2 research outputs found
Bioconversion of black soldier fly (Hermetia illucens) on agricultural waste: Potential source of protein and lipid, the application (A mini-review)
Hermetia illucens, well-known as black soldier fly (BSF), is an insect easily found in subtropical and tropical regions. It contains high protein and lipids. BSF is known as one of the biological agents consuming organic components, thus having a high potential to overcome organic waste problems. BSF has promising advantages due to its long development time in the larval stage (compared to other flies) and its ability to self-separate from organic waste. BSF with large protein and lipid content can substitute the commonly used protein source in aquaculture, poultry and livestock compound diet formulation, which can be an option to overcome limited sources of future food and feed insecurity. This review analyses the latest study of bioconversion using BSF from the viewpoint of nutrient composition, degradation rate and biomass results from different feed treatments. Various feed and growth mediums have been studied to obtain high protein and lipid biomass. Hopefully, the information will provide new research directions and solutions for converting agro-industrial waste using bioconversion with BSF
Identifikasi Dosis Enzim untuk Degradasi Bulu di Sarang Walet Berbasis Citra Digital Menggunakan Jaringan Syaraf Konvolusional
Sarang burung walet atau edible birds nest merupakan produk luaran burung walet yang
berasal dari liur atau saliva yang mengeras dengan harga yang mahal. Parameter yang
membuat sarang walet mahal adalah kebersihannya. Pembersihan dilakukan secara
destruktif dengan proses pencabutan bulu sarang walet secara manual menggunakan
pinset dan membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni 30 hingga 45 menit. Salah satu
solusi dalam pembersihan sarang walet dari bulu walet adalah dengan menggunakan
bantuan enzim protease serin. Enzim tersebut diaplikasikan dengan jumlah dosis yang
berbeda-beda sesuai dengan banyaknya substrat bulu walet agar proses pendegradasian
berjalan secara optimal. Diperlukan sebuah sistem detektor untuk menghindari pemborosan
sebuah dosis enzim protease serin untuk mendegradasi limbah bulu walet. Salah satu
metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan dosis enzim untuk
degradasi bulu walet adalah deep learning dengan model Jaringan Syaraf Konvolusional.
Metode penelitian dimulai dari pengambilan dataset sebanyak 72 dan diaugmentasi
menjadi 607 gambar. Rasio data training dan validasi yaitu 80:20. Pembelajaran model
dilakukan menggunakan bahasa python dalam format jupyter notebook dengan library
tensorflow di Google Colaboratoy. Pembelajaran model dilakukan dengan 2 jenis arsitektur
GoogleNet dan ResNet-50 serta 7 jenis optimizer yang berbeda. Hasil model terbaik dalam
penelitian ini yaitu jenis arsitektur ResNet-50 dengan optimizer Nadam dan parameter
epoch 10, batch size 32, learning rate 0,001. Hasil nilai dari model terbaik yaitu loss 0.0562,
accuracy (%) 100, Val_Loss 0.12, Val_Accuracy (%) 100. Model tebaik dideployment
sebagai bentuk sistem yang mempermudah user dalam identifikasi dosis enzim untuk
degradasi bulu di sarang walet