13 research outputs found

    Kajian Nilai Sambatan dalam Kehidupan Sosial dan Kaitannya dengan Keberlanjutan Masyarakat Desa di Desa Meranti Jaya

    Full text link
    Sambatan merupakan suatu kegiatan tolong menolong tanpa upah yang merupakan refleksi dari manusia sebagai makhluk sosial. Kegiatan ini berasal dari tradisi Jawa yang muncul di daerah transmigrasi. Nilai-nilai dalam sambatan sangat identik dengan ciri khas masyarakat pedesaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai dan makna sambatan, proses dan peluang keberlanjutan sambatan, serta kaitan nilai sosial ekonomi sambatan dengan keberlanjutan masyarakat desa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, data dianalisis secara deskriptif menggunakan metode delphi yang memiliki tiga sampai empat tahap analisis dan pengambilan data untuk mencari jawaban yang konsisten sedangkan penelitian nilai menggunakan metode verbalizabiliti. Sampel penelitian diambil menggunakan metode snowball hingga 30 responden. Responden berada di Desa Meranti Jaya Kabupaten Sarolangun yang merupakan daerah transmigrasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor yang sangat mempengaruhi munculnya sambatan adalah kerukunan, merasa senasib, dan tingkat ekonomi yang lemah. Faktor yang sangat mempengaruhi menghilangnya sambatan adalah nilai ekonomi. Keberlanjutan masyarakat desa mulai terancam dengan melihat mulai ada nilai dalam sambatan yang tidak lagi dirasakan oleh masyarakat seperti nilai sukarela, altruisme, dan identitas sosial

    Dampak USAhatani Kebun Kelapa Sawit terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Desa Merlung Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak USAhatani kebun kelapa sawit terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Merlung Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat, yang diukur dari tingkat pendapatan masyarakat dan pola konsumsi rumah tangga masyarakat, serta untuk mengetahui besarnya pengaruh pendapatan dan pola konsumsi tersebut terhadap kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini dilakuakan di Desa Merlung Kecamatan Merlung. Untuk mengetahui dampak USAhatani kebun kelapa sawit terhadap kesejahteraan masyarakat dilakukan dengan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ,terdapat perbedaan pendapatan responden berusahatani kebun kelapa sawit dengan responden tidak berusahatani kebun kelapa sawit. Pola konsumsi rumah tangga responden yang berusahatani kelapa sawit lebih baik dari pada responden tidak berusahatani kelapa sawit karena adanya perbedaan pendapatan sehingga mempengaruhi pola konsumsi. Dampak USAhatani kebun kelapa sawit terhadap kesejahateraan masyarakat yang telah di analisis dengan metode regresi linear berganda secara keseluruhan (uji F) estimasi model dampak USAhatani kebun kelapa sawit terhadap kesejahteraan masyarakat memberikan hasil yang signifikan, sedang dalam uji t terdapat hubungan yang nyata (signifikan) antara pendapatan, pola konsumsi dan USAhatani kebun kelapa sawit (dummy) terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Merlung Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat

    Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Tugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) pada USAhatani Padi Sawah di Kabupaten Batang Hari

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bagaimana deskripsi dari faktor-faktor yang berhubungan dengan tugas PPL di Kabupaten Batang Hari, 2) Apakah terdapat hubungan antara ketiga faktor (kemauan dan kemampuan, penghargaan dari lingkungan kerja baik eksternal dan internal, dan jarak tempat tinggal PPL) dengan pelaksanaan tugas PPL di Kabupaten Batang Hari. Pengambilan responden dilakukan dengan metode secara Purposive dan acak , dengan jumlah responden 45 orang yang terdiri dari 15 orang PPL dan 30 orang petani binaan. Pemilihan lokasi karena memiliki luas lahan padi sawah yang luas di Kabupaten Batang Hari . Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa 1) Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas PPL di Kabupaten Batang Hari adalah faktor kemampuan dan kemauan, jarak tempat tinggal PPL dengan wilayah kerja, dan penghargaan dari lingkungan kerja baik eksternal dan internal. 2) Terdapat hubungan yang nyata antara pelaksanaan tugas PPL terhadap penghargaan dari lingkungan kerja baik eksternal dan internal, selanjutnya tidak terdapat hubungan yang nyata antara pelaksanaan tugas PPL dengan kemampuan dan kemauan, serta jarak tempat tinggal PPL

    Peralihan Sistem Mata Pencaharian Hidup Orang Rimba (Studi Kasus di Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun)

    Full text link
    Orang Rimba merupakan masyarakat adat dengan salah satu karakteristiknya yang menonjol yaitu bahwa mereka masih menjaga tradisi peninggalan nenek moyangnya. Berdasarkan tradisi dan kebudayaan Orang Rimba, nenek moyang mereka melakukan kegiatan berburu dan meramu bahan makanan hasil hutan guna memenuhi kebutuhan hidup. Realita di lapangan ada kelompok Orang Rimba yang melakukan USAha dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu dengan bercocok tanam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peralihan dan faktor-faktor yang mempengaruhi peralihan sistem mata pencaharian hidup Orang Rimba. Penelitian ini dilakukan di Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa di Desa ini terdapat Orang Rimba yang telah tinggal menetap dan melakukan cocok tanam menetap. Informan pada penelitian ini adalah Orang Rimba dan pemerintah desa. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan model interaktif yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peralihan sistem mata pencaharian hidup dimana Orang Rimba melakukan mata pencaharian baru yang ditandai dengan dilakukannya cocok tanam menetap dengan tetap melakukan mata pencaharian hidup yang sebelumnya yaitu berburu dan mengumpulkan makanan. Peralihan sistem mata pencaharian hidup tersebut dipengarui tiga fakor, yaitu: kebijakan pemerintah, interaksi dengan warga desa, dan norma atau aturan yang mempengaruhi Orang Rimba dalam pemanfaatan lahan dan pengambilan sumberdaya alam

    Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Wanita Bekerja Sebagai Buruh Harian Lepas (Bhl) Di PT. Inti Indosawit Subur Muara Bulian Kecamatan Maro Sebo Ilir Kabupaten Batanghari

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi wanita bekerja sebagai Buruh Harian Lepas (BHL) di PT. Inti Indosawit Subur Muara Bulian Kecamatan Maro Sebo Ilir Kabupaten Batanghari. Faktor yang mempengaruhi wanita bekerja sebagai Buruh Harian Lepas (BHL) adalah faktor ekonomi yang meliputi dan faktor Sosial-budaya. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode acak sederhana Simple Random Sampling. Data yang diperoleh dari responden terlebih dahulu disederhanakan secara tabulasi kemudian dianalisis secara deskriptif. Scoring digunakan untuk kuantifikasi data kualitatif, untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi wanita bekerja sebagai Buruh Harian Lepas (BHL) di PT. Inti Indosawit Subur Muara Bulian Maro Sebo Ilir Kabupaten Batanghari dilakukan dengan uji Chi-Square Data Tunggal. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Faktor Ekonomi yang menyebabkan wanita ingin bekerja adalah sebagai berikut: 1) Tingkat pendapatan suami yang relatif rendah. 2) Membantu perekonomian keluarga. 3) Jumlah tanggungan keluarga. 4) Keanekaragaman kebutuhan wanita. Faktor sosial budaya yang mendorong wanita untuk bekerja adalah sebagai berikut: 1) Status sosial. 2) Berkompetisi dan mengembangkan diri. 3) Minat dan kemampuan tertentu. 4) Mengisi waktu luang. Pada tingkat kepercayaan 95 % terdapat perbedaan keputusan wanita bekerja sebagai Buruh Harian Lepas (BHL) di tinjau dari aspek faktor ekonomi, dan faktor Sosial-budaya secara nyata

    Tingkat Respon Petani terhadap Pelaksanaan Teknologi Sl-ptt Padi Sawah di Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan : (1) Untuk mengetahui tingkat respon petani dalam pelaksanaan teknologi sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT) padi sawah di daerah penelitian, (2) untuk mengetahui tingkat pelaksanaan sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT) padi sawah di daerah penelitian, dan (3) untuk mengetahui hubungan respon petani dengan pelaksanaan teknologi sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT) padi sawah di daerah penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 08 November samapai dengan 08 Desember 2013 di Desa Muara Limun, Pulau Pandan dan Desa Mersip Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun. Besarnya sampel yang diambil adalah jumlah petani yang mengusahakan USAhatani padi sawah dengan mengggunakan pendekatan SL-PTT yang tergabung dalam kelompok tani dengan total keseluruhan sampel adalah 44 sampel. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dilakukan wawancara serta observasi. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa respon petani padi sawah di daerah penelitian pada umumnya tergolong tinggi, dan terdapat hubungan yang nyata antara respon petani terhadap pelaksanaan teknologi SL-PTT padi sawah

    Analisis Transformasi Kebudayaan pada Sistem Pertanian (Studi Kasus Desa Pematang Kabau Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun)

    Full text link
    Penelitian ini mengkaji tentang transformasi kebudayaan dalam sistem pertanian di Desa Pematang Kabau, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun.Adapun tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui proses-proses Perubahan kebudayaan dalam sistem pertanian terkait dengan Perubahan unsur-unsur kebudayaan dari sistem ladang, ke sistem ladang dan kebun kemudian sistem sawah dan kebun. Adapun proses Perubahan kebudayaan yang dilihat meliputi proses difusi, proses akulturasi, dan proses asimilasi serta unsur-unsur kebudayaan meliputi sistem peralatan hidup (teknologi), sistem pengetahuan, sistem kemasyarakatan dan sistem religi. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 November 2012 sampai dengan 25 Desember 2012 di Desa Pematang Kabau, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun.Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purpossive).Pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.Untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dilakukan wawancara mendalam (In-depht interview) serta observasi.Untuk mengetahui transformasi kebudayaan dalam sistem pertanian didaerah penelitian dianalisis secara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Berdasarkan metode yang digunakan, hasil penelitian menunjukan bahwa terjadinya transformasi kebudayaan dalam sistem pertanian terkait proses Perubahan kebudayaan dari sistem ladang, ke sistem ladang dan kebun, serta ke sistem sawah dan kebun. Proses Perubahan kebudayaan yang terjadi dapat dilihat dari proses difusi, akulturasi dan asimilasi. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari sistem ladang, ke sistem ladang dan kebun serta sistem sawah dan kebun berupa perperangan dan perkawinan campuran, serta pertemuan unsur-unsur dari suatu kebudayaan yaitu transmigrasi, yang menyebabkan pertemuan-pertemuan antara kelompok-kelompok masyarakat lokal dengan masyarakat transmigrasi kemudian masyarakat transmigrasi saling berinteraksi secara intensif dan secara terus-menerus dengan masyarakat lokal sehingga unsur-unsur kebudayaan dapat diterima

    RSPO Certification Impacts on Oil Palm Smallholders' Welfare in Jambi Province

    Full text link
    World demand for Crude Palm Oil (CPO) consistently increases. On the other hand, CPO market moves slowly probably due to Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) certification. International trade system requires large CPO producers to have a RSPO Certificate as one of requirements for exporting their product. It is expected that this requirement will also be applied immediately to smallholding oil palm plantations. This paper aims to analyze the benefits of RSPO certification on improving oil-palm smallholders' welfare in Jambi Province. Data collected in this study were analyzed using both descriptive and quantitative methods. Results of the study showed that RSPO certification, in several aspects, significantly improved farmers'' wealth, timely availability of input factors, oil palm yield, processing and marketing, and CSR financial support. It also indicates that oil palm plantation companies tend to give preferential treatment in transaction process with farmers having RSPO certificates
    corecore