64 research outputs found
STUDI EVALUASI SALURAN DRAINASE DI KECAMATAN GONDANGLEGI KABUPATEN MALANG
Kecamatan Gondanglegi merupakan salah satu kabupaten berada di Kabupaten Malang. Kecamatan Gondanglegi memiliki luas area sebesar 79,74 km2. Pada daerah Kecamatan Gondanglegi terdapat 7 (tujuh) saluran drainase yang tidak dapat menampung debit air akibat sering terjadi banjir dengan intensitas curah hujan yang tinggi. Saluran drainase di daerah Kecamatan Gondanglegi ini adalah bangunan tua itu sendiri dan perlu dievaluasi dan ditingkatkan. Perhitungan curah hujan rencana menggunakan data curah hujan pada tiga stasiun penakar hujan, yaitu gondanglegi, stasiun blambangan, dan stasiun karangsuko. Itulah yang ingin diketahui oleh penelitian ini curah hujan rancangan, debit banjir rancangan, debit eksisting, dan dimensi saluran rencana pada daerah saluran drainase di Kecamatan Gondanglegi. Studi ini menggunakan software Arcgis 10.3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saluran 2A memiliki dimensi  B (lebar saluran) 0,8 m, H (tinggi saluran) 0,5 m, dan Qeks (laju aliran saluran) 2,25 m3/s. Oleh karena itu, saluran 2A dapat menerima drainase yang dialirkan. Kata kunci: Arcgis 10.3, Dimensi Saluran, Kecamatan Gondanglegi
EVALUASI SEDIMENTASI UMUR WADUK BERDASARKAN “EROSI” WADUK KLAMPIS KECAMATAN KEDUNGDUNG KABUPATEN SAMPANG
Waduk Klampis adalah waduk yang difungsikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan makhluk hidup di sekitar Waduk Klampis yang seluas 2.603ha yang digunakan untuk meningkatkan sumber daya lahan seoptimal mungkin. Waduk di bangun tahun 1974 hinggal 1976, pada saat perencanaan pembangunan, Waduk Klampis di rencanakan dapat menampung air sebesar 7 hingga 10 juta meter kubik. Namun saat ini tidak dapat digunakan secara maksimal mungkin karena vulume tampungan berkurang yang di sebabkan adanya sedimen yang bertumpuk di dasar waduk serta berkurangnya area genangan air yang menyebabkan pendangkalan (sedimentasi), maka saat ini waduk Klampis di perkirakan hanya dapat menampung air sebanyak 6,215 juta meter kubik, hal ini mengakibatkan ketersediaan air sangat terbatas pada musim kemarau sehingga berpengaruh terhadap besarnya lahan tanam pada lahan pertanian dan berpengaruh juga terhadap umur waduk.USLE adalah suatu model erosi yang dirancang untuk memprediksi rata-rata erosi jangka panjang dari erosi lembar atau alur di bawah keadaan tertentu. ArcGis ini adalah sebuah software di kembangkan oleh (Environment Science & Reasearch Institute) yang merupakan gabungan dari fungsi dari beragam software GIS server, desktop, dan yang berbasis web. dengan metode USLE ini menggunakan aplikasi GIS yaitu ArcGis 10.4 untuk memudahkan mengetahui koefisien data panjang atau kemiringan lahan, tata guna lahan, dan jenis tanah. Besar laju erosi yang menyebabkan sedimentasi pada Waduk Klampis sebesar 287.178,20m3/tahun, berdasarkan jumlah sedimen yang masuk ke waduk utama sebesar 12.923.019,06m3/tahun, sedimentasi yang tertampung pada waduk Klampis sebesar 8.069.793,23m3/tahun, Di ketahui sisa usia guna waduk berdasarkan metode trap efficiency senilai 97,72% dengan sedimentasi yang mengendap di waduk sebesar 8.069.793,23m3 dapat diketahui sisa umur layanan waduk sebesar 0,37 tahun di tahun 2021.Kata Kunci: USLE, ArcGis, Sedimen, Waduk Klampis, Kabupaten Sampang
STUDI PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN LENTUR JALAN JALUR LINTAS SELATAN LOT 6 KARANGGONGSO – NGLARAP (STA 0+000 – STA 10+625) KAB. TRENGGALEK – KAB. TULUNGAGUNG
Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang, seperti ekonomi, pendidikan, budaya dan lain-lain. Di Provinsi Jawa Timur mempunyai jaringan jalan di wilayah utara dan selatan. Pergerakan lalu lintas barang dan manusia di wilayah utara lebih cepat jika dibandingkan dengan wilayah selatan. Demi menghilangkan jenjang tersebut, kebijakan pembangunan Propinsi Jawa Timur diarahkan ke wilayah selatan melalui pembangunan jalan “Jalur Lintas Selatan (JLS)” Jawa Timur yang direncanakan sepanjang 654,67 km. Maka dari itu diperlukan perencanaan geometrik jalan yang paling efektif dan tebal perkerasan yang cukup. Dalam tugas akhir ini, jalur lintas selatan yang akan dibahas adalah pada Lot. 6 yaitu Karanggongso – Nglarap (Sta 0+000 – Sta 10+625) Kab. Trenggalek – Kab. Tulungagung sepanjang 10625m. Data yang digunakan hanya mencakup data sekunder dari proyek tersebut yaitu data LHR, data pengujian tanah, dan data layout gambar. Analisis data menggunakan Manual Desain Pekerasan Jalan 2017, Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota DPU Bina Marga, Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014. Hasil perencanaan jalan pada Lot. 6 yaitu Karanggongso – Nglarap (Sta 0+000 – Sta 10+625) Kab. Trenggalek – Kab. Tulungagung alinemen geometrik dengan lebar jalan 7 meter dan bahu jalan 1,75 meter. Direncanakan dengan kecepatan rencana 50km/jam memiliki 45 tikungan dengan tipe SCS dan 9 tikungan dengan tipe SS, sedangkan alinyemen vertikal memiliki 30 lengkung cembung dan 31 lengkung cekung. Ruas ini membutuhkan lapis perkerasan AC-WC setebal 40mm, AC Binder setebal 60 mm, AC Base setebal 180 mm, dan LPA setebal 300 mm.Kata kunci : Geometrik, JLS, MDP 2017, Perencanaan Perkerasan Lentur
STUDI PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAH (Overlay) PADA RUAS JALAN AMBALAWI - WERA KAB. BIMA NUSA TENGGARA BARAT (STA 0+000 – 10+100)
Perkembangan pendunduk sejalan dengan pertumbuhan wilayah pemukiman dan industri di provinsi Nusa Tenggara Barat menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan sarana dan prasarana transportasi yang mencukupi. Meningkatnya lalu lintas yang terjadi di jalan Ambalawi-Wera dan saluran drainase yang masih kurang maksimal untuk menyalurkan limpasan air hujan ke saluran pembuangan menyebabkan perlu dilakukannya program penanganan jaringan jalan dan perencanaan drainase. Studi ini bertujuan untuk merencanakan tebal lapis tambah (Overlay) Perkerasan Lentur (Flexible pavement) dan dimensi saluran drainase agar dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan tersebut. Metode yang digunakan adalah Metode PD T-05-2005-B (Metode Lendutan Falling Weight Deflectometer). Panjang jalan Ambalawi-wera Kab. Bima yang akan dikerjakan adalah 10+100 km dengan lebar 5 meter. Hasil perhitungan diketahui CESA dangan umur rencana 10 tahun sebesar 2.549.306.77 ESA dan hasil tebal lapis tambah (Overlay) perkerasan jalan yang diperoleh dari perhitungan nilai lendutan adalah minimun 4 cm (Standar Minimum Overlay) dan maksimim 8 cm. Pada perencanaan drainase diketahui (Qs I= 0,262m3/det), (Qs II= 0,333m3/det), (Qs III= 0,348m3/det), (Qs IV= 0,570m3/det). Maka dimensi saluran sebesar (STA I : h= 0,30m, b= 0,24m, w= 0,10m), (STA II : h= 0,48m, b= 0,40m, w= 0,20m), (STA III : h= 0,40 m, b= 0,30 m, w= 0,15m), (STA IV : h= 0,40 m, b= 0,30m, w= 0,15m. Kata Kunci : (1) CESA, (2) Tebal Lapis Tambah (Overlay), (3) Drainase, (4) Ambalawi Kab. Bima,(5) PD T-05-2005-B
ANALISA TIGKAT KERUSAKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX ( PCI ) DAN PEMETAAN BERBASIS ARCGIS PADA RUAS JALAN RAYA TANGKIL – JALAN RAYA WLINGI KABUPATEN BLITAR
Kondisi lalu lintas di Kabupaten Blitar tercatat padat khususnya pada Jalan Raya Wlingi – Jalan Raya Tangkil dikarenakan termasuk dalam kategori Jalan Nasional dan termasuk Jalan Kelas III. Seiring dengan padatnya kondisi lalu lintas jalan didaerah tersebut semakin lama mengalami kerusakan, maka dari itu diperlukannya perawatan dan perbaikan jalan secara berkala. Jalan raya yang dijadikan sebagai penelitian diambil sebagai sampel sejauh 10 km pada STA 18 + 00 – STA 28 + 00 tepatnya pada Jalan Raya Tangkil – Jalan Raya Wlingi. Metode yang dipakai menggunakan Metode Pavement Condition Index (PCI) dengan perhitungan memakai 10 sampel tiap 1 km. Nilai Rating perkerasan lentur jalan  dengan  metode Pavement Condition Index ( PCI )  pada jalan raya tangkil – jalan raya wlingi terdapat 5 macam rating, yaitu Rating Poor pada sampel 1 dan 7, Rating Fair pada sampel 6, Rating Good pada sampel 3,4 dan 5, Rating Very Good pada sampel 9 dan 10, dan Rating Excelent pada sampel 8.  Kata Kunci: Perkerasan Lentur, Tingkat Kerusakan, Pavement Condition Index (PCI
STUDI EVALUASI SISTEM JARINGAN DRAINASE KEDUNGBANTENG-BANJARASRI KECAMATAN TANGGULANGIN KABUPATEN SIDOARJO BERBASIS APLIKASI ArcGIS 10.5
Sistem drainase yang tidak optimal akan menyebabkan permasalahan kelebihan air pada suatu kawasan, salah satu kawasan yang kurangnya drainase yang memadai dan sering terjadi banjir adalah Kelurahan Kedungbanteng-Banjarasri Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui  hasil evaluasi jaringan drainase di salah satu kawasan yang kurang memadai dan sering terjadi banjir yaitu kawasan Kelurahan Kedungbanteng-Banjarasri Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Dengan menggunakan data Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographical Information System (GIS) pada Aplikasi ArcGIS 10.5 ini dapat membantu mengatasi permasalahan banjir di wilayah tersebut. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode melibatkan penelitian secara langsung untuk mengamati objek yang diteliti dengan mengambil data penelitian dan mengevaluasinya. Besarnya curah hujan rancangan dengan kala ulang 5 tahun di Kelurahan Kedungbanteng-Banjarasri Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo adalah sebesar 109,775 mm. Berdasarkan data yang didapat dari aplikasi ArcGIS 10.5 dan dihitung kembali maka besar debit air kotor adalah sebesar 0,0030 m3/detik, debit banjir rancangan selama 5 tahun sebesar 4,99186 m3/detik, dan dari hasil perhitungan diperoleh debit kapasitas pada masing-masing saluran yang ada sebesar 0,331 m3/detik pada saluran Kedungbanteng II (02K). Hasil dari evaluasi terdapat 6 saluran drainase yang tidak mampu menampung debit banjir rancangan. Untuk mengatasi masalah ini maka dapat dilakukan perbaikan ulang saluran eksisting agar saluran tersebut mampu menampung debit banjir rancangan tersebut. Kata Kunci : Aplikasi ArcGIS, Evaluasi Drainase, Perbaikan Saluran
Evaluasi Saluran Drainase Perkotaan Pada Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
Drainase yang ada di Kota Malang khususnya di Kecamatan Lowokwaru terbilang masih kurang memadai untuk menampung dan mengalirkan air yang mengakibatkan terjadinya banjir atau genangan di daerah tersebut. Untuk itu dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar curah hujan rancangan, debit banjir rancangan dan kapasitas saluran drainase yang ada di kecamatan lowokwaru, serta untuk mengevaluasi dimensi saluran drainase rencana yang sudah ada di Kecamatan Lowokwaru dengan kala ulang 5 tahun. Metode yang digunakan dalam pengolahan data yaitu menggunakan perhitungan manual sesuai dengan metode rasional untuk perencanaan drainase. Tahapan penelitian ini dimulai dari proses pengumpulan data, analisis hidrologi, perhitungan debit rancangan, perhitungan kapasitas dimensi dan evaluasi saluran drainase. Berdasarkan hasil penelitian didapat besarnya curah hujan rancangan dengan kala ulang 5 tahun adalah 122,9546 mm, besarnya debit rancangan total adalah 22,9970 m3/dt, saluran dengan kapasitas daya tampung terbesar adalah saluran 39B yaitu 5,0723 m3/dt, setelah dilakukan evaluasi terhadap 56 saluran yang ada di Kecamatan Lowokwaru didapat hasil sebanyak 14 saluran tidak mampu memenuhi kapasitas debit banjir rancangan yang ada yaitu, saluran 9, saluran 12, saluran 13, saluran 14, saluran 15, saluran 16, saluran 17A, saluran 17B, saluran 18, saluran 19, saluran 20, saluran 38, saluran 42, saluran 47. Untuk itu akan dilakukan perbaikan dengan menambah tinggi dimensi saluran penampang yang ada.Kata Kunci: Drainase, Evaluasi, Kecamatan Lowokwar
Analisa Sedimentasi Berbasis ArcView Gis Pada Bendungan Sumi Kabupaten Bima
Waduk Sumi adalah-waduk-yang terletak di Kecamatan Mangge,-Kabupaten Bima,_Provinsi NTB merupakan_suatu waduk terbesar_di NTB yang sudah beroprasi 26 tahun. Waduk sumi merupakan Waduk yang multi fungsi yang dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi, pertanian dan perkebunan dengan luas genangan Waduk sebesar 155,60 ha. Luas lahan irigasi yang dimanfaatkan dari waduk ini sebesar 2.542 ha. Studi ini bertujuan untuk mengethaui besar sedimen yang terjadi di waduk Sumi dan berapa perkiraan umur layak_pakai_waduk_sumi. Adapun_perhitungan_yang_dipakai_meliputi_perhitungan dengan tingkat erosi pada waduk menggunakan_metode_MUSLE, pada perhitungan erosi ini menggunakan data curah hujan 10 tahun yang terbagi dalam dua stasiun yaitu stasiun Sumi dan stasiun Parado. Dari hasil perhitungan dimana diketahui erosi yang terdapat didalam waduk Sumi cukup berat yaitu pada tahun 2011 sebsar 643.794,21 m3/thn, pada tahun 2012 sebesar 415.289,61 m3/thn, pada tahun 2013 sebesar 275.966,73 m3/thn, pada tahun 2014 sebesar 248.106,54 m3/thn, pada tahun 2015 sebesar 449.644,92 m3/thn, pada tahun 2016 sebesar362.088,24 m3/thn, pada tahun 2017 sebesar 402.253,50 m3/thn, pada tahun 2018 sebesar 41.312,00 m3/thn, pada tahun 2019 sebesar 244.570,98 m3/thn, pada tahun 2020 sebesar 374.619,52 m3/thn. Dari_perhitungan_diperoleh hasil sisa umur efektif waduk sebesar 53 tahun, dengan efesien tangkapan waduk 4,43 %. Kata Kunci : Sedimen, Umur Efektif, Waduk Sumi
- …