14 research outputs found

    Dramaturgi Poligami

    Full text link
    Polygamy always creating conflicts, not only from non Islamic, but also inside Islamic people as well. Although polygamy is allowed by Islam, cultural barrier and negative perceptions spread among people made polygamy was practiced under hidden circumstance. This phenomenon created controversies, and an analysis based on dramaturgy theory of Goffmann would be best to examine the practice. The research found that management impression occurred both in back stage as well as in front stage. The actor is the husband who tried to improve his image by showing off his loyalty toward his first wife. Front stage and back stage are mixed, and in order to trace the genuine message, one must focus on nonverbal message implied in communication process among the pair(s)

    Pola Komunikasi Terapeutik Perawat Dan Pasien Hemodialisis

    Full text link
    This paper is concerned with the dissemination of Healthy Lifestyle information.Healthy Lifestyle which applying food combining approach recently is hailed as a breakthrough in health communication. Meanwhile, the dissemination process consists of message characteristic, communication channel, and range of time period. The innovation on message characteristic involves factors such as relative benefit, compatibility, and complexity. Relative innovation is generated from economy aspect: by applying healthy lifestyle information, it is strongly hoped that human body will become healthy, full of energy, and free from disease. On the other hand, there is difficulty on compatibility factors, due to society\u27s eating pattern which referred on four-healthy pattern for every meal, not for a whole day. The spread of information need a deep toward lifestyle—add complexity for the matter. The communication channels to widespread this information to the public utilize a combination of interpersonal communication (for consultation), group communication (public speech), and mass communication (print media). Time is also a crucial factor in planning information dissemination

    “Lifestyle” Muslimah

    Full text link
    It is always interesting to discuss youth lifestyle. As part of pop culture, youth lifestyle has some features, i.e. standardized culture, having fixed repetitive format, light enjoyable, sentimental, short-lasting, and artificially crafted. Such characteristics are in opposite with other cultural values such as serious, intellectuality, time-respect, and authenticity. In the world of Moslem girl, there is also a strong tendency of being modern and sociable. Mass media and globalization are believed to be the most influential factors. In order to solve the problem, original Islamic learning process such as “madrasah” and “pesantren” are strongly promoted

    Dramaturgi Poligami

    Full text link
    Polygamy always creating conflicts, not only from non Islamic, but also inside Islamic people as well. Although polygamy is allowed by Islam, cultural barrier and negative perceptions spread among people made polygamy was practiced under hidden circumstance. This phenomenon created controversies, and an analysis based on dramaturgy theory of Goffmann would be best to examine the practice. The research found that management impression occurred both in back stage as well as in front stage. The actor is the husband who tried to improve his image by showing off his loyalty toward his first wife. Front stage and back stage are mixed, and in order to trace the genuine message, one must focus on nonverbal message implied in communication process among the pair(s)

    Komunikasi Antarbudaya Dalam Momentum Pelaksanaan Ibadah Haji

    Full text link
    Setiap peristiwa komunikasi sebenarnya memiliki potensi sebagai komunikasi antarbudaya karena para peserta yang terlibat di dalamnya memiliki perbedaan kultur sekecil apa pun. Apalagi dalam momentum Ibadah Haji, berbagai ras, bangsa. suku bangsa berbaur dalam ruang dan waktu yang sama. Berbagai perbedaan kultur di kalangan jemaah haji sering menimbulkan kesalahpahaman yang dapat berakibat fatal. Untuk mengeliminasi kesalahpahaman tersebut, yang perlu dilakukan oleh jemaah haji adalah menyadari akan keunikan budaya setiap orang, bangsa, suku bangsa, tidak terjebak etnosentrisme, serta berupaya mengembangkan empati

    Pola Komunikasi Dalam Pencegahan KDRT Di Jawa Barat

    Get PDF
    Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan persoalan yang pelik. Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) di Jawa Barat dari tahun ke tahun terus meningkat kasusnya. Kekerasan dalam rumah tangga bisa menimpa siapa saja, tidak mengenal batasan usia, pendidikan, status soaial, ataupun profesi. KDRT dapat terjadi pada keluarga yang kaya, berpendidikan, status soaial tinggi, juga profesi yang terpandang di masyarakat. Hal ini tentunya sangat menghawatirkan, oleh karena itu Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah provinsi Jawa Barat untuk mencegah terjadinya KDRT. Sosialisasi Undang-Undang No:23 tahun 2004 mengenai pencegahan KDRT di Jawa Barat menjadi salah satu upaya yang dilakukan. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan studi kasus. Data penelitian diambil melalui wawancara mendalam dengan pengurus P2TP2A Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara baik itu komunikasi antarpribadi, kelompok dan massa. Lembaga yang melakukan sosialisasi tidak tergantung hanya pada satu lembaga, namun bernagai lembaga ternyata melakukan sosialisasi dan upaya pencegahan dalam rangka mengurangi angka KDR

    Komunikasi Dan Pembangunan Partisipatif

    Full text link
    A participatory development philosophy has shifted the traditional linear development. Through the new development principles, hopefully, members of village might actively participate in development process. The program called Community Action Plan (CAP) based on community participation releases document such as Mid-term Development Plan on the level of village. Communication system is needed to help people transforming their goals, values, and cultural beliefs into the plan

    Keterlibatan Perempuan dalam Pengambilan Keputusan pada Perencanaan Pembangunan

    Full text link
    Pembangunan partisipatif adalah suatu pembangunan yang memungkingkan menumbuhkan kreatifitas dari masyarakat dalam perencanaan pembangunan di suatu kawasan atau lingkungannya. Partisipasi masyarakat akan mengarahkan kepada tumbuhnya kemampuan-kemampuan masyarakat untuk mandiri. Partisipasi tidak hanya terbatas dalam pengertian “ikut serta” secara fisik, melainkan keterlibatan yang memungkinkan melaksanakan identifikasi masalah sendiri, mengorganisasikan masalah, mencari akar masalah dan menentukan perencanaan program pembangunan. Perencanaan pembangunan partisipatif dipandang sebagai sebuah metodologi yang menghantarkan pelaku-pelakunya untuk dapat memahami masalah yang dihadapi, menganalisa akar-akar masalah tersebut, mendesain tindakan-tindakan terpilih dan memberikan kerangka untuk pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program. Dari 6,1 miliar penduduk dunia setengahnya adalah perempuan. Dengan jumlah yang banyak ini perempuan mempunyai andil besar dalam setiap bidang kehidupan yang sama besarnya dengan laki-laki khususnya dalam perencanaan pembangunan partisipatif. Dengan demikian manarik mengkaji partisipasi perempuan dalam Perencanaan Pembangunan Partisipatif di Kabupaten Bandung.Berdasarkan data penelitian yang disebarkan kepada 30 responden perempuan yang aktif dalam kegiatan perencanaan pembangunan partisipatif di Dayeuh Kolot melalui survey diperoleh hasil yang menggambarkan bahwa bahwa sikap perempuan terhadap pembangunan partisipatif adalah ”mendukung”, sementara keterlibatan perempuan dalam tahapan proses pembangunan partisipatif memperlihatkan bahwa masih dianggap sedang, hal ini menggambarkan bahwa kecenderungan sikap yang ditunjukkan oleh mereka tidak menjamin keterlibatan mereka menjadi tinggi atau sejalan dengan sikap mereka. Kontribusi perempuan dalam proses pembangunan partisipatif berkategori tinggi, dimana kontribusi yang diberikan tidak hanya bersifat non materi dalam arti pikiran tenaga yang sudah dicurahkan untuk kegiatan perencanaan pembangunan partisipatif, namun juga perempuan memberikan partisipasi dalam wujud materi. Kendala dalam keikutsertaannya dalam kegiatan perencanaan pembangunan partisipatif juga cukup dirasakan oleh perempuan seperti dari orang-orang terdekat misalnya suami, anak-anakhal ini terlihat dari data penelitian yang mengambarkan bahwa ketika perempuan dihadapkan pada situasi memilih antara keluarga dan kegiatan lingkungannya, perempuan masih lebih mengutamakan keluarganya, maka keterlibatannya dalam pembangunan partisipatif merupakan pilihan alternatif setelah mengutamakan keluarga

    Keterlibatan Perempuan dalam Pengambilan Keputusan pada Perencanaan Pembangunan

    Full text link
    Pembangunan partisipatif adalah suatu pembangunan yang memungkingkan menumbuhkan kreatifitas dari masyarakat dalam perencanaan pembangunan di suatu kawasan atau lingkungannya. Partisipasi masyarakat akan mengarahkan kepada tumbuhnya kemampuan-kemampuan masyarakat untuk mandiri. Partisipasi tidak hanya terbatas dalam pengertian “ikut serta” secara fisik, melainkan keterlibatan yang memungkinkan melaksanakan identifikasi masalah sendiri, mengorganisasikan masalah, mencari akar masalah dan menentukan perencanaan program pembangunan. Perencanaan pembangunan partisipatif dipandang sebagai sebuah metodologi yang menghantarkan pelaku-pelakunya untuk dapat memahami masalah yang dihadapi, menganalisa akar-akar masalah tersebut, mendesain tindakan-tindakan terpilih dan memberikan kerangka untuk pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program. Dari 6,1 miliar penduduk dunia setengahnya adalah perempuan. Dengan jumlah yang banyak ini perempuan mempunyai andil besar dalam setiap bidang kehidupan yang sama besarnya dengan laki-laki khususnya dalam perencanaan pembangunan partisipatif. Dengan demikian manarik mengkaji partisipasi perempuan dalam Perencanaan Pembangunan Partisipatif di Kabupaten Bandung.Berdasarkan data penelitian yang disebarkan kepada 30 responden perempuan yang aktif dalam kegiatan perencanaan pembangunan partisipatif di Dayeuh Kolot melalui survey diperoleh hasil yang menggambarkan bahwa bahwa sikap perempuan terhadap pembangunan partisipatif adalah ”mendukung”, sementara keterlibatan perempuan dalam tahapan proses pembangunan partisipatif memperlihatkan bahwa masih dianggap sedang, hal ini menggambarkan bahwa kecenderungan sikap yang ditunjukkan oleh mereka tidak menjamin keterlibatan mereka menjadi tinggi atau sejalan dengan sikap mereka. Kontribusi perempuan dalam proses pembangunan partisipatif berkategori tinggi, dimana kontribusi yang diberikan tidak hanya bersifat non materi dalam arti pikiran tenaga yang sudah dicurahkan untuk kegiatan perencanaan pembangunan partisipatif, namun juga perempuan memberikan partisipasi dalam wujud materi. Kendala dalam keikutsertaannya dalam kegiatan perencanaan pembangunan partisipatif juga cukup dirasakan oleh perempuan seperti dari orang-orang terdekat misalnya suami, anak-anakhal ini terlihat dari data penelitian yang mengambarkan bahwa ketika perempuan dihadapkan pada situasi memilih antara keluarga dan kegiatan lingkungannya, perempuan masih lebih mengutamakan keluarganya, maka keterlibatannya dalam pembangunan partisipatif merupakan pilihan alternatif setelah mengutamakan keluarga
    corecore