2 research outputs found

    The meaning of capital of Batobo farmer groups

    Get PDF
    The purpose of this research was to reveal and comprehend the meaning of capital in Batobo tradition. Batobo is a traditional farmer organization, in the agriculture part of the Malay society. It has been doing and agreed together and taken the turn each the fields of their members that have been agreed by them. The place has exactly been in Riau province, Kuantan district Singingi Village Kunik. Establish the enthusiastic of solidarity, family, and build up the human relationship which can be useful for many people. This Capital significance research in batobo tradition does not focus in the significance only but the capital is also useful for the society. The contribution of this research is to present regional social accounting, namely accounting that is based on social norms that care about society and the environment, and then can maintain and introduce batobo culture by embracing the nephews (millennial society) who are present in the era of modernization by not eliminating the traditional values of batobo.In research resulted in three types of capital used in the name social capital, economic capital, and spiritual capital. This research uses an interpretive paradigm with methodology phenomenology. This research concluded that there are six significances of capital from the member batobo, they are mutual cooperation, friendship, cooperative, responsibility, donation and worship

    Makna Modal Kelompok Tani Batobo

    No full text
    Tujuan penelitian ini adalah untuk menyingkap dan memahami makna modal pada Kelompok Tani Batobo. Batobo merupakan organisasi para petani Melayu Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Hasil pertanian tidak untuk dikomersilkan tetapi dikonsumsi pribadi dan kepentingan kelompok dan masyarakat tanpa ada unsur pengembalian materi (boli-boli pintak). Modal kelompok batobo menghadirkan makna secara kultural yang khas dari aktifitas anggota batobo. Dengan cara mengukur lahan sawah menggunakan ukuran tradisional (sarangkolam, sadopo), mekanisme dari tahapan pertanian berdasarkan pada tradisi pengkajian alam (melihat bintang) dan ritual malimauan (menyucikan). Pada kelompok Tani Batobo ini terjadi interaksi sosial dimana mereka mengkontruksi realitas mereka sendiri dari simbol-simbol budaya, resam, adat dan Islam, sehingga menciptakan tradisi dalam bidang pertanian. Penelitian ini menggunakan teknik kualitatif dan paradigma Interpretif dengan metodologi fenomenologi transendental. Konteks penelitian ini data yang digunakan adalah data primer, dan berbasis pada apa yang diungkap subyek/informan, kemudian diperkaya dengan hasil observasi, wawancara mendalam dan penjelajahan sumber-sumber lain. Analisis terhadap data temuan mengungkap bahwa anggota batobo memaknai nilai modal tidak hanya dilihat dari sisi materi tetapi juga dilihat dari nilai sosial dan nilai spiritual. Makna nilai modal ini muncul saat praktik pertanian yang melahirkan nilai-nilai yaitu: 1). Gotong-royong, 2). Silaturahmi, 3). Kebersamaan, 4). Tanggung jawab, 5). Sumbangan, dan 6). Ibada
    corecore