2 research outputs found

    PENGGUNAAN WARNA PADA KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN MAN 2 PONTIANAK

    Get PDF
    Classification in school libraries generally uses the DDC system. However, with the classification system, users are not familiar with collection searches that only use classification numbers. This study aims to determine the process of using color in the classification of library materials and the obstacles faced by library staff in the coloring process at the MAN 2 Pontianak Library. The research method used is descriptive qualitative method. Data collection techniques using observation techniques, interviews with 5 informants, and documentation. The data analysis technique uses data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results show that the process of using color in the classification of library materials starts from the classification of the collection, coloring with Microsoft Excel, printing labels, and attaching labels to the collection. The obstacles faced were the inaccuracy of the staff when coloring, fading colors on old labels, problematic facilities, and students who have color blindness, although this has not been found in schools

    Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di desa Mojosari Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro

    Get PDF
    Desa Mojosari adalah salah satu desa di Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, yang terdiri dari 2 dusun, 22 RT dan 4 RW. Desa Mojosari memiliki luas sekitar 0,0001 ha dan memiliki populasi 2.778 orang dengan total 815 rumah tangga. Sebagian besar lahan di Desa Sukoharjo digunakan untuk lahan pertanian. Mayoritas penduduk Desa Mojosari bekerja sebagai petani. Berdasarkan analisis data, ditemukan lima masalah kesehatan di Desa Mojosari, yaitu anggota keluarga yang merokok di rumah, ISPA pada bayi, karies gigi pada anak-anak, penduduk yang tidak mengelola limbah, dan pembuangan kotoran terbuka. Masalah prioritas yang diperoleh dengan metode USG dengan bidan dan perangkat desa adalah masalah ISPA pada bayi dan pre-eklampsia. Solusi alternatif untuk masalah ini dilakukan dengan metode metaplan dengan 9 orang dari Posyandu Desa Mojosari menghasilkan solusi alternatif, yaitu menyediakan tempat pemungutan suara di desa, menyediakan tempat sampah, mengurangi pembakaran sampah, membuat pupuk organik dari sampah, dan menjaga kebersihan lingkungan. Kemudian, solusi alternatif untuk masalah pre-eklampsia adalah dengan mensosialisasikan pentingnya pemeriksaan rutin kepada wanita hamil, dan melakukan aktivitas fisik pada wanita hamil. Berdasarkan hal ini, program intervensi kemudian diatur, yaitu "MONGGOLAH" (Mojosari Ngolah Sampah) yang berisi serangkaian kegiatan. Kegiatan pertama adalah sosialisasi MONGGOLAH yang dilakukan pada semua Ketua RT Mojosari untuk mensosialisasikan pengelolaan limbah dan pembentukan pejuang lingkungan di RT 05. Kegiatan terakhir adalah "YUK NYERUT" (Yuk Senam dan Cek Rutin) yang terdiri dari dua kegiatan, yaitu sosialisasi tentang bahaya, gejala, dan cara mencegah pre-eklampsia dimulai dengan pre-test dan post-test, dan akhirnya pentingnya aktivitas fisik seperti senam pada ibu hamil
    corecore