92 research outputs found
Kajian USAhatani Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Di Desa Sukasirna Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur
An assessment on common carp breeding farm was conducted in Sukasirna and it involved 8 farmers inwhich 2 farmers used Wildan and local strains and the other 6 farmers applied local strain only. The aspectsassessed were spawning, fry rearing, and costs and return analysis. Spawning of Wildan strain used 6 female (30kgs) and 60 male (30 kgs) brood stocks, while that of local used females (10-91 kgs) and males (9-91 kgs) each of3-29 and 15-148 ind, respectively. Spawning was conducted in concrete-cemented ponds and the total eggapparatus was 40 to 420 units. Fry rearing was carried out in soil ponds with areas between 1,000 to 6,000 m2 and800 to 2,200 m2 for local and Wildan strains, respectively. Production of fry rearing ranged from 5 to 190 liters percycle for local strain and 14 to 63 liters for Wildan strain. Net profits of fry rearing for 18 days of local and Wildanstrains were each of Rp 16,000 to Rp 3,150,000 and from Rp 233,000 to Rp 1,057,000, respectively.Key words: common carp, breeding, local strain, Wildan strain. Pengkajian USAhatani pembenihan ikan mas dilakukan di Desa Sukasirna pada 8 orang petani, dimana 2orang menggunakan ikan mas strain Wildan dan lokal sedangkan 6 orang menggunakan strain lokal. Aspek kajianmeliputi pemijahan, pemeliharaan kebul dan analisa USAha. Pemijahan ikan mas strain Wildan menggunakaninduk betina sebanyak 6 ekor (30 kg) dan jantan 60 ekor (30 kg), sedangkan strain lokal menggunakan indukbetina antara 3-29 ekor (10-91 kg) dan jantan 15-148 ekor (9-91 kg). Pemijahan dilakukan pada bak semen dansebagai tempat penempelan telur digunakan kakaban sebanyak 40-420 unit. Selanjutnya pemeliharaan kebuldilakukan pada kolam tanah dengan kisaran luas 1.000-6.000 m2 (strain lokal ) dan 800-2200 m2 (strain Wildan).Produksi kebul strain lokal berkisar antara 5-190 liter/siklus, sedangkan strain Wildan 14-63 liter/siklus.Keuntungan bersih USAha pemeliharaan kebul umur 18 hari berkisar Rp.16.000 - 3.150.000/siklus (strain lokal)dan Rp.233.000 - 1.057.000/siklus (strain Wildan)
Perbandingan Algoritma Backpropagation Dan K-Nearest Neighbor (K-NN) Untuk Identifikasi Penyakit
Algoritma Backpropagation dan K-Nearest Neighbor merupakan metode yang digunakan untuk klasifikasi yang bersifat suppervised, dimana kedua metode ini membutuhkan target dari data pola yang akan di latih. Untuk memecahkan masalah klasifikasi, berbagai macam metode telah diterapkan. Dibidang soft computing, mulai banyak dikembangkan juga teknik-teknik klasifikasi. Sehingga proses klasifikasi dapat dilakukan dalam waktu yang relatif lebih cepat dengan menggunakan algoritma klasifikasi yang tepat. Pada paper ini obyek penelitian yang digunakan adalah 10 jenis penyakit dengan gejalan awal demam. Terdapat 82 data pasien yang dibagi untuk data training sebanyak 72 pasien dan sisanya digunakan untuk data testing. Fokus penelitian ini adalah pada tingkat akurasi atau succes ratio yang dihasilkan oleh masing-masing metode. Dari hasil pengujian (testing) 10 data pasien diperoleh informasi bahwa hasil identifikasi terbaik untuk algoritma K-NN dengan menggunakan nilai K=3, K=7 dan K-9 dengan akurasi sebesar 100%, sedangkan untuk algoritma backpropagation diperoleh tingkat akurasi untuk identifikasi penyakit sebesar 90% dengan nilai learning rate 0,1 dan nilai toleransi error sebesar 0,001. Dari hasil pengamatan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa algoritma K-NN memberikan hasil identifikasi penyakit yang lebih baik dibandingkan algoritma backpropagation
Effect Variety and Stratified Plantlet Nursery to the Growth Sugarcane (Saccharum officinarum L.) Propagated in Single Bud
Background: Studies was carried out to determine whether there is interaction effect between sugarcane varieties and stratified nurseries to the percentage of plantlet viability and its height. Materials and Methods: This study was conducted in Perning and Mojokerto from June-August, 2015. The study method using a completely randomized factorial design consisting of two factors, namely the variety including Bululawang, VMC 76-16, Cokro and clone Columbia-2 while, the second factor is the stratified nurseries including Grandma’s Plantlet Nursery (GPN), Mother’s Plantlet Nursery (MPN) and Flat Plantlet Nursery (FPN). Thus, there were 12 treatment combinations and repeated three times. The bud-chips were planted in the trays with the size 4 cm during 3 months, every month data was collected for percentage of plantlet viability and its height. Data analyzed was done by Minitab 16 for ANOVA and LSD 5%. Results: The results showed that there is not interaction between stratified nursery and variety to the percentage of plantlet viability and plantlet height. Stratified nursery shows that GPN significantly produces percentage of plantlet viability and its height greater at Month After Sowing (MAS) while, MPN gives plantlet higher at the last 3 MAS. Bululawang gives percentage of plantlet viability significantly greater at 1 MAS only while, VMC 76-16 shows the plantlet higher at 1 and 2 MAS. Four varieties planted show the same response at 3 MAS to variables used. That means their responses to percentage of viability and plantlet height are the same. Based on this study, the use of single bud (bud-chip) technique based SOP able to produce percentage viability until 90%. Conclusion: It can be concluded that Columbia-2 is a promising introducing clone. On the other hand, superior bud-chips can be produced from both GPN or MPN and able to be used as the right solution
Kondisi Kematangan Gonad Ikan Karang Pada Bulan Februari Di Perairan Pulau Koon, Seram Bagian Timur, Maluku
Perairan Pulau Koon terletak di Kabupaten Seram Bagian Timur dan merupakan wilayah konservasi di Indonesia Timur yang telah ditetapkan sejak tahun 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis ikan karang yang tertangkap oleh nelayan dan mengetahui kondisi kematangan gonad ikan karang pada bulan Februari di sekitar kawasan perairan Pulau Koon. Analsis data yang digunakan tingkat kematangan gonad (TKG) berdasarkan Holden dan Raitt (1974), nilai Gonado Somatic Index (GSI) dan Gonado Index (GI). Hasil penelitian mendapatkan sampel ikan sebanyak 60 ekor tersusun atas 4 famili yang terdiri dari 6 genus dan 13 species (Cephalopholis cyanostigma, Cephalopholis urodeta, Epinephelus polyhekadion, Epinephelus bleekeri, Lethrinus ornatus, Lutjanus bohar, Lutjanus ehrengergi, Lutjanus monostigma, Lutjanus gibbus, Lutjanus sebae, Plectorhinchus lineatus, Plectorhincus multivittatus dan Pristopomoides multidens). Berdasarkan data TKG diduga pada bulan Februari merupakan masa reproduksi aktif untuk 11 spesies ikan Cephalopholis cyanostigma, Epinephelus polyhekadion, Lethrinus ornatus, Lutjanus bohar, Lutjanus ehrengergi, Lutjanus monostigma, Lutjanus gibbus, Lutjanus sebae, Plectorhinchus lineatus, Plectorhincus multivittatus dan Pristopomoides multidens
Tumor Ocular Surface Squamosa Tinjauan Pustaka Mengenai Etiopatogenesis, Diagnosis Klinis, Dan Histopatologis
Tumor ocular surface squamosa neoplasia (OSSN) merupakan salah satu tumor terbanyak di bidang mata dengan angka rekurensi dan morbiditas yang tinggi. Tumor ini memiliki gambaran klinis bervariasi. Diagnosis ditegakkan melalui histopatologi dari hasil eksisi biopsi. Istilah OSSN meliputi displasia ringan dalam bentuk conjunctival intraepithelial neoplasia dan carcinoma in situ serta dalam bentuk metastasis yaitu karsinoma sel skuamosa invasif. Tumor ini memiliki etiologi multi-faktorial dengan interaksi beberapa faktor seperti paparan radiasi ultraviolet, karsinogen kimia, kondisi kekurangan vitamin A dan infeksi dari beberapa virus tetapi kondisi individual memang belum jelas. Infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan human papilloma virus (HPV) diduga paling berperan dalam kondisi ini. Tren Perubahan terlihat dalam presentasi klinis dan prognosis yang memburuk pada pasien dengan OSSN dengan infeksi HIV yaitu munculnya bentuk karsinoma mucoepidermoid dan karsinoma sel spindle yang sangat agresif. Pemeriksaan oftalmologi umum wajib dilakukan untuk diagnosis klinis dengan slitlamp, sedangkan pemeriksaan penunjang seperti gonioskopi, visualisasi dengan anterior optical coherence tomography (OCT) dan confocal microscopy mungkin diperlukan pada beberapa kasus. Penanganan utama adalah diagnosis tepat dan penanganan sedini mungkin untuk prognosis yang baik sehingga peran dokter pada pelayanan primer sangat penting. Operasi pengambilan tumor, kemoterapi topikal, brachytherapi dan imunoterapi adalah berbagai modalitas pengobatan yang dikombinasikan dan menunjukkan hasil yang menjanjikan pada kasus yang agresif rekurent dan besar. Keyword : Ocular surface squamous neoplasia, conjunctival intra epithelial neoplasia, carcinoma in situ, etiopatogenesis, diagnosis klinis, histopatolog
- …