8 research outputs found

    PERANCANGAN TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK BERBASIS KINCIR ANGIN KECEPATAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN DIFFUSER UNTUK PERUMAHAN DI DAERAH PESISIR PANTAI DI SULAWESI TENGGARA

    Get PDF
    Energi memiliki peran penting dalam pembangunan suatu daerah. Listrik adalah salah satu bentuk energi yang telah diterima sebagai salah satu elemen pendorong pembangunan ekonomi. Sulawesi Tenggara, yang merupakan salah satu daerah yang sedang berkembang di Indonesia, tampaknya masih memiliki masalah penyediaan listrik untuk masyarakat. Listrik perkapita untuk provinsi ini adalah sekitar 50 watt, jauh dibanding rata-rata di Indonesia yang hanpir sekitar 200 watt.  Jumlah desa dengan koneksi lisrik adalah 1440 dari total lebih dari 2000 desa. Menurut data dari pemerintah, hampir sekitar 40% dari jumlah total desa ini berada di daerah pesisir. Teknologi pembangkit berbasis turbin angin yang terinegrasi ke perumahan penduduk  dapat menjadi salah satu pilihan dalam mendukung penyediaan listrik untuk masyarakat di daerah pesisir. Namun, selama ini kecepatan angin disekitar bangunan yang rendah telah menjadi kendala dalam aplikasi teknologi ini karena rendahnya nilai kinerja. Penambahan diffuser dipercaya dapat meningkatkan kecepatan angin dalam turbin, sehingga akan meningkatkan kinerja. Tujuan dari penelitian ini adalah perancangan turbin angin dengan diffuser, untuk membantu mendukung penyediaan listrik didaerah pesisir. Aktifitas yang dilakukan berupa pendesainan, dengan menggunakan model Blade Element Momentum dan data empiris dari penelitian dibeberapa referensi,   dan pengujian dilapangan dengan menggunakan mobil , sebagai pengganti wind tunnel.

    PENGUJIAN EXPERIMANTAL PENGARUH SUSUNAN PELAT PENYERAP TERHADAP KARAKTERISTIK THERMALALIRAN UDARA ALAMIAH PADA SISTEM PENGERING KOLEKTOR SURYA

    Get PDF
    Pengeringan merupakan suatu proses penting dalam penyediaan produk makanan maupun produk lainnya. Penelitian ini mempelajari sistem penyerapan panas dari susunan berbagai jenis material dalam sistem pengeringan surya konveksi alami. Sistem ini memiliki susunan lapisan material berikut: kaca penutup, penyerap panas dan bahan dinding isolator. Pengujian ini menggunakan empat model susunan material penyerap panas yakni Model 1 tanpa bahan penyerap, Model 2 menggunakan atap seng satu lapis, Model 3 menggunakan pelat aluminum satu lapis dan model 4 menggunakan atap seng dua lapis. Temperatur udara yang dihasilkan oleh kolektor ini sangat penting dalam sistem perpindahan panas dan massa pada pengeringan produk. Temperatur udara luar dan udara panas yang keluar dari sistem diukur secara digital menggunakan thermokople type-K. Intensitas panas juga diukur menggunakan solar power meter sedangkan kelembaban udara diukur menggunakan hygrometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur output dari udara meningkat seiring dengan karakteristik thermal dari bahan kolektor yang digunakan. Kata kunci: Pengering surya, penyerap panas, temperatuer, efisiens

    ANALISIS SPESIFIK KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP DI NII TANASA DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR RENDAH KALOR

    Get PDF
     Konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) dalam pembangkit listrik tenaga uap sangat penting untuk diketahui karena terkait dengan perbandingan total konsumsi bahan bakar, di mana Pembangkit Listrik Tenaga Uap Nii Tanasa menggunakan bahan bakar batubara terhadap tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator listrik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa efisien pembangkit listrik di industri pembangkit listrik di pembangkit listrik tenaga uap di Nii Tanasa dan juga untuk kemungkinan nilai kalor bahan bakar yang akan digunakan untuk pembakaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Konsumsi Bahan Bakar Spesifik yang dibutuhkan dalam pembangkit listrik tenaga uap. Metode yang digunakan adalah metode langsung, input yang diperlukan adalah Gross kWh, Net kWh, penggunaan bahan bakar batubara. Jenis bahan bakar yang digunakan adalah lignit rendah kalori. Hasil Konsumsi Bruto pada bulan Januari terlihat 1,08 kg / kWh sedangkan Konsumsi Bahan Bakar Bersih adalah 1,25 kg / kWh. Pada bulan Desember nilai Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Bruto adalah 1,04kg / kWh sedangkan jumlah Konsumsi Bahan Bakar Spesifik adalah 1,17kg / kWh. Nilainya relatif tinggi pada kapasitas ≤ 100 MW.Kata Kunci: Specific fuel consumption, Tenaga Uap, batu bara, Listrik, Pembakaran  

    Rearward visibility assessment and a proposed performance scoring for ASEAN NCAP

    Get PDF
    Asia has the highest number of registered motorcycles globally and the recent data has shown that motorcycles fatalities has been the major accident and death cases in ASEAN Region. One of the major concerns is the visibility of motorcycles to other vehicles on the road. Thus, in this project, ECE R46 and FMVSS regulations have been referred as the base guidelines to establish a novel test protocols for vehicles rearward visibility assessment. Sixteen cars have been benchmarked and analysed in term of their rear-view mirror (Class I) and external mirror (Class III) performance. Motorcycles visibility to the vehicles’ Class I and Class III mirrors also been assessed by converting the measured data into number of motorcycles based on its width. A proposed performance scoring system for ASEAN NCAP has been developed based on that to address the Motorcycle Safety pillar

    PENGOLAHAN MINYAK JELANTAH MENJADI BAHAN BAKAR BIODIESEL DENGAN PENCAMPURAN MINYAK PIROLISIS KULIT METE

    No full text
    ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pencampuran minyak jelantah sebagai bahan bakar biodiesel dengan pencampuran minyak pirolisis kulit mete sebagai bahan bakar alternatif. Bahan Baku yang digunakan adalah minyak jelantah dan minyak pirolisis kulit mete. Metode pencampuran minyak jelantah dengan minyak pirolisis kulit mete masing-masing menggunakan perbandingan minyak jelantah 60%: 40%, 40%: 60% dan 50%: 50% kemudian hasil pencampuran minyak jelantah dilakukan pengujian pembakaran menggunakan kompor minyak dengan mendidihkan air. Hasil penelitian menujukkan bahwa waktu didih rata yang diperoleh dari masing-masing campuran adalah 55, 25 menit untuk campuran minyak jelantah 60%: 40%, campuran 40%: 60% adalah 37, 65 menit dan pada campuran 50%: 50% adalah 41, 21 menit.  Kata kunci: minyak jelantah, minyak pirolisis kulit mete, kompor minyak. ABSTRACT [Pengolahan Minyak Jelantah Sebagai Bahan Bakar Biodiesel Dengan Pencampuran Minyak Pirolisis Kulit Mete]. The purpose of this study was to determine the effect of mixing used cooking oil as biodiesel fuel with cashew nut shell pyrolysis oil as an alternative fuel. The raw materials used are used cooking oil and cashew nut shell pyrolysis oil. The method of mixing used cooking oil with skin pyrolysis oil uses a ratio of 60%: 40%, 40%: 60% and 50%: 50% cooking oil respectively. The results showed that the average boiling time obtained from each mixture was 55.25 minutes for a mixture of cooking oil 60%: 40%, a mixture of 40%: 60% was 37.65 minutes and for a mixture of 50%: 50% it was 41, 21 minutes. Keywords: cooking oil, cashew shell pyrolysis oil, and oil stove.

    ANALISA KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIMER RESIN POLIESTER BERPENGUAT SERAT TEBU

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh yaitu kekuatan tarik bahan komposit polimer resin poliester berpenguat serat tebu. Cetakan komposit terbuat dari pelat baja berbentuk persegiempat dengan dengan ukuran 300 x 300 x 30 mm. Serat ampas tebu yang diperoleh dari limbah tebu. Ampas serat tebu diurai dengan melakukan pemukulan untuk melonggarkan serat serta dilakukan pembersihan unsure lignin, wax, pectin dan impurity serat dengan menggunakan larutan NaOH pada konsentrasi 5% dengan waktu perendaman selama 1 jam. Proses pencetakan komposit dilengkapi dengan plat tipis yang berfungsi sebagai stopper (pembatas ketebalan komposit). Hasil penelitian menunjukkan nilai tegangan tarik rata-rata terbesar terdapat pada komposisi campuran 50% serat dan 50% resin yakni sebesar 1.019 Mpa sedangkan nilai tegangan tarik terendah terdapat pada komposisi campuran 20% serat dan 80% resin yaitu sebesar  0.831 Mpa. Pada komposisi campuran 40% serat dan 60% resin  memiliki nilai tegangan tarik yang dihasilkan berada pada skala medium antara campuran 50% serat dan 50% resin  dan pada komposisi campuran 20% serat dan 80% resin yaitu sebesar  0.885 Mpa. Dimana besarnya volume serat ampas tebu yang terdapat pada komposisi campuran mengakibatkan peningkatan nilai tegangan tarik yang tinggi, begitupun sebaliknya rendahnya volume serat ampas tebu yang terdapat pada komposisi campuran material komposit mengakibatkan rendahnya nilai  tegangan tarik yang dihasilkanKata kunci: komposit, serat ampas tebu, tegangan tarik

    Rearward visibility technology in ASEAN market

    No full text
    Recent trend in modern vehicle design tends to make thick roof pillar for stronger structure to withstand collision impact; which results in limiting rearward visibility. One of the ways to circumvent this reduced visibility is by using Rearward Visibility Technology (RVT). The objective of this review paper is to produce an overview of RVTs available in ASEAN market. RVTs in ASEAN can be categorised into classes and sub-classes: Original Equipment Manufacturer(OEM), After Market, Class I, Class III, CMS, Auto-Dim and others. It can be concluded that RVT is still in introductory phase to the ASEAN region; as RVTs only been implemented by OEMs in several models mainly in premium price range, Electric Vehicle and Sport Utility Vehicles. After market RVT products offers cost-effective prices but the performance in comparison to OEM RVT is yet to be known
    corecore