5 research outputs found

    Standardisasi Spesifik Dan Non Spesifik Ekstraksi Hidrotropi Andrographolid Dari Sambiloto (Andrographis Paniculata)

    Full text link
    Several active compounds has been found in Andrographis paniculata, including andrographolide (deoxy andrographolide, andrographolide, neo andrographolide and 14-deoxy-11,12-didehydroandrographolide) and kalmeghin. The active compounds properties and its levels in extract medicinal plants cannot be guaranteed to always be in a constant amount. This may be due to variations in the quality of medicinal plants, such as seeds, grow location, climate, conditions (age and harvest method), as well as post-harvest process and extraction method. Therefore, standardization of the extract should be performed to ensure the quality of the extract before it is produced on an industrial scale. The purpose of this study is to standardize the sambiloto hydrotropic extract. Specific parameters such as the organoleptic properties of the extract and identification of andrographolide compound as marker compounds. In contrast, the non-specific parameter includes drying shrinkage, microbiological contamination levels, heavy metal contamination levels, ash levels, the solubility of extracts in water and ethanol. The results showed that the organoleptic properties hydrotropic sambiloto extract are in powder form dense, dry, dark green, characteristic odor and bitter taste. Andrographolide compound as a marker compound in the sambiloto extract was identified by TLC method. The non-specific parameters of sambiloto hydrotropic extract were shrinkage drying of 13.5%, microbiological contamination of (3.1x107) CFU/g, heavy metal contamination (Cd levels of 0.104 ppm, and Pb levels of 2.248 ppm), ash levels of 37.5%, and the solubility extracts in water and ethanol are 40.8 % dan 42.0% respectively

    Pengaruh Jenis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kopi

    Full text link
    Masyarakat sudah mulai peduli terhadap pemeliharaan kesehatan dengan menghindari penggunaan senyawa kimia berbahaya pada bahan makanan. Mereka memilih bahan makanan yang diproduksi secara organik, yaitu bahan makanan seperti sayuran dan buah-buahan yang diproduksi melalui sistem pertanian organik. Sistem pertanian organik adalah sistem pertanian yang menggunakan pupuk dan obat-obatan yang berasal dari bahan-bahan alami. Bahan yang dipakai untuk pembuatan pupuk organik adalah limbah kandang ternak baik berasal dari kotoran ayam, kambing/domba maupun dari kotoran sapi. Indonesia merupakan negara penghasil kopi keempat terbesar di dunia. Saat ini konsumen banyak memilih produk-produk yang dihasilkan secara organik. Saat ini kopi juga sudah diproduksi secara organic meskipun pengelolaannya belum dilakukan secara intensif. Para petani kopi masih ada yang memberi tambahan pupuk urea karena para petani sebagian besar kurang yakin dengan hanya menggunakan pupuk organik. Mereka menginginkan pertumbuhan yang cepat tanpa melihat akibat dari penggunaan urea terhadap lingkungan. Oleh karena itu dilakukan penelitian pengaruh jenis pupuk organik terhadap pertumbuhan tanaman kopi untuk meyakinkan para petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan C-Organik, N-total, C/N rasio dari beberapa jenis pupuk organik yang digunakan, pertumbuhan tanaman kopi dengan menggunakan berbagai jenis pupuk organik, serta mengetahui efektivitas jenis pupuk organik terhadap pertumbuhan tanaman kopi. Penelitian dilakukan di Desa Pager Gunung, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung dengan melibatkan gabungan kelompok tani dari Desa Pager Gunung sebagai kooperator dan berperan secara aktif dalam pelaksanaan tahapan kegiatan. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 6 bulan pada musim tanam-II tahun 2011.Penelitian dilakukan melalui pendekatan On Farm Research (OFAR) dimana dilaksanakan penelitian di lahan petani kooperator dengan mengutamakan unsur partisipatif petani pelaksana terhadap semua tahapan kegiatan. Penelitian ini menggunakan 5 perlakuan jenis pupuk dan 1 tanpa pemupukan sebagai kontrol dimana masing-masing perlakuan dan kontrol diulang 10 kali. Pelaksanaan penelitian meliputi pembuatan pupuk organik, pengambilan sampel pupuk organik dan analisa di laboratorium, serta aplikasi pupuk di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan indeks luas daun pada pengamatan minggu ke 3 ke minggu ke 4, perlakuan pupuk kandang kambing ditambah bioaktivator OrgaDec 16,62% dengan indeks luas daunnya 208,02 cm², pupuk kandang kambing petani tanpa bioaktivator 4,4 % dengan indek luas daun 170,26cm², pupuk kandang sapi ditambah OrgaDec 6,63% dengan indeks luas daun 168,69 cm², Pupuk kandang sapi petani tanpa penambahan bioaktivator 7,26% dengan indeks luas daun 162,40 cm², pemberian pupuk komersial (OSA) 6,90% dengan indeks luas daun 135,74 cm², serta kontrol 9,40% dengan indeks luas daun 147,78 cm². Perlakuan pupuk kandang kambing ditambah OrgaDec mempunyai kandungan C-Organik yang paling tinggi diantara berbagai macam perlakuan pupuk yang digunakan yaitu 28,11%, dengan kandungan N-total 2,5% dan perkembangan luas daun terlebar. Sehingga pupuk organik yang berasal dari pupuk kandang kambing ditambah OrgaDec merupakan pupuk organik yang paling sesuai digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman kopi

    Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Produksi Kerupuk Sebagai Diversifikasi Produk Olahan Rumput Laut Di Desa Randusanga Kulon Kabupaten Brebes

    Full text link
    Brebes merupakan kabupaten yang cukup luas di Provinsi Jawa Tengah. Sebagian besar wilayahnya adalah dataran rendah. Kabupaten Brebes telah mampu memproduksi rumput laut jenis Gracillaria sp. tambak dengan sentra budidaya di Desa Randusanga Wetan dan Randusanga Kulon Kecamatan Brebes dengan jumlah produksi 150 ton kering per bulan dari luas lahan tambak ± 200 Ha dari ± 2.000 Ha lahan yang berpotensi ditanami rumput laut. Masyarakat membutuhkan suatu diversifikasi produk olahan rumput laut yang mempunyai daya tahan lama tanpa bahan pengawet tambahan serta mudah diproduksi pada skala rumah tangga. Produk tersebut diantaranya adalah kerupuk rumput laut. Target luaran yang nantinya dapat memberikan manfaat bagi mitra merupakan suatu metode untuk memproduksi kerupuk rumput laut sebagai salah satu bentuk diversifikasi produk. Disamping itu dari desain proses akan diperoleh alat perajang kerupuk. Kegiatan program dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama adalah melakukan percobaan tentang teknologi yang akan diterapkan, tahap kedua mendesain peralatan produksi, tahap ketiga memberikan pelatihan dan pendampingan produksi serta pengemasan dan tahap keempat memberikan pelatihan cara mendaftarkan produk ke dinas kesehatan

    Isolasi Senyawa Galaktomannan Buah Aren (Arenga Pinnata) Menggunakan Beberapa Jenis Abu

    Full text link
    Pemanfaatan buah aren saat ini masih sangat terbatas dan tingkat konsumsi masyarakat juga masih rendah, untuk meningkatkan nilai ekonomis buah aren, maka dilakukan isolasi senyawa galaktomannan pada buah aren.Galaktomannan bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar edible film, pengental, stabilizer emulsi, dan bahan aditif baik pada industri pangan maupun industri obat-obatan. Percobaan dilakukan dengan proses ekstraksi dengan menggunakan variabel tetap buah aren 170 gr di tambah pelarut hingga 1000 ml, pengadukan menggunakan magnetik stirrer skala 8 dan sentrifugasi pada 4500 rpm selama 15 menit, pelarut yang digunakan antala lain air abu kayu, air abu sekam padi dan air. Variabel bebas lainnya adalah temperatur pada 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50 0C, variabel waktu ekstraksi pada 9, 12, 15, 18, 21, dan 24 jam. Dari hasil percobaan diperoleh kondisi optimum ekstraksi menggunakan larutan abu kayu pada suhu 30 0C dengan proses ekstraksi selama 21 jam , perolehan hasil ekstrak sebanyak 9.4134 gr dari bahan awal buah aren 170.6 gr sehingga rendemen didapat 5.52 %
    corecore