1 research outputs found
Pengaruh Ozonisasi Dan Masa Simpan Susu Pada Suhu Refrigerator Ditinjau Dari Jumlah Cemaran Escherichia Coli, Coliform, Kadar Keasaman Dan Berat Jenis
Susu merupakan produk peternakan yang memiliki kandungan nutrisi yang lengkap, seperti 3,4% protein; 3,9% lemak; 4,9% karbohidrat; 87,1% air; 0,76% vitamin; dan mineral (Thohari, dkk. 2017). Kandungan nutrisi yang lengkap menyebabkan susu menjadi media yang ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme. Kontaminasi mikroorganime dapat disebabkan oleh penanganan atau handling susu yang salah saat proses pemerahan, yakni pada saat susu keluar dari tubuh ternak. Kontaminasi dapat berasal dari milk can atau tangki penyimpan susu, adanya
kotoran ternak atau debu yang ikut tercampur pada saat proses pemerahan. Mikroorganisme pembusuk seperti Coliform, mikroorganisme ini merupakan kelompok mikroorganisme yang banyak ditemukan sebagai bakateri pencemar pada susu, mikroorganisme ini termasuk mikroorganisme gram negatif yang dapat memfermentasi laktosa menjadi asam laktat dan bersifat patogen, salah satu contoh mikroorganisme Coliform yang banyak ditemukan ialah Escherichia coli. Cemaran mikroorganisme ini dapat merusak kandungan dan kualitas susu seperti keasaman dan turunnya berat jenis susu. Penyebab lain dari turunnya kualitas susu ialah masa simpan susu, semakin lama susu disimpan maka kualitas susu akan semakin turun. Susu yang disimpan pada suhu ruang hanya dapat bertahan tidak lebih dari 4 jam, dan hendaknya susu disimpan pada suhu refrigerator dengan dilakukannya treatment terlebih dahulu, seperti dilakukannya pemanasan untuk membunuh mikroorganisme patogen pada susu. Proses pemanasan digunakan sebagai pengolahan susu untuk menghindari adanya pertumbuhan mikroorganisme, namun proses pemanasan juga dapat merusak kualitas nutrisi susu apabila terlalu lama. Metode lain yang dapat digunakan adalah ozonisasi, ozonisasi merupakan teknologi yang memanfaatkan ozon (O3), dimana ozon akan bersifat sebagai oksidator dalam mensterilkan suatu bahan dengan cara mengoksidasi lipopolisakarida pada dinding sel mikroorganisme serta tidak meninggalkan residu
pada bahan makanan. Penggunaan ozonisasi dapat mengurangi populasi mikroorganisme. Ozon tidak merubah kandungan nutrisi pada susu dan efektif dalam mengurangi mikroorganisme, sementara penggunaan pemanasan pada susu dapat menyebabkan rusaknya kandungan nutrisi pada susu dan masih memungkinkan adanya sisa mikroorganisme tahan panas (termofilik) pada susu.
Penelitian ini dilakukan mulai 07 Agustus 2020 hingga September 2020 yang dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya. Analisis yang dilakukan ialah uji kandungan mikroorganisme Coliform, Escherichia coli, keasaman dan berat jenis. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan yang dilakukan pada susu ozonisasi dan susu tanpa ozonisasi. Perlakuan pada susu ozonisasi meliputi lama penyimpanan susu, yakni 0 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam pada suhu refrigerator. Data akan dianalisis menggunakan analyisis of varians (ANOVA) dan diikuti oleh Duncan Multiple Range Test (DMRT) serta Beda Nyata Jujur (BNJ) apabila hasil yang didapat adanya pengaruh berdasarkan prosentase hasil dari koefisien keragaman galat.
Hasil penelitian didapat bahwa ozonisasi memberikan pengaruh yang nyata (P<0.05) dalam mengurangi populasi mikroorganisme Coliform. Hasil juga menunjukkan adanya pengaruh nyata
(P0.05) pada keasaman, namun susu yang disimpan tanpa ozonisasi memberikan pengaruh sangat nyata (P0.05) pada berat jenis susu, namun susu yang disimpan tanpa ozonisasi memberikan pengaruh sangat nyata (P<0.01). Saran yang sebaiknya dilakukan pada penelitian selanjutnya ialah melakukan penelitian mengenai hasil pengamatan secara organoleptik pada susu ozonisasi