4 research outputs found

    Kesehatan Jiwa Pendekatan Holistik dalam Asuhan Keperawatan

    Get PDF
    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmad taufi q dan hidayahnya penulis mampu menyelesaikan buku “Kesehatan Jiwa; Pendekatan Holistik dalam Asuhan Keperawatan” ini dengan baik. Buku ini diselesaikan untuk memperkaya rujukan masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan jiwa. Ternyata masalah kesehatan jiwa bukan hanya masalah pasien, tenaga kesehatan di rumah sakit jiwa tetapi keluarga, kelompok, masyarakat bahkan masing-masing individu. Gangguan jiwa tidak hanya berbentuk gangguan jiwa berat (kelompok psikosis) tetapi juga masalah psiko-sosial, dan ternyata kontribusinya terhadap penyakit fi sik sangat tinggi. Kesehatan jiwa sangat diperlukan bagi hajat hidup orang banyak khususnya untuk keberlangsungan hidup bermasyarakat. Jiwa adalah unsur manusia yang bersifat non materi, tetapi fungsi dan manifestasinya sangat terkait pada materi. Oleh karena itu, kita dapat mempelajari dan mengembangkan kesehatan jiwa melalui fungsinya dan membuktikan kesehatan jiwa melalui manifestasinya dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fi sik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Kenyataanya, hasil riset kesehatan dasar Kementerian Kesehatan RI tahun 2013 menunjukkan 0,17% penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa berat, 14,3% nya pernah dipasung. Selain itu 6% penduduk Indonesia mengalami gangguan mental emosional yang mengakibatkan kualitas hidup terganggu, kualitas kerja terganggu dan produktift as terganggu. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan kesehatan jiwa secara komprehensif oleh semua tenaga kesehatan dengan seluruh stake holder. Upaya Kesehatan Jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat. Kenyataannya angka terjadinya gangguan jiwa tidak pernah turun, angka kekambuhan masih tetap terjadi. Upaya lepas pasung telah dilaksanakan, namun saat ini muncul masalah baru, yaitu; kesiapan keluarga menerima pasien pasca pasung. Pasung bagi pasien gangguan jiwa telah dilepaskan, diberikan pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan jiwa. Ketika pasien sudah dinyatakan membaik, boleh dilanjutkan dengan latihan dan perawatan di rumah, keluarga yang tidak siap menerima kasien kembali. Ini adalah masalah besar bagi upaya pelatihan dan pemulihan bagi pasien gangguan jiwa. Dengan demikian, penanganan masalah gangguan jiwa bukan hanya masalah pasien, dokter, psikiater, perawat, psikolog, tenaga kesehatan lain, tetapi juga masalah keluarga, kelompok dan masyarakat. Penanganan masalah kesehatan jiwa bukan hanya urusan fi sik, tetapi juga urusan psikologis, sosial, spiritual dan kultutral. Keterlibatan pemerintah pusat (Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial), Pemerintah; Daerah Gubernur, Bupati, Wali Kota sampai di tingkat RT sangat diperlukan dalam mengkawal kebiajakan penanganan masalah gangguan jiwa di wilayah. Prinsipnya, upaya kesehatan jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan atau masyarakat (UU 18/2014 tentang Kesehatan Jiwa). Atas dasar kompleksnya upaya membangaun kesehatan jiwa dan penanganan gangguan jiwa, maka penulis mencoba membahas kesehatan jiwa; pendekatan holistik dalam asuhan keperawatan. Buku ini terdiri dari lima bagian yang difokuskan pada 13 bab, membahas tentang konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa, konsep holistik dalam keperawatan kesehatan jiwa, sumber daya manusia dalam pelayanan kesehatan jiwa, fasilitas dalam pelayanan kesehatan jiwa, serta peran serta masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan jiwa. Materi ini merupakan hasil penelitian Hibah Kompetensi Pengembangan Model Holistik dalam Merawat Pasien Gangguan Jiwa, yang telah diterima Direktorat Riset Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristek Dikti) selama tiga tahun berturut-turut, ditambah dengan kajian teoritis, telaah lapangan, fokus group diskusi, konsultasi pakar, dan pengamatan tim penulis selama mengajar dan membimbing klinik di fasilitas pelayanan keperawatan kesehatan jiwa. Harapan kami, semoga buku ini dapat meningkatkan kompetensi para penulis, bermanfaat bagi masyarakat umum dalam meningkatkan kesehatan jiwa, suatu upaya dan pengananan kasus yang tidak sederhana. Surabaya, 2019. Penulis

    HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DAN SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA REMAJA

    Get PDF
    Pendahuluan: Remaja memiliki ketertarikan yang lebih besar terhadap penggunaan smartphone, hal ini membuat remaja lebih rentan mengalami smartphone addiction. Prestasi akademik di Indonesia masih tergolong rendah hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal contohnya self-efficacy dan faktor eksternal adalah penggunaan smartphone. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan smartphone addiction dan self-efficacy dengan prestasi akademik berdasarkan teori Bandura. Metode: Jumlah sampel adalah 219 siswa dengan menggunakan cluster sampling. Variabel independen adalah smartphone addiction dan self-efficacy. Variabel dependen adalah prestasi akademik. Data dikumpulkan menggunaakan kuesioner dan analisis dengan uji Spearman α < 0,05. Hasil: Smartphone addiction dapat menurunkan self-efficacy (p = 0,009) arah korelasi negatif (r = -0,177). Smartphone addiction juga dapat menurunkan prestasi akademik (p=0,046) arah korelasi negatif (r = -0,135). Self-efficacy tidak memiliki hubungan dengan prestasi akademik (p = 0,262). Kesimpulan: Smartphone addiction dapat membuat remaja mengalami resah apabila tidak menggunakan smartphone, sedangkan self-efficacy dapat dipengaruhi oleh perilaku cemas dan resah. Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan terhadap orangtua maupun siswa terkait kecanduan smartphone dan hubungannya dengan self-efficacy dan prestasi akademik sis

    KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS MULYOREJO SURABAYA

    Get PDF
    Pendahuluan: Hidup dengan penyakit kronis seperti diabetes mellitus tipe 2 akan membuat pasien mengalami perubahan atau ketidakseimbangan antara biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Salah satu aspek psikologi pada pasien dengan Diabetes mellitus tipe 2 adalah kesejahteraan psikologis (PWB). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi deskripsi PWB pada pasien tipe 2 Diabetes mellitus dalam enam aspek PWB dan PWB memfasilitasi dan faktor penghambat pada pasien DM tipe 2. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif pendekatan studi kasus. Subjek penelitian adalah 7 peserta yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur dan observasi. Analisis data dilakukan dengan analisis tematik. Hasil dan Analisis Penelitian ini dihasilkan 14 tema. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pasien DM tipe 2 mengalami proses transisi dari kondisi sehat dalam kondisi sakit. Proses transisi dimulai dengan respon kehilangan siklik yang mempengaruhi tipe 2 DM pasien untuk kontrol diri dan membuat hak pengambilan keputusan untuk perawatan diri. Pengendalian diri akan membuat tipe 2 pasien DM mampu beradaptasi dan terlibat dengan pengalaman baru yang menjadi kebiasaan baru untuk tipe 2 pasien DM dan akan memfasilitasi tipe 2 pasien DM dalam beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal dan membuat pasien DM tipe 2 memiliki harapan positif dalam hidup mereka. Diskusi: Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi staf kesehatan profesional untuk membuat penilaian tentang PWB di DM tipe 2 pasien, perawat diharapkan dapat membantu pasien dalam transisi dengan kondisi DM tipe 2

    Family members' perspective Of family Resilience's Risk factors in taking care of schizophrenia patients

    Get PDF
    Objectives:The study was conducted to illustrate the risk factors of family resilience when taking care ofpatients with schizophrenia.Methods:The research used qualitative design with an interpretive phenomenology approach, with in-depth interviews. The subjects were 15 family members who cared for patients with schizophrenia at theMenur Mental Hospital, Surabaya, Indonesia. The samples were obtained by purposive sampling tech-nique. The data was collected by interview and usingfield notes, then analyzed by Collaizi technique.Results: This research produced two themes, they were care burden and stigma. Care burdens felt byfamilies were confusion about the illness, emotional, physical, time,financial and social burdens, whichleads to decrease in family quality of life. Families also experienced stigma called labeling, stereotyping,separation and discrimination. Stigmas meant that families faced psychological, social and intrapersonalconsequences. This decreased the family quality of life and functionality of the family, and there wereopportunities for negative results to family resilience. Health workers, especially psychiatric nurses,should review care burdens and stigma to develop nursing interventions so families are able to achieveresilience.Conclusions:This research explained how care burden and stigma are risk factors that must be managedby families to survive, rise up, and become better in caring for patients with schizophrenia. Nurses have acentral role in assessing the level of care burdens and stigma in order to help families achieve resilience.Further research may focus on family-based nursing interventions to lower care burden, and community-based interventions to reduce stigma.©2018 Chinese Nursing Association. Production and hosting by Elsevier B.V. This is an open access articleunder the CC BY-NC-ND licens
    corecore