31 research outputs found
Optimalisasi Kondisi Pemurnian Asam Lemak Tak Jenuh dari Minyak Ikan Lele Sangkuriang (Clarias batracus) dengan Metode Kristalisasi Urea
Telah dilakukan penelitian tentang optimalisasi kondisi pemurnian asam lemak tak jenuh dari minyak ikan lele (Clarias batrachus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio urea terhadap asam lemak baik pada proses kristalisasi yang menghasilkan konsentrat asam lemak tak jenuh tinggi maupun pada waktu kristalisasi yang menghasilkan asam lemak tak jenuh tinggi. Perlakuan pengaruh rasio urea terhadap asam lemak adalah dengan lima tingkatan rasio masing-masing 1,5:1, 2:1, 2,5:1, 3:1, 3,5:1 dan perlakuan waktu kristalisasi yang terdiri atas tiga taraf masing-masing waktu kristalisasi 24, 30,dan 36 jam. Tiap perlakuan diulang tiga kali. Kadar asam lemak tak jenuh hasil kristalisasirasio urea dianalisis menggunakan metode kromatiografi gas.Hasil yang diperoleh menunjukan bahwarasio urea terhadap asam lemak (2,5:1) menghasilkan asam lemak tak jenuh tertinggi, yakni mencapai 85,59% dengan waktu kristalisasi 24 jam
KAJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN TEMBELEKAN (Lantana camara L) BERDASARKAN TINGKAT KEPOLARAN PELARUT
The investigation about the antioxidant activity of tembelekan (Lantana camara L) leaf extract based on level polar solvent . Has been done the aim of this study was to determine the IC50 value and to know the content of antioxidant compounds from tembelekan leaf extract based on the level of polar solvent the extraction of tembelekan leaf was done with maceration method . The result showed that ethyl acetate extract of tembelekan leaf has the highest antioxidant activity with IC50 value was 71,70 ppm. Keywords: Tembelekan ( Lantana Camara L ) , IC50 , Antioxidant , DPP
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BUNGA TEMBELEKAN (Lantana camara Linn) DARI BEBERAPA TINGKAT KEPOLARAN PELARUT
Telah dilakukan penelitian tentang Uji aktivitas antibakteri ekstrak bunga tembelekan (Lantana camara Linn.) dari beberapa tingkat kepolaran pelarut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui berapa daya hambat ekstrak bunga tembelekan terhadap bakteri gram positif (Streptococcus mutans) dan bakteri gram negatif (Vibrio cholerae) berdasarkan tingkat kepolaran pelarut. Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode maserasi dengan 3 tingkat polaritas pelarut yang dimulai dari pelarut non polar (n-heksan), diikuti dengan pelarut semipolar (etil asetat) dan pelarut polar (etanol). Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan uji metode sumur difusi, dan parameter yang diamati adalah diameter daya hambat. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etil asetat memberikan daya hambat tertinggi 17.33 mm pada bakteri gram negatif (Vibrio cholera) dan ektrak etanol 13,2 mm pada bakteri gram positif (Streptococcus mutans).Kata kunci: Ekstak bunga tembelekan, Daya hambat, Antibakteri
POTENSI ANTIOKSIDAN METABOLIT SEKUNDER FRAKSI ETIL ASETAT DARI KULIT BATANG EBONI (Diospyros celebica Bakh.)
Telah dilakukan penelitian terhadap potensi antioksidan senyawa metabolit sekunder fraksi etil asetat dari kulit batang eboni (Diospyros celebica Bakh.). Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi serta mengetahui aktivitas antioksidan senyawa metabolit sekunder fraksi etil asetat dari kulit batang eboni. Ekstrak etil asetat difraksinasi menggunakan Kromatografi Vakum Cair (KVC) dan Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG). Senyawa hasil isolasi dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan IR. Data pada serapan maksimum λmaks 273 nm dari analisis UV-Vis menunjukkan adanya kromofor fenol. Data spektra IR memperlihatkan beberapa puncak spesifik antara lain pada bilangan gelombang (ʋ) 3425,58 cm-1 mengindikasikan adanya gugus –OH, ikatan C-H alifatik pada ʋ 2924,09 dan 2854,65 cm-1, serta adanya puncak pada ʋ 1604,77-1465,90 cm-1 dan 3078,39 cm-1 mengindikasikan gugus aromatik, memperkuat dugaan bahwa isolat yang dihasilkan adalah senyawa fenolik. Nilai IC50 sebesar 75,47 µg/mL dari pengujian aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa isolat yang diperoleh adalah senyawa antioksidan dengan kategori antioksidan kuat.Kata Kunci : antioksidan, Diospyros, eboni, fenolik, isolas
OPTIMASI KONDISI REAKSI UNTUK SINTESIS KARBOKSIMETIL SELULOSA (CMC) DARI BATANG JAGUNG (Zea mays L.)
Telah dilakukan penelitian Optimasi Kondisi Reaksi untuk Sintesis Karboksimetil Selulosa (CMC) dari Batang Jagung (Zea mays L.). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rasio natrium monokloroasetat : selulosa dan waktu reaksi terbaik dalam sintesis karboksimetil selulosa dari batang jagung sehingga diperoleh rendemen dan derajat subsitusi tertinggi. Variasi rasio yang digunakan adalah 4:5, 5:5, 6:5, 7:5, 8:5 dan 9:5 gram sedangkan waktu reaksi yang digunakan yaitu 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 jam. Kondisi optimum reaksi dalam sintesis karboksimetil selulosa dari batang jagung diperoleh pada penggunaan rasio 6:5 gram natrium monokloroasetat : selulosa dengan menggunakan 4 jam waktu reaksi. Karboksimetil selulosa yang dihasilkan pada penggunaan rasio terbaik memiliki rendemen sebesar 96,36% dan derajat substitusi yaitu 0,839. Sedangkan hasil karboksimetil selulosa pada waktu reaksi terbaik memiliki rendemen sebesar 91,95% dengan derajat subsitusi sebesar 0,785. Kata kunci: Batang jagung, Karboksimetil Selulosa, Derajat Substitus
Isolasi dan Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri dari Daun, Batang dan Bunga Tumbuhan Salembangu (Melissa sp.)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rendemen dan komponen kimia minyak atsiri tumbuhan Salembangu (Melissa sp.). Sampel yang digunakan adalah bagian daun, batang, dan bunga. Minyak atsiri tumbuhan Salembangu diperoleh dengan metode destilasi uap-air, kemudian destilatnya dipisahkan dengan corong pisah, sehingga diperoleh rata-rata rendemen minyak atsiri pada daun, batang, dan bunga berturut-turut sebesar 0,51%, 0,29%, 0,90%. Analisis komponen kimia minyak atsiri tumbuhan Salembangu dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Gas Spektrometri Massa (GC-MS). Komponen terbesar minyak atsiri tumbuhan Salembangu pada daun adalah kurkumin pada batang adalah 4-Terpineol dan pada bunga adalah Syringol. Senyawa yang mencirikan aroma khaspadatumbuhan Salembangu adalah Zingeron
KAJIAN EKSTRAKSI GELATIN DARI TULANG IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu perendaman dan rasio antara berat tulang ikan mujair terhadap volume asam sitrat 9% (b/v) dalam menghasilkan gelatin dengan rendemen tertinggi dan mutu terbaik. Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 taraf waktu kontak yaitu 24, 36, 48, 60,dan 72 jam dan 5 taraf rasio berat tulang ikan mujair: asam sitrat 1:2, 1:3, 1:4, 1:5 dan 1:6. Penentuan pengaruh waktu perendaman dan rasio dilakukan dengan menggunakan metode pembobotan berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan 5 parameter pengujian yakni rendemen, kadar abu, kadar air, viskositas, dan kekuatan gel. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh waktu perendaman dengan menggunakan 5 parameter tertinggi adalah 36 jam dan rasio adalah 1:6, dengan rendemen 9,439%, kadar abu 2,8%, kadar air 5,81%, viskositas 5,24 cP, dan kekuatan gel terbaik 38,1 mm/kg.sKata kunci : Gelatin, tulang ikan mujair, asam sitrat, viskositas, kekuatan ge
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Limbah Kulit Ari Biji Kopi (Coffea sp) Berdasarkan Tingkat Kepolaran Pelarut
"> Telah dilakukan penelitian tentang aktivitas antioksidan ekstrak kulit ari biji kopi (Coffea sp) berdasarkan tingkat kepolaran pelarut. Penelitian ini diawali dengan melakukan ekstraksi menggunakan pelarut metanol, selanjutnya dilakukan fraksinasi dengan pelarut nheksana, etil asetat dan n-butanol. Ekstrak hasil fraksinasi dengan n-heksana, etil asetat dann-butanol diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH. Hasil yang diperoleh untuk aktivitas antioksidan (IC50) pada ekstrak n-heksana, etil asetat, n-butanol dan vitamin C masing – masing adalah 1182,2 ppm, 823,52 ppm, 556,67 ppm dan 101,85 ppm
EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI PEKTIN DARI KULIT BUAH MANGGA HARUMANIS (Mangifera Indica L.) BERDASARKAN VARIASI SUHU DAN WAKTU
Telah dilakukan penelitian ekstraksi dan karakterisasi pektin dari kulit buah mangga harumanis (Mangifera indica L.) berdasarkan variasi suhu dan waktu. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui suhu ekstraksi dan waktu ekstraksi terbaik untuk menghasilkan ekstrak pektin dengan rendemen tertinggi dan karakteristik pektin. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 2 faktor yaitu suhu ekstraksi terdiri atas 5 taraf (60-65, 70-75, 80-85, 90-95, dan 100-105 OC) dan waktu ekstraksi terdiri atas 6 taraf (60, 90, 120, 150, 180, dan 210 menit) yang masing-masing dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu ekstraksi terbaik diperoleh pada 90-95OC dengan rendemen pektin 40,19 % dan waktu ekstraksi terbaik diperoleh pada 150 menit dengan rendemen pektin 49,13 %. Hasil karakteristik pektin yang diperoleh antara lain yaitu kadar air 8,2 %, kadar metoksil 9,57% kadar galakturonat 74,16%. Hasil identifikasi spektroskopi FTIR dengan masing-masing serapan pada gelombang tertentu menunjukkan adanya gugus fungsi yang sesuai dengan struktur pektin.Kata kunci : ekstraksi, karakterisasi, pektin, kulit manga harumanis
EKSTRAKSI DAN UJI STABILITAS BETASIANIN DALAM EKSTRAK BUAH KAKTUS (Opuntia elatior Mill.)
Telah dilakukan penelitian tentang ekstraksi dan uji stabilitas ekstrak buah kaktus (Opuntia elatior Mill.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi pelarut (etanol; campuran etanol : air; dan air) terhadap kadar betasianin dalam ekstrak buah kaktus. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi selama 72 jam pada semua variasi pelarut. Hasil terbaik dari perlakuan di atas kemudian dilakukan pengujian stabilitas betasianin terhadap cahaya dan pH. Pengujian stabilitas terhadap cahaya dilakukan dengan pemaparan betasianin ekstrak buah kaktus dibawah sinar matahari langsung selama 5 jam dengan variasi wadah penyimpan, yaitu botol cokelat dan botol bening. Analisis kadar betasianin dilakukan setiap 1 jam. Pengujian stabilitas betasianin terhadap pH dilakukan dengan cara penyimpanan sampel selama 72 jam dengan variasi pH 3, 4, 5, 6. 7 dan 8. Kadar betasianin tertinggi diperloleh menggunakan pelarut air yaitu sebesar 15,42 mg/100g. Betasianin tidak stabil terhadap paparan cahaya matahari dimana kadar betasianin berkurang sebanyak 47,35% pada botol cokelat dan 66,93% pada botol bening setelah 5 jam penyimpanan. Betasianin stabil pada kondisi pH 4, 5 dan 6 dengan penurunan kadar betasianin masing-masing sebesar 15,82%, 14,25% dan 15,71%. Kata Kunci : Buah Kaktus (Opuntia elatior Mill.), Ekstraksi, Stabilitas Betasiani