adalah 0.0, 1.0, 3.0, 6.0, 9.0, dan 12.0 µg/L Cd terlarut. Pada tiap perlakuan diulang 7 kali. Usia hewan coba sekitar 8 bulan berbobot 90 gram dengan lingkar tubuh 15 cm. Hewan coba diberi makan lamun. Pengukuran konsentrasi protein caspase-3 dilakukan pada organ hepar dengan metode Caspase Colorimetric Assay Kit dilanjutkan dengan pewarnaan Hematoxilen-Eosin (HE). Data penelitian di-analisis dengan ANAVA tunggal dan uji lanjut dengan MDRS 0.05. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perlakuan Cd sangat signifikan meningkatkan kadar protein Caspase-3. Konsentrasi protein Caspase-3 tertinggi pada dosis perlakuan 12 µg/L. Diperlukan kajian lanjutan terkait potensi peningkat-an protein Caspase-3 sebagai satu alternatif biomonitoring pencemaran perairan laut oleh logam Cd

    Pengaruh Cara Pemasakan dengan Waktu yang Berbeda terhadap Komposisi Asam Lemak Omega-3 Ikan Lema (Rastrelliger Kanagurta)

    Full text link
    Ikan lema (Rastrelliger kanagurta) adalah salah satu jenis ikan pelagis kecil yang tertangkap sepanjang tahun dan merupakan jenis ikan ekonomis penting, banyak digemari dan dikonsumsi oleh masyarakat khususnya di kota Ambon. Ikan dapat dikonsumsi secara mentah, juga dapat dikonsumsi melalui cara pemasakan antara lain: perebusan, pemanggangan dan penggorengan. Nilai nutrisi dari ikan yang akan dikonsumsi selain dipengaruhi oleh cara juga waktu pemasakan. Total waktu pemasakan adalah 10-20 menit, tergantung pada ketebalan daging ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh cara pemasakan dengan waktu yang berbeda terhadap komposisi asam lemak omega-3 ikan lema. Ikan lema mentah dan yang dimasak disiapkan sebagai berikut: ikan dikeluarkan insang dan isi Perut, dicuci beberapa kali dengan air mengalir untuk menghilangkan sisa darah dan lendir, ditiriskan selanjutnya dimasak dengan cara rebus, panggang dan goreng selama 10 dan 15 menit, kemudian didinginkan, dikemas secara vakum dan dianalisa komposisi asam lemak omega-3. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh cara pemasakan terhadap asam eikosapentaenoat ikan lema dimana asam eikosapentaenoat dengan cara perebusan lebih tinggi, tetapi tidak ada pengaruh cara pemasakan dengan waktu yang berbeda terhadap asam linolenat, asam eikosapentaenoat dan asam dokosaheksaenoat
    corecore