4 research outputs found

    Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro

    Get PDF
    Desa Ngringinrejo adalah salah satu desa di Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro yang memiliki wilayah seluas 216.379 hektar dengan jumlah penduduk sebanyak 1958 jiwa. Mayoritas penduduk Desa Ngringinrejo berprofesi sebagai petani dan buruh tani. Mayoritas penduduk berpendidikan hingga jenjang SD (51%). Desa Ngringinrejo terdiri dari Dusun Mejayan, Dusun Margorejo. Berdasarkan analisis data, diperoleh tiga masalah utama di Desa Ngringinrejo, yaitu pengelolaan sampah yang kurang optimal, tingginya jumlah anggota keluarga yang merokok, dan tidak meratanya bantuan sosial. Melalui metode USG yang melibatkan perwakilan 4 perangkat desa, 1 bidan, 1 perawat Ponkesdes dan 1 ibu balita di Desa Ngringinrejo diperoleh prioritas masalah yaitu pengelolaan sampah yang kurang optimal. Setelah prioritas masalah ditentukan, dilakukan FGD bersama perwakilan kader dari setiap dusun untuk menemukan akar penyebab masalah dan alternatif solusi. Melalui FGD didapatkan akar permasalahan berupa tidak ada petugas pengangkut sampah, kader bank sampah tidak berjalan, masyarakat malas mengolah dengan benar, tidak ada tempat pengumpulan sampah, warga tidak mau membayar iuran sampah. Selain itu dihasilkan alternatif solusi berupa advokasi kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan pembuatan kompos. Selanjutnya dilakukan penilaian alternatif solusi menggunakan metode MEER,dan didapatkan pembuatan kompos sebagai alternatif solusi yang dapat dijadikan intervensi masalah pengelolaan sampah. Berdasarkan hal tersebut, kemudian disusun program KOMIK yakni “Kompos Organik Kita”. KOMIK ini diterapkan kepada warga RT. 02 dan RT. 03 sebagai RT percontohan, dengan pertimbangan dua RT ini sebagai wilayah yang mejadi “wajah desa” karena berdekatan dengan Agrowisata Kebun Belimbing. Adapun program KOMIK terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan sosialisasi, pembuatan kompos, dan pemanfaatan kompos untuk warga. Kegiatan sosialisasi membahas tentang mengenai bahaya pembakaran sampah dan pengelolaan sampah yang optimal. Dalam kegiatan sosialisasi juga dibentuk kader kompos untuk mengawasi dan membimbing masyarakat dalam pembuatan kompos. Kegiatan pembuatan kompos merupakan kegiatan inti dari KOMIK ini, yaitu membuat kompos bersama para warga. Setelah kegiatan ini selesai, perlu waktu sekitar 2-3 minggu untuk memanen kompos, sambil memonitoring perkembangan fermentasi kompos. Kegiatan pemanfaatan kompos dilakukan begitu kompos sudah jadi, kompos akan dijemur hingga kering kemudian diayak dan dibagikan kepada warga pemilik kebun. Namun kegiatan ini belum terealisasi karena kompos belum berhasil sempurna hingga waktu yang dijadwalkan, sehingga untuk selanjutnya ini menjadi tugas kader yang akan menjalankan kegiatan ini bersama warga

    Literature Review: Perbedaan Kadar Timbal (Pb) Dalam Cat Serta Dampak Kesehatan Yang Ditimbulkan Di Negara Berkembang Dan Negara Maju (Studi Kasus pada Anak-Anak Usia 0-18 tahun)

    Get PDF
    Timbal berbahaya bagi semua umur terutama pada anak-anak. Fokus utama penghapusan timbal dunia kini adalah pada kandungan timbal pada cat. Anak-anak yang tinggal di negara berpenghasilan menengah dan rendah, yang kurang mengatur atau bahkan tidak memiliki aturan kebijakan mengenai penggunaan dan paparan cat bertimbal, memiliki risiko yang besar untuk terpapar timbal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari perbedaan kadar timbal dalam cat serta dampaknya terhadap anak-anak usia 0-18 tahun di negara berkembang dan negara maju. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode literature research atau biasa disebut dengan literatur review. Metode ini mengumpulkan penelitian dari artikel ilmiah dari seluruh dunia yang menggambarkan kadar timbal di negara berkembang dan negara maju serta dampaknya pada kesehatan anak usia 0-18 tahun pada tahun 2011 – 2020. Artikel yang terpilih setelah melalui kriteria inklusi dan eksklusi adalah 32 jurnal. Artikel tersebut berasal dari lima negera berkembang (Brazil, India, China, Indonesia dan Afrika Selatan) dan lima negara maju (Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Kanada dan Jepang). Hasil penelitian ini adalah cat di negara berkembang dan maju memiliki kadar timbal yang tinggi. Kadar timbal dalam cat di negara berkembang yaitu, Brazil 59,000 ppm; India 134,000 ppm; China 1677 ppm; dan Indonesia 2254 ppm. Kadar timbal di negara maju yaitu, Amerika serika 62,934 ppm; Inggris 152,000 ppm; Kanada 24,000 ppm; Prancis 149 ppm; dan Jepang 1,800 ppm. Dampak kesehatan di negara berkembang adalah gangguan kognitif, anemia dan gangguan pertumbuhan. Dampak kesehatan di negara maju adalah gangguan kognitif dan anemia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kadar timbal di negara berkembang lebih tinggi dari negara maju, namun keduanya melebih baku mutu yang dirokemendasikan oleh IPEN yaitu 90 ppm. Dampak kesehatan di negara berkembang dan negara maju memilki kesamaan yaitu gangguan kognitif dan anemia. Namun, di negara maju terdapat satu dampak kesehatan lagi yaitu gangguan pertumbuhan pada anak-anak

    Association between climatic conditions, population density and COVID-19 in Indonesia

    Get PDF
    The first emergence of Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) confirmed cases found in Wuhan, China, has become a global crisis. At least 177 countries have been affected over 43,000,000 confirmed cases of corona positive and more than one million deaths until October 27th, 2020. Recent research has analyzed any possible factors causing the COVID-19 spreads were climate factors and population density. Indonesia was a tropical region known as the high-populated country in the World, with a 52.9% area with a high mean air temperature and over 267.7 million populations. Our study aims to analyze the correlation between climate, population density, and COVID-19 in Indonesia. We used the K-means cluster method and Fisher’s exact test to determine climatic conditions, population density, and COVID-19 clusters and study the correlation. Our research found that there is a correlation between climatic conditions and population density with COVID-19 (p: 0,034; p:0,004). Warmer climate conditions and densely populated regions contributed to the risen COVID-19 transmission in Indonesia. These are highlighted by the evidence of the top six provinces with highest COVID-19 cases are province classified in warmer climatic conditions (high air temperature, low rainfall, and humidity) and a fairly-dense to densely populated region
    corecore