6 research outputs found
Deep Learning Implementation on Aerial Flood Victim Detection System
Hydrometeorological hazard such as floods are considered as a regular natural disaster in Indonesia due to its frequent occurrence. To mitigate the risk, search and rescue operations need to be carried out immediately. The sheer magnitude of floods poses a major challenge for responders, and the emerging drone technology could help to alleviate the problem due to its deployment speed and coverage. Automation in drone technology has potential to improve its effectiveness. This paper explores the idea of human detection during floods using a computer vision approach. This approach utilizes a one stage detector model as detection speed is crucial in disaster management case. The dataset used for training consists of 200 labelled and negative images taken from drone point of view. This paper conducted 3 experiments to find out the difference in performance when the model was trained on flood and non-flood dataset, as well as the effect of image input size to the model’s performance. The first experiment was trained on non-flood dataset. The second experiment was trained on flood dataset, and the third experiment is the modified version of the second model. The results show that the model trained on flood dataset performed worse than non-flood counterparts with the non-flood mAP reached 90.80% while flood mAP reached 39.15%. In addition, the experiments also conclude that increasing the input size of image during training, will increase the detection performance of the model at the cost of FP
Pengaruh Filter Udara Berbahan Zeolit dan Fly ash Teraktivasi HCl-Fisik terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor 4 Langkah
Menurut Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi (MIGAS) Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) cadangan minyak Indonesia hanya bisa bertahan hingga tahun 2028. Menanggapi permasalahan tersebut, salah satu cara adalah menghemat penggunaan bahan bakar minyak dengan memanfaatkan fly ash batubara dan zeolit alam sebagai penyaring udara (filter) kendaraan. Zeolit dan fly ash memiliki kemampuan menangkap uap air dan gas nitrogen dalam udara, sehingga proses pembakaran menjadi lebih sempurna dan meningkatkan prestasi mesin menjadi lebih baik.Di dalam zeolit dan fly ash terdapat zat pengotor sehingga perlu dilakukannya aktivasi HCl untuk membersihkan zat pengotor tersebut. kemudian zeolit dan fly ash dibuat berbentuk bulat dengan ketebalan 3mm dan berdiameter 10mm dan disusun menyerupai bentuk filter asli dari kendaraan motor uji. Temperatur aktivasi fisik (pengovenan) pelet zeolit dan fly ash yang digunakan 150oC, 175oC, 200oC dan 225oC. Konsentrasi kimia yang digunakan normalitas HCl 0,25N, 0,5N, 0,75N, 1N, 1,5N dan 2N. Dengan komposisi zeolit dan fly ash Z0:F100, Z25:F75, Z50:F50, Z75:F25 dan Z100:F0. Penelitian ini menggunakan 4 variasi pengujian yaitu pengujian jalan, pengujian stasioner, pengujian akselerasi dan pengujian emisi gas buang.Filter komposisi terbaik adalah filter Z75:F25 total persentasi sebesar 55,09%. Filter aktivasi kimia HCl terbaik adalah filter 1N total persentasi sebesar 75,74%. Filter temperatur aktivasi fisik (pengovenan) terbaik adalah filter 225oC total persentasi sebesar 58,31%. Pada pengujian emisi gas buang kadar gas CO terbaik filter Z75:F25 1N 225oC sebesar 0,47% pada 2500rpm. Penurunan kadar HC terbaik filter Z75:F25 1N 225oC sebesar 37,3ppm pada 2500rpm dan peningkatan gas CO2 terbaik filter alami 0,84% pada 2500rpm, 0,98% pada 4500rpm.Kata kunci : Filter udara zeolit dan fly ash, aktivasi HCl,Prestasi sepeda moto
APLIKASI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PHOTOVOLTAIC YANG TERINTEGRASI PADA DINDING BANGUNAN SEBAGAI PENDINGIN PASIF UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI DAN MENURUNKAN BEBAN PENDINGIN RUANGAN
Menanggapi isu green building dan penggunaan clean energy yang sangat santer saat ini, pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Penggunaan energi surya menggunakan photovoltaic (PV) pada sistem Building Intergated Photovoltaics (BIPV) akan menambah pasokan listrik dan mengurangi ketergantungan terhadap pembangkit listrik. Menurut M. Farid dan Abhat A. Low dalam jurnal MONEV Muhammad Irsyad, Penambahan Minyak Kelapa Sawit pada Photovoltaic yang Terintegrasi pada Dinding Bangunan untuk Meningkatkan Efisiensi dan Menurunkan Beban Pendingin Ruangan (2012), persoalan tiap kenaikan 1oC temperatur PV yang mengurangi efisiensi PV 0,4 – 0,5% dapat disiasati dengan integrasi Phase Change Material (PCM). Selain itu dengan sifatnya sebagai pendinginan pasif, masuknya kalor ke dalam ruangan juga akan direduksi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat karakteristik efisiensi PV dan perambatan kalor pada ruangan model BIPV yang diintegrasikan dengan PCM CPO. Pengujian dilakukan dengan membandingkan dua model BIPV yang dengan dan tanpa PCM CPO. Variasi dilakukan dengan kemiringan BIPV 45º dan 30º masing-masing orientasi timur dan barat. Setelah dilakukan empat variasi percobaan, BIPV dengan kemiringan 30º lebih unggul dibanding dengan kemiringan 45º. Perbandingan perpindahan panas dinding dalam menuju ruang BIPV dengan PCM CPO kemiringan 30º orientasi barat lebih signifikan dan stabil, terutama pada intensitas 850 W/m² perbandingan panas dari dinding dalam menuju ruang yang sebesar 0,4012 W dapat diredam dengan menggunakan CPO hanya sebesar 0,2596 W. Kemudian pada puncak perpindahan panas tertinggi dari dinding dalam ke ruang model BIPV tanpa CPO dengan intensitas 923 W/m² mencapai 0,43426 W, dengan penambahan PCM CPO hanya 0,25913 W. Perbedaan efisiensi dengan pemakaian PCM CPO juga lebih unggul hingga menaikkan efisiensi 5,75% saat intensitas 982 W/m² sudut penyinaran 120 º dari timur.Kata kunci : green building, clean energy, photovoltaic, Bahan Perubah Fasa, Minyak Kelapa Sawit, pendingin pasif
The Effect of the use of Silica Sand Before and After Physical Activation on Acceleration of 4-Step Gasoline Motorcycle Engine
This research was conducted with the aim of knowing the Effect of using silica sand before and after physical activation on the acceleration of a 4-stroke gasoline motorcycle engine. This research was conducted by testing the acceleration 0 – 80 km/hour and 40 – 80 km/hour with variations in the composition of tapioca in the pellet mixture (1%, 2%, and 3%) and variations in temperature activation (150?C, 200?). C, and 250?C). The silica sand pellets used in this study were 10 mm in diameter with a thickness of 3 mm, which had been activated for 60 minutes. The results showed that the use of silica sand had an effect on the acceleration of a 4-stroke gasoline motorcycle. The best composition of silica sand pellets occurs in the amount of tapioca 3% and with an activation temperature of 250?C, which can increase the acceleration by 12.45% at an acceleration of 0 – 80 km/hour
APLIKASI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PHOTOVOLTAIC YANG TERINTEGRASI PADA DINDING BANGUNAN SEBAGAI PENDINGIN PASIF UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI DAN MENURUNKAN BEBAN PENDINGIN RUANGAN
Menanggapi isu green building dan penggunaan clean energy yang sangat santer saat ini, pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Penggunaan energi surya menggunakan photovoltaic (PV) pada sistem Building Intergated Photovoltaics (BIPV) akan menambah pasokan listrik dan mengurangi ketergantungan terhadap pembangkit listrik. Menurut M. Farid dan Abhat A. Low dalam jurnal MONEV Muhammad Irsyad, Penambahan Minyak Kelapa Sawit pada Photovoltaic yang Terintegrasi pada Dinding Bangunan untuk Meningkatkan Efisiensi dan Menurunkan Beban Pendingin Ruangan (2012), persoalan tiap kenaikan 1oC temperatur PV yang mengurangi efisiensi PV 0,4 – 0,5% dapat disiasati dengan integrasi Phase Change Material (PCM). Selain itu dengan sifatnya sebagai pendinginan pasif, masuknya kalor ke dalam ruangan juga akan direduksi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat karakteristik efisiensi PV dan perambatan kalor pada ruangan model BIPV yang diintegrasikan dengan PCM CPO. Pengujian dilakukan dengan membandingkan dua model BIPV yang dengan dan tanpa PCM CPO. Variasi dilakukan dengan kemiringan BIPV 45º dan 30º masing-masing orientasi timur dan barat. Setelah dilakukan empat variasi percobaan, BIPV dengan kemiringan 30º lebih unggul dibanding dengan kemiringan 45º. Perbandingan perpindahan panas dinding dalam menuju ruang BIPV dengan PCM CPO kemiringan 30º orientasi barat lebih signifikan dan stabil, terutama pada intensitas 850 W/m² perbandingan panas dari dinding dalam menuju ruang yang sebesar 0,4012 W dapat diredam dengan menggunakan CPO hanya sebesar 0,2596 W. Kemudian pada puncak perpindahan panas tertinggi dari dinding dalam ke ruang model BIPV tanpa CPO dengan intensitas 923 W/m² mencapai 0,43426 W, dengan penambahan PCM CPO hanya 0,25913 W. Perbedaan efisiensi dengan pemakaian PCM CPO juga lebih unggul hingga menaikkan efisiensi 5,75% saat intensitas 982 W/m² sudut penyinaran 120 º dari timur.
Kata kunci : green building, clean energy, photovoltaic, Bahan Perubah Fasa, Minyak Kelapa Sawit, pendingin pasif
Pengaruh variasi campuran bahan bakar pertamax dan bioetanol 99,9% terhadap torsi mesin bensin 4 langkah Tecquipment TD201
Bioethanol is ethanol made from plants such as cassava, sugarcane, sago, which are processed through hydrolysis, fermentation, distillation and dehydration processes. Lampung Province is one of the largest producers of cassava in Indonesia, with the total productivity of 5,451,312 tons in 2017, and 6,683,758 tons in 2018 or there was an increase of 22,61% compared to 2017. From this data, it is possible to produce bioethanol, where every 1 kg of cassava can produce 0,106 liters of bioethanol. This is what underlies this research to investigate the effect of blending bioethanol of 99% with pertamax and bioethanol on the engine torque. Blending bioethanol of 99% can homogeusly mix. The engine used in this study is a Kohler gasoline engine equipped with a VDAS (Versatile Data Accession System) instrument unit in determining the parameters of engine performance. The blending of bioethanol of 99% as big as 14% (E14) gave the highest value of torque at 1 rotation of dynamometer valve opening and engine speed of 2000 rpm