Habituasi Kekerasan Anak Dalam Keluarga (Studi Reproduksi Kekerasan Anak dalam Keluarga di Surabaya)

Penelitian habituasi kekerasan anak dalam keluarga ini di lakukan di beberapa slum area di kota Surabaya. Penelitian ini dilatar belakangi tingginya kasus kekerasan anak yang terjadi di kota Surabaya, dimana menjadi kota dengan angka kekerasan anak tertinggi di Jawa Timur. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memahami dan mengintrepretasikan proses habituasi kekerasan anak dalam keluarga. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi reproduksi kekerasan anak dalam keluarga. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif fenomenologi sehingga peneliti dapat melihat realitas habituasi kekerasan anak dalam keluarga, serta bagaimana anak dapat mengkonstruksi makna kekerasan dalam keluarga. Penelitian ini menggunakan pemikiran dari Pierre Bordieau, konsep pemikirannya tentang habitus, ranah, modal dan kekuatan simbolik. Dalam metode pengumpulan data peneliti menggunakan instrumen wawancara mendalam, observasi lapangan, studi dokumentasi dan studi keperpustakaan sehingga data yang didapatkan dari hasil penelitian lebih jelas dan mendalam. Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah anak yang pernah menerima dan melakukan kekerasan serta orang tua yang melakukan kekerasan untuk melihat kekerasan yang ada dalam keluarga dari prespektif yang berbeda. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa anak dapat mereproduksi kekerasan dalam keluarga. Penelitian ini menghasilkan tiga proposisi yaitu reproduksi kekerasan lurus, reproduksi kekerasan loncat, dan reproduksi kekerasan gabungan