4 research outputs found

    Pengaruh Impregnasi Vakum dan Aplikasi Edible Coating dari Lidah Buaya Terhadap Kualitas Buah Pepaya Potong

    No full text
    Buah pepaya potong mudah mengalami penurunan kualitas dan kerusakan selama penyimpanan sehingga diperlukan usaha untuk memperpanjang umur simpan secara aman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penambahan kalisum laktat dengan metode impregnasi vakum serta aplikasi edible coating dari lidah buaya terhadap kualitas buah pepaya potong selama penyimpanan. Pepaya segar dan pepaya yang diperkaya dengan kalsium laktat dengan perendaman pada tekanan atmosfir dan di bawah vakum digunakan dalam penelitian ini, dengan dan tanpa aplikasi edible coating. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh dari penambahan larutan isotonik dengan metode impregnasi vakum dan aplikasi edible coating dari lidah buaya terhadap kualitas buah pepaya potong selama penyimpanan. Irisan buah pepaya direndam dalam larutan kalsium laktat 1,5% pada tekanan atmosfir selama 20 menit dan pada tekanan vakum 60 mbar selama 10 menit dan dilanjutkan selama 10 menit pada tekanan atmosfir. Selanjutnya, pepaya segar dan pepaya yang diperkaya dengan kalsium laktat, baik pada tekanan atmosfir maupun vakum, disimpan pada suhu 7± 2 °C dengan dan tanpa edible coating. Komposisi edible coating adalah lidah buaya (30%), xanthan gum (1%), gliserol (3%), asam askorbat (0,5%), dan asam sitrat (1%). Percobaan dilakukan dengan tiga ulangan, dan data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode nested menggunakan Minitab 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang nyata (p-value<0,05) terhadap respon susut bobot, total padatan terlarut, kecerahan (L), kemerahan (a), dan kekuningan (b). Lama penyimpanan dan interaksi perlakuan berpengaruh nyata terhadap susut bobot, total padatan terlarut, tekstur, kekuningan (b), dan kadar air. Perlakuan impregnasi vakum dengan edible coating dapat mempertahankan kadar air pepaya potong dan memiliki warna L*, a*, b* yang konstan selama penyimpanan. Namun Perlakuan impregnasi vakum tanpa edible coating lebih baik dalam mempertahankan tekstur selama penyimpanan

    Pengaruh Penggunaan Dua Alternator Pada Kincir Angin Tipe Lenz

    No full text
    Kebutuhan energi semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Selama ini sumber energi masih bergantung pada energi fosil. terdapat sumber energi terbarukan yaitu energi angin. Pulau Nuse memiliki potensi untuk dikembangkan PLTB skala kecil menggunakan kincir angin sumbu vertikal. Kincir angin sumbu vertikal yang akan digunakan adalah tipe lenz dengan dua alternator. Sebelum dilakukan pemasangan kincir angin di Pulau Nuse, dilakukan pengujian pada kincir angin di Pantai Bajulmati Kabupaten malang. Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui pengaruh penggunaan dua alternator terhadap putaran poros kincir angin dan daya yang dihasilkan untuk pengisian akumulator serta untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi waktu pengisian akumulator. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung untuk mengukur parameter yang sudah ditentukan. Parameter yang diukur adalah kecepatan angin, kecepatan putar poros, tegangan dan arus listrik yang dihasilkan. pengambilan data dilakukan berdasarkan jumlah alternator yang dipasang untuk mengetahui perbedaan kecepatan putaran. Dari data yang telah didapatkan dilakukan analisis data menggunakan analisis deskriptif. Penelitian dilakukan dengan merancang bagian kincir angin tipe lenz dan merancang alat uji alternator. Pengujian alternator terdapat dua kondisi akumulator dimana akumulator sebelum diisi dan sesudah terisi. Pada akumulator sudah terisi menunjukkan bahwa alternator dapat menghasilkan arus listrik untuk mengisi akumulator pada kecepatan 1033 rpm dan mengeluarkan arus sebesar 3,41 A dan menghasilkan tegangan sebesar 13,4 V. Pada akumulator sebelum diisi menunjukkan bahwa alternator dapat menghasilkan arus pada kecepatan 1194 rpm dan mengeluarkan arus sebesar 7,09 A dan tegangan sebesar 13,4 V. Pengujian kincir angin yang berlokasi di Pantai Bajul Mati didapatkan kecepatan angin tertinggi adalah 7 m/s. Pengujian kincir angin dilakukan berdasarkan jumlah alternator yang terpasang. Pada kondisi tanpa alternator kincir angin dapat berputar pada kecepatan angin 2 m/s dan kecepatan tertinggi didapatkan daya sebesar 240,60 watt. Kondisis satu alternator kincir angin berputar dengan kecepatan angin paling rendah 2,1 m/s dan pada kecepatan putaran tertinggi didapatkan 48,8 rpm. Kondisi dua alternator kincir angin dapat berputar pada kecepatan angin terendah 3,1 m/s dan kecepatan putaran tertinggi didapatkan 36 rpm

    Pengaruh Penggunaan Dua Alternator Pada Kincir Angin Tipe Lenz

    No full text
    Kebutuhan energi semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Selama ini sumber energi masih bergantung pada energi fosil. terdapat sumber energi terbarukan yaitu energi angin. Pulau Nuse memiliki potensi untuk dikembangkan PLTB skala kecil menggunakan kincir angin sumbu vertikal. Kincir angin sumbu vertikal yang akan digunakan adalah tipe lenz dengan dua alternator. Sebelum dilakukan pemasangan kincir angin di Pulau Nuse, dilakukan pengujian pada kincir angin di Pantai Bajulmati Kabupaten malang. Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui pengaruh penggunaan dua alternator terhadap putaran poros kincir angin dan daya yang dihasilkan untuk pengisian akumulator serta untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi waktu pengisian akumulator. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung untuk mengukur parameter yang sudah ditentukan. Parameter yang diukur adalah kecepatan angin, kecepatan putar poros, tegangan dan arus listrik yang dihasilkan. pengambilan data dilakukan berdasarkan jumlah alternator yang dipasang untuk mengetahui perbedaan kecepatan putaran. Dari data yang telah didapatkan dilakukan analisis data menggunakan analisis deskriptif Penelitian dilakukan dengan merancang bagian kincir angin tipe lenz dan merancang alat uji alternator. Pengujian alternator terdapat dua kondisi akumulator dimana akumulator sebelum diisi dan sesudah terisi. Pada akumulator sudah terisi menunjukkan bahwa alternator dapat menghasilkan arus listrik untuk mengisi akumulator pada kecepatan 1033 rpm dan mengeluarkan arus sebesar 3,41 A dan menghasilkan tegangan sebesar 13,4 V. Pada akumulator sebelum diisi menunjukkan bahwa alternator dapat menghasilkan arus pada kecepatan 1194 rpm dan mengeluarkan arus sebesar 7,09 A dan tegangan sebesar 13,4 V. Pengujian kincir angin yang berlokasi di Pantai Bajul Mati didapatkan kecepatan angin tertinggi adalah 7 m/s. Pengujian kincir angin dilakukan berdasarkan jumlah alternator yang terpasang. Pada kondisi tanpa alternator kincir angin dapat berputar pada kecepatan angin 2 m/s dan kecepatan tertinggi didapatkan daya sebesar 240,60 watt. Kondisis satu alternator kincir angin berputar dengan kecepatan angin paling rendah 2,1 m/s dan pada kecepatan putaran tertinggi didapatkan 48,8 rpm. Kondisi dua alternator kincir angin dapat berputar pada kecepatan angin terendah 3,1 m/s dan kecepatan putaran tertinggi didapatkan 36 rpm

    Pengaruh Lama Pengasinan dengan Metode Tekanan Terhadap Sifat Fisikokimia dan Umur Simpan Telur Asin

    No full text
    Bentuk olahan telur itik (Anas plathyrynchos) yang sampai sekarang paling dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah telur asin. Selama penyimpanan telur asin akan mengalami perubahan kualitas. Kualitas telur yang dihasilkan dipengaruhi oleh lama perendaman telur dalam larutan garam. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama pengasinan telur pada metode tekanan terhadap sifat fisikokimia dan umur simpan telur asin. Dengan variabel bebas adalah lama pengasinan 1 hari, 3 hari, 5 hari dengan tekanan 2 bar. Masing-masing perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Dilakukan pengamatan pada hari ke 0, hari ke 7 dan hari ke 14. Controlling yang digunakan pengasinan tanpa tekanan. Hasil selama penyimpanan menunjukkan telur asin dengan pengasinan 5 hari tekanan memiliki sifat fisikokimia paling baik bahkan pada penyimpanan 14 hari dapat ditunjukkan dengan skor organoleptik kenampakan kuning telur asin 4,6 dan skor organoleptik aroma telur asin 2,8 dengan sifat fisikokimia telur asin berupa kadar garam putih telur 1,59%, kadar garam kuning telur 0,69%, susut bobot 0,654%, tekstur kekerasan kuning telur 0,256 kgf, tekstur kekerasan putih telur 0,094 kgf, indeks warna L*(lightness) kuning telur 67,59, indeks warna a*(redness) 17,44, indeks warna b*(yellowness) 49,68. Untuk studi umur simpan telur asin dapat ditentukan umur simpan telur asin rebus berdasarkan mutu tekstur kekerasan putih telur pada pengasinan 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan kontrol secara berturut-turut memiliki umur simpan selama 12,83 hari, 14,01 hari, 15,04 hari, 13,52 ha
    corecore