4 research outputs found

    Analisis Dana Pihak Ketiga, Kredit Bermasalah, Dan Laba (Studi Kasus PT Bank X Tbk)

    Full text link
    Economic growth is a measure of the national development of the world where banks play an important role in the stability of economic growth. The main function of banks is as a collector and distributor of public funds that aims to increase the standard of living people. Successfully collected funds will be channeled back in the form of credit. Currently, the bank main income is derived from distribution of credit. However, credit is also one of the factors that caused banking collapse when credit problems happened. So, management of funds of third parties becomes an important thing that it is a credit risk from funds distribution. This study aims to (1) Analyze the composition of third party funds (savings, giro, deposito), and (2) Analyze the development of DPK, NPL, and profit. Research conducted in the PT Bank X Tbk. From the research, it was found that the composition of the funds of third parties on PT Bank X is dominated by deposito that has the largest contribution to the total of DPK (56,50%), while savings and giro has contributed almost the same, namely that each of 21,90% and 21,61%. There are fluctuations of DPK, NPL, and profit PT Bank X during the period 1999-2007. DPK PT Bank X was happening in the year 2007 amounting to Rp 247.355.023 (in million) with growth of 20,25% and the lowest occurred in 1999, amounting to Rp 148.005.573 (in millions). The lowest NPL happenned in the year 2004 amounting to 7,10% and the highest occurred in 1999, amounting to 70,84%. PT Bank X has a relatively large loss in 1999, namely Rp 68.155.446 (in millions) and then experienced a rapid development of year 2000 with profit growth of 103%. However, in 2005 had experienced a decline of 84% but it could have been increased again in the years 2006 to 2007 those were 130% and 124% respectively

    Peranan Promosi melalui Personal Selling terhadap Volume Penjualan

    Full text link
    SIPromosi sangatlah erat kaitannya dengan penjualan sehingga dengan dilakukannya promosi maka akan berdampak pada tingkat penjualan produk di Perusahaan. Hal ini dikarenakan semakin efektif promosi yang dilakukan, maka semakin tinggi pula tingkat penjualan produk di Perusahaan. Cara promosi dapat dilakukan melalui berbagai macam salah satunya adalah melalui personal selling atau penjualan langsung oleh marketing terhadap calon konsumen potensial. Promosi melalui personal selling perlu dilakukan secara berkala karena itu Perusahaan dituntut untuk dapat melaksanakan promosi dengan tepat agar dapat diterima oleh konsumen dan dapat meningkatkan penjualan produk seperti yang diharapkan oleh Perusahaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi, dalam metode pengumpulan data ini penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek riset yang diamati dimana penulis melakukan pengamatan dengan datang langsung ke Hotel Ririn Bogor pada bagian yang menunjang data penelitian dalam hal ini bagian Marketing Hotel Ririn. Berdasarkan hasil pengamatan penulis untuk dapat menaikan penjualan dan mencapai target penjualan, Hotel Ririn perlu memperluas target pasar. Perlu diadakan pelatihan bagi karyawan di bagian Marketing. Hotel Ririn seharusnya tidak hanya terfokus melakukan promosi melalui personal selling tetapi juga mempromosikan produk berupa kamar hotel dengan menggunakan strategi yang lain seperti membuat website Hotel Ririn guna memberikan informasi dan gambaran jelas mengenai Hotel Ririn

    Model Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai

    Full text link
    - Gaya kepemimpinan, dan cara bertingkah laku seorang pemimpin sudah tentu akan mempengaruhi situasi dan kondisi serta motivasi pegawainya bekerja. Oleh sebab itu gaya kepemimpinan seseorang dapat mempengaruhi para pegawai melakukan tindakan sesuai dengan tujuan organisasi. Perilaku gaya kepemimpinan seseorang misalnya dalam hal cara memberi perintah, cara pemimpin tersebut memberi tugas atau pekerjaan, cara berkomunikasi dengan bawahan, cara membuat keputusan, dan sebagainya. Apabila pemimpin melakukan kegiatan tersebut menempuh dengan cara tegas, mengutamakan penyelesaian tugas, melakukan pengarahan dan pengawasan ketat, maka gaya kepemimpinan seperti itu cenderung disebut gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas kurang dapat memotivasi kinerja pegawainya. sebaliknya apabila pemimpin melakukan kegiatan dengan simpatik, interaksi timbal Balik, menghargai pendapat, memperhatikan perasaan bawahan atau pegawai maka gaya kepemimpinan ini cenderung disebut gaya kepemimpinan yang berorientasi pada orang hal tersebut dapat dengan mudah memotivasi bawahan atau pegawai memiliki kinerja yang baik pula. Berdasarkan paparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan yang makin tinggi perhatian pada tugas akan membuat motivasi kerja pegawai menjadi rendah hal tersebut akan mengakibatkan kinerja pegawai kurang baik hal tersebut dikarenakan pegawai merasa diawasi. Begitu pula apabila gaya kepemimpinan makin tinggi perhatiannya terhadap orang maka motivasi pegawai akan semakin tinggi hal tersebut dikarenakan pegawai merasa diperhatikan oleh pimpinannya sehinnga hal tersebut akan mengakibatkan kinerja pegawai akan semakin meningkat
    corecore