23 research outputs found

    INVENTARISASI GASTROPODA DI LANTAI HUTAN MANGROVE DESA RAP-RAP KABUPATEN MINAHASA SELATAN SULAWESI UTARA

    Get PDF
    The mangrove forest is a transitional ecosystem between land and sea.  As a transition area between land and sea, mangrove forest ecosystems have environmental properties of a sharp gradient.  Tides can result in changes in several environmental factors, mainly temperature and salinity.  One type of animal that can tolerate these environmental changes are of a group of mollusks.  The purpose of this study was to identify the types of mollusks (Gastropoda) found on the floor of Mangrove Forest, using transects squares drawn perpendicular from the shoreline mangrove cutting edge.  From this research activity gastropods found in the floor of mangrove forest-Rap Rap village consists of five phyla, and nine species, namely: Family Cerithiidae, namely Cerithium cobelty and Clypeomorus coralium.  Family Littorinidae are Littoraria scabra, family Muricidae are Chicoreus capucinus, and morula margariticola Drupella rugosa, from the family of Nassarius Nassariidae Potamididae margaritifer and family, namely Telescopium telescopium and Terebralia sulcata

    The Ecological Adaptive Significance of Littoraria Scabra for Their Survivorship in Extreme Mangrove Environment of Tombariri

    Get PDF
    Penelitian ini menemukan bahwa signifikansi ekologi Littoraria scabra untuk survival di mikrohabitat mangrove Tombariri yang ekstrim adalah sebagai berikut berfungsi sebagai tempat istirahat, menghindari perendaman air, mencari makanan, meletakkan larva, menghindar cahaya dan bersembunyi dari predator-predator. Signifikansi L. scabra distribusi spasial mengelompok untuk mereduksi stres kekeringan, suhu, terlepas di substrat akibat gelombang, aktivitas makan, reproduksi, kecocokan habitat. Signifikansi distibusi mengelompok dengan populasi tinggi untuk mengimbangi kuatnya predasi serta merespons tekanan seleksi alam yang kuat demi kelangsungan hidupnya

    Gastropod Community In The Intertidal Of Likupang Coast, Kampung Ambon, East Likupang District, North Minahasa Regency

    Get PDF
    This study was aimed at finding Gastropod species and studying the community structure in the coastal area of Kampung Ambon, Likupang, through species density, diversity, evenness and dominance analyses. It was carried out in August 2017. The study employed transect method with quadrats by placing the on the area covered with coral-sand mix substrates. Density analysis found total numbers of 168 individuals with mean density of 7 ind/m². Spesies of the highest indiviual numbers was Cypraea annulus with a total of 98 individuals. Species diversity (H’) was 0.632773. This value reflects that the species diversity is moderate. Species richness index was R ˃ 4 reflecting that there is high species richness. Species evenness index was ˃ 0,5 meaning that the gastropods in the area are sufficiently even. Dominance index ranged from 0.27 to 0.47 indicating no species dominance in the study site.Key Words : Gastropod,  density, diversity, evenness, dominance ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah mempelajari jenis-jenis gastropoda apa saja yang ditemukan dan mempelajari struktur komunitas melalui analisis kepadatan, keanekaragaman, kekayaan, kemerataan, dan dominasi spesies di daerah intertidal perairan Kampung Ambong Likupang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2017.  menempatkan  pada  satu  macam   habitat   yaitu  kawasan   yang didominasi oleh substrat karang yang bercampur pasir. Hasil analisis kepadatan menunjukkan bahwa di ketiga transek pengamatan jumlah individu yang diperoleh berjumlah 168 individu dengan kepadatan rata-rata per kuadrat 7 ind/m². Spesies dengan individu yang terbanyak adalah Cypraea annulus dengan jumlah individu sebanyak 98 individu. Keanekaragaman spesies yang diperoleh yaitu H’ = 0.632773. Nilai ini tergolong pada tingkat keanekaragaman sedang. Indeks kekayaan diperoleh nilai R ˃ 4, kriteria ini tergolong pada indeks kekayaan yang tinggi. Indeks kemerataan spesies diperoleh nilai ˃ 0,5 yang berarti spesies yang ada cukup merata, dan indeks dominasi diperoleh pada kisaran 0,27 – 0,47 yang menunjukkan tidak ada dominansi spesies di lokasi penelitian.Kata Kunci : Gastropoda, kepadatan, keanekaragaman, kekayaan, dominas

    The Ecological Adaptive Significance Of Littoraria scabra For Their Survivorship In Extreme Mangrove Environment Of Tombariri

    Get PDF
    This research was found the ecological adaptive significance for their survivorship in mangrove microhabitat was as follow resting place, avoiding high tide, finding food, lying larvae, avoid sunshine, and hiding from predators. Significance of clumped distribution was taken to reduce drying stress, temperature, fallen from substrate against wave strikes, feeding and reproduction activity, suitable habitat. Significance of population abundance to balance strong predation and response to pressure of nature selection for their survivorship. Key Words : Littoraria scabra,  significance, ecology, survival, and mangrove ABSTRAKPenelitian ini menemukan bahwa signifikansi ekologi Littoraria scabra untuk survival di mikrohabitat mangrove Tombariri yang ekstrim adalah sebagai berikut berfungsi sebagai tempat istirahat, menghindari perendaman air, mencari makanan, meletakkan larva, menghindar cahaya dan bersembunyi dari predator-predator. Signifikansi L. scabra  distribusi spasial mengelompok untuk mereduksi stres kekeringan, suhu, terlepas di substrat akibat gelombang, aktivitas makan, reproduksi, kecocokan habitat. Signifikansi distibusi mengelompok dengan populasi tinggi untuk mengimbangi kuatnya predasi serta merespons tekanan seleksi alam yang kuat demi kelangsungan hidupnya. Kata Kunci : Littoraria scabra, signifikansi, ekologi, survival dan mangrov

    Morfometric study of Seagrass Thalassia hemprichii, in Pasir Panjang Beach, Paputungan Village, West Likupang, Minahasa Utara

    Get PDF
    This study was aimed at knowing seagrass species in the study site and comparing the morphometry of seagrass Thalassia hemprichii with sampling station. Sample collection employed haphazard survey, and samples and substrate were taken using a big knife, washed in seawater, an in seawater, and put into a seawater-containing bucket. Sampling points were determined by GPS, and 30 individuals of T. hemprichii were taken. Results showed that T. hemprichii in Pasir Panjang coastal waters has bigger size in mangrove and seagrass areas than that in the coral reefs. It could result from that mangrove and seagrass areas grew in muddy substrate that contained higher nutrients and calmer water condition than those in coral reefs with coral debris substrate.Keywords : Morfometrics, Thalassia hemprichii, Pasir Panjang BeachABSTRAKTujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis lamun apa saja yang ada di lokasi penelitian ini dan membandingkan ukuran morfometrik lamun Thalassia hemprichii berdasarkan stasiun pengambilan sampel. Pengambilan data dilakukan dengan mengunakan metode survei jelajah, sampel diambil dengan parang bersamaan dengan substrat, dicuci dengan air laut dan dimasukan kedalam ember yang berisi air laut. Saat pengambilan sampel dilakukan, posisi diplot dengan mengunakan GPS dan dilanjutkan dengan pengambilan sample lamun Thalassia hemprichii sebanyak 30 individu setiap stasiun, Pada hasil yang diperoleh terlihat bahwa spesies Thalassia hemprichii di Perairan Pantai Pasir Panjang yang lebih besar di daerah mangrove dan daerah lamun dan yang lebih kecil adalah daerah terumbu karang.  Hal ini disebabkan, karena daerah mangrove dan lamun tersebut tumbuh pada subsrat lumpur yang memiliki kandungan nutrien lebih tinggi dibandingkan dengan daerah terumbu karang dengan subsrat pecahan karang, dan keadaan perairan pada subsrat lumpur lebih tenang sehingga banyak mengendapkan sedimen.Kata Kunci : Morfometrik. Thalassia hemprichii. Pantai Pasir Panjan

    Morphometric Studies of Seagrass Halophila ovalis (R.Brown) Hooker in Kahona, Lembeh Sub-district of Bitung City and in the Tasik Ria, Tombariri Sub-district , Minahasa District

    Get PDF
    Seagrass is a marine plant that has roots with a rhizom system, the structure of the stem and leaves can be clearly distinguished. Halophila ovalis belongs to the Hydrocharitaceae family and common characteristics of this family include two branched leaves, oval leaf shape, small stalks and rhizomes that are easily broken and smooth, single-haired roots. This research was carried out in the coastal waters of Kahona Beach, South Lembeh Sub-district, Bitung City, and in Tasik Ria Beach, Tombariri Sub-district, Minahasa Regency. To date, there is no information regarding the comparison of morphometric of seagrass Halophila ovalis in both locations. The research objective was to compare the morphometric size of Halophila ovalis based on both research locations (Kahona Beach and Tasik Ria Beach). Data collection was conducted using survey method. As many as 30 plants in each study location were collected, washed with sea water and put into plastic samples which would then be measured using a digital caliper.In the results obtained, statistically, the Halophila ovalis species on Kahona Beach and Tasik Ria Beach are the same. There is no significant difference with regard to the size of the growth. This is due to the condition of the existing environmental parameters. Environmental parameter conditions in these two locations are still within the safe limits of seagrasses to grow optimally. From the measurement results, it can be seen that the size of seagrass growth in Tasik Ria Beach is smaller than that on Kahona Beach. This is due to the activities of people who come touring that accidentally damage seagrasses and damaged coral reef ecosystems are unable to withstand the strong currents and trash carried. Whereas in Kahona Beach, this is a marine protected area that is still rare for tourists to visit even though it has become an ecotourism area so that the conditions are still good and maintained, not only the seagrass ecosystem but also mangrove ecosystems and coral reefs.Keywords: Morfometrics, Halophila ovalis, Kahona Beach, Tasik Ria Beach ABSTRAK Lamun adalah tumbuhan air yang memiliki akar dengan sistem perakaran rhizoma, struktur batang dan daun yang dapat dibedakan dengan jelas. Halophila ovalis termasuk dalam famili Hydrocharitaceae. Ciri-ciri umum dari famili ini antara lain daun bercabang dua, bentuk daun oval, memiliki tangkai yang kecil dan rhizome yang mudah patah serta akar tunggal yang berambut halus. Penelitian ini dilaksanakan di perairan Pantai Kahona Kecamatan Lembeh Selatan Kota Bitung dan di perairan Pantai Tasik Ria Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa. Sampai saat ini, belum ada informasi mengenai perbandingan morfometrik lamun Halophila ovalis di kedua lokasi yang tersedia. Adapun yang menjadi tujuan penelitian yaitu membandingkan ukuran morfometrik Halophila ovalis berdasarkan lokasi penelititan (Pantai Kahona dan Pantai Tasik Ria). Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode survei jelajah, sebanyak 30 pada setiap lokasi penelitian, dicuci dengan air laut dan dimasukan kedalam plastik sampel yang kemudian akan diukur dengan menggunakan caliper digital. Pada hasil yang diperoleh, secara statistik spesies Halophila ovalis di Pantai Kahona dan di Pantai Tasik Ria adalah sama. Tidak ada perbedaan yang nyata berkaitan dengan ukuran pertumbuhan tersebut. Hal ini disebabkan oleh kondisi parameter lingkungan yang ada. Kondisi parameter lingkungan pada kedua lokasi ini masih dalam batas yang aman bagi lamun untuk bertumbuh kembang secara optimal. Dari hasil pengukuran terlihat bahwa ukuran pertumbuhan lamun yang ada di Pantai Tasik Ria lebih kecil dari pada yang ada di Pantai Kahona. Hal ini disebabkan aktivitas masyarakat yang datang berwisata yang tidak sengaja merusak lamun serta ekosistem terumbu karang yang sudah rusak tidak mampu menahan kuatnya arus dan sampah yang terbawa. Sedangkan di Pantai Kahona ini merupakan daerah perlindungan laut yang masih jarang wisatawan walaupun sudah menjadi daerah ekowisata sehingga kondisi di Pantai Kahona masih baik dan terjaga, bukan hanya ekosistem lamunnya tapi juga ekosistem mangrove dan terumbu karang.Kata Kunci : Morfometrik, Halophila ovalis, Pantai Kahona, Pantai Tasik Ri

    Morfometric Study Of Seagrass Thalassia Hemprichii, In Pasir Panjang Beach, Paputungan Village, West Likupang, Minahasa Utara

    Get PDF
    Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis lamun apa saja yang ada di lokasi penelitian ini dan membandingkan ukuran morfometrik lamun Thalassia hemprichii berdasarkan stasiun pengambilan sampel. Pengambilan data dilakukan dengan mengunakan metode survei jelajah, sampel diambil dengan parang bersamaan dengan substrat, dicuci dengan air laut dan dimasukan kedalam ember yang berisi air laut. Saat pengambilan sampel dilakukan, posisi diplot dengan mengunakan GPS dan dilanjutkan dengan pengambilan sample lamun Thalassia hemprichii sebanyak 30 individu setiap stasiun, Pada hasil yang diperoleh terlihat bahwa spesies Thalassia hemprichii di Perairan Pantai Pasir Panjang yang lebih besar di daerah mangrove dan daerah lamun dan yang lebih kecil adalah daerah terumbu karang. Hal ini disebabkan, karena daerah mangrove dan lamun tersebut tumbuh pada subsrat lumpur yang memiliki kandungan nutrien lebih tinggi dibandingkan dengan daerah terumbu karang dengan subsrat pecahan karang, dan keadaan perairan pada subsrat lumpur lebih tenang sehingga banyak mengendapkan sedimen

    Gastropod Density and Diversity in the Intertidal Zone of Malalayang Beach, Manado

    Get PDF
    This study held in Malalayang Beach Manado, aims to determine  the density and diversity of Gastropods on the Malalayang coast of Manado. So the research objective is to find out the density and diversity of  Gastropods in Malalayang Beach, Manado. The study using the line transect technique with 50 cm x 50 cm sized. The transect line is placed perpendicular to the coastline. The distance between the line transects is 20 meters. On each transect line 5 squares are placed. The distance between squares is determined using random numbers. Gastropod species found in Malalayang Beach Manado consist of  31 species and 17 genus, each consisting of the Archaeogastropoda that consists of 3 species, Mesogastropoda consists of  9 species, and the Order of the Neogastropoda of 19 species. The total density of Gastropods in Malalayang Beach in Manado is 6.27 individuals / m2 with diversity of 3.07, according to the criteria for diversity index of Malalayang coast having high diversity. Based on this, it is suggested that Manado Malalayang Beach can be maintained and carried out management that considers the feasibility of the environment as one of the requirements for sustainable development.Keywords: Gastropods, Density, Species DiversityABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Pantai Malalayang Manado,berkaitan dengan permasalahan yang dikemukakan bagaimanakah kepadatan dan keanekaragaman Gastropoda di pantai Malalayang Manado. Maka tujuan penelitian adalah Mengetahui kepadatan dan keanekaragaman Gastropoda di Pantai Malalayang Manado. Pengumpulan data dengan pendekatan Teknik line transect menggunakan kuadrat berukuran 50cm x 50cm. Line transect diletakkan tegak lurus dengan garis pantai. Jarak antara line transect sebesar 20 meter. Pada masing- masing line transect diletakkan 5 kuadrat. Jarak antar kuadrat ditentukan dengan menggunakan angka acak. Spesies Gastropoda yang ditemukan di Pantai Malalayang Manado terdiri dari 31 spesies dan 17 genera yang masing-masing terdiri dari Ordo Archaeogastropoda 3 spesies, Ordo Mesogastropoda 9 spesies, dan Ordo Neogastropoda 19 spesies. Kepadatan total Gastropoda di Pantai Malalayang Manado 6.27 individu/m2 dengan keanekaragaman 3,07, Menurut kriteria indeks keanekaragaman pantai Malalayang memiliki keanekaragaman yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka disarankan agar Pantai Malalayang Manado dapat dijaga dan dilakukan pengelolaan yang mempertimbangkan sskelayakan lingkungan sebagai salah satu syarat pembangunan berkelanjutan.Kata kunci: Gastropoda, Kepadatan, Keanekaragaman Jeni

    Length-Weight Relationship and Condition Factor of Siganus Lineatus around Kareko waters, Lembeh Strait

    Get PDF
    AbstractThis study aims to determine the relationship between length and weight and condition factors of Siganus lineatus around Kareko waters, Lembeh Strait. Sampling was carried out in March 2021 from fishermen's catch using net fishing gear. There were 31 individuals collected with a length range of 169.95-345.69 mm and a weight range of 94-939 grams. The relationship between length and weight of male (b= 0.3018), female (b= 0.3631) and total (b= 0.3287) showed a negative allometric growth pattern. Mean condition factors of the male, female and total were 0.106, 0.075, and 0.091, indicating that rabbitfish are in poor condition.Keywords: rabbitfish; allometric; fishermen.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang berat dan faktor kondisi Siganus lineatus di perairan sekitar Kelurahan Kareko, Selat Lembeh. Pengambilan sampel sepanjang bulan Maret 2021 dari  hasil tangkapan nelayan yang menggunakan alat tangkap jaring. Jumlah ikan yang terkumpul sebanyak 31 individu dengan kisaran panjang 169,95-345,69 mm dan berat 94-939 gram. Hubungan panjang berat ikan beronang jantan (b= 0,3018), betina (b= 0,3631) dan total (b= 0,3287) menunjukkan pola pertumbuhan alometrik negatif. Faktor kondisi rata-rata ikan beronang jantan, betina dan total yaitu 0,106, 0,075 dan 0,091, hal ini menunjukkan ikan beronang dalam kondisi kurang baik karena memiliki nilai kurang dari satu.Kata kunci : ikan beronang; alometrik; nelayan
    corecore