49 research outputs found

    Content Analysis Dalam Identifikasi Karakteristik Ekonomi Masyarakat Pesisir Brondong, Kabupaten Lamongan

    Full text link
    Wilayah pesisir Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan merupakan kawasan sentra Minapolitan tangkap dan penghasil ikan laut terbesar di Jawa Timur. Beberapa kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat telah dilakukan di wilayah tersebut namun masih ditemukan tingkat kemiskinan penduduk yang cukup tinggi.Artikel ini merupakan bagian dari penelitian mengenai penentuanarahan pengembangan wilayah pesisir berbasis pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam Konsep Minapolitan di Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan. Melalui artikel ini akan dibahas proses identifikasi karakteristik ekonomi masyarakat pesisir Brondong,yang dilakukan secara kualitatif,melalui content analysis. Melalui proses content analysisdihasilkan beberapa karakter spesifik dari pelaku kegiatan ekonomi pesisir yang dikategorikan sesuai “tema” atau “indikator” dari penelitian ini

    Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perbaikan Sanitasi Permukiman Kelurahan Putat Jaya Kota Surabaya

    Get PDF
    Partisipasi masyarakat merupakan salah satu proses pembangunan masyarakat dengan melibatkan masyarakat dalam prosesnya. Rendahnya keterlibatan masyarakat di Kelurahan Putat Jaya dalam perbaikan sanitasi terlihat dari tingginya jumlah penduduk dan minimnya sarana sanitasi di Kelurahan Putat Jaya yang menyebabkan terganggunya kesehatan. Kelurahan Putat Jaya merupakan salah satu Kelurahan yang menduduki peringkat kedua jumlah penduduk tertinggi yang terserang DBD dan merupakan salah satu kawasan endemic di Kota Surabaya. Tujuan penulisan ini merumuskan arahan peningkatan partisipasi masyarakat dalam perbaikan sanitasi permukiman di Kelurahan Putat Jaya. Penggunaan metode penelitian yang digunakan terbagi menjadi 3 tahapan identitikasi tingkat partisipasi menggunakan skoring dan pembobotan, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam perbaikan sanitasi permukiman menggunakan analisis RCA dengan diagram fishbone, dan arahan peningkatan partisipasi masyarakat menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil Tingkat partisipasi di Kelurahan Putat Jaya terbagi menjadi 3 tingkat pada 8 RW prioritas. Tingkat partisipasi di dominasi oleh pemberian informasi dengan jumlah 6 RW, sedangkan tingkatan paling tinggi yaitu konsultasi berada pada RW IV dan paling rendah yaitu therapy pada RW II

    Konsep Land Sharing sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

    Full text link
    Permukiman nelayan di Gunung Anyar Tambak termasuk kawasan kumuh di Surabaya. Kekumuhan permukiman nelayan ditunjukkan dengan struktur bangunan dari kayu dan asbes, luas rata-rata 6m2, dan tata letak bangunan yang tidak teratur. Urgensi dari penataan permukiman kumuh adalah dampak-dampak yang ditimbulkan adanya permukiman kumuh dari segi lingkungan, kesehatan, dan kemananan, sehingga perlu penataan yang sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan arahan penataan permukiman nelayan di Gunung Anyar Tambak Surabaya dengan konsep land sharing. Penelitian ini melalui tiga tahap analisis. Tahap pertama dengan analisis statistik deskriptif dan mapping untuk menganalisis karakteristik permukiman nelayan di permukiman nelayan Gunung Anyar Tambak. Tahap kedua menggunakan teknik analisis RRA (Rapid Rural Assessment) untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerapan konsep land sharing di permukiman nelayan Gunung Anyar Tambak. Selanjutnya Perumusan arahan penataan permukiman nelayan dengan konsep land sharing dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini yaitu membagi lahan atas kesepakatan pemilik lahan dan penghuni lahan, 60 persen untuk pemilik lahan dan 40 persen untuk penghuni lahan, atau 70 persen untuk pemilik lahan dan 30 persen untuk penghuni lahan. Rekonstruksi bangunan non permanen dengan pola permukiman grid. Kepadatan bangunan permukiman nelayan direncanakan tetap 85 bangunan/Ha. Kondisi fisik bangunan permukiman dibangun sesuai kemampuan finansial pemilik lahan. Status kepemilikan lahan terdiri dari dibeli secara kredit atau sewa yang dibayar perbulan

    Pengaruh Tingkat Perputaran Modal Dan Efisiensi Pengendalian Biaya Terhadap Profitabilitas Perusahaan Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2015

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat perputaran modal dan efisiensi pengendalian biaya terhadap profitabilitas (ROI) pada Perusahaan jasatelekomunikasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011-2015. Variabel independen pada penelitian ini adalah tingkat perputaran modal dan efisiensi pengendalian biaya, sedangkan untuk variabel dependen adalah profitabilitas (ROI). Sampel penelitian terdiri atas 4 Perusahaan yang dipilih secara purposive sampling. Data laporan keuangan diperoleh dari bursa efek Indonesia (BEI). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, verifikatif, analisis regresi linier berganda, anaisis koefisien determinasi, analisis koefisien korelasi, dan uji hipotesis (uji t dan uji f) dengan menggunakan alat bantu aplikasi SPSS (statistica product and service solutions). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat perputaran modal terhadap profitabilitas (ROI) tidak berpengaruh dan efisiensi pengendalian biaya terhadap profitabilitas (ROI) juga tidak berpengaruh. Nilai adjusted R square sebesar 0.054 yang menunjukan bahwa seluruh variabel independen yaitu tingkat perputaran modal dan efisiensi pengendalian biaya dapat menjelaskan variabel dependen yaitu profitabilitas (ROI) sebesar 5,4% dan sisanya 94,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam model

    Analisis Hasil Tangkapan Per Upaya Penangkapan Dan Pola Musim Penangkapan Ikan Teri (Stolephorus Spp.) Di Perairan Pemalang

    Full text link
    Ikan Teri merupakan salah satu hasil perikanan yang banyak ditangkap oleh nelayan di kabupaten Pemalang. Peningkatan teknologi penangkapan akan berkaitan dengan masalah kelimpahan/kesediaan stok sumberdaya perikanan, untuk itu perlu dikaji tentang jumlah kelimpahan/kesediaan stok dan menentukan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (MSY) agar bisa memanfaatkan sumberdaya dengan optimal namun tetap menjaga kelestarian stok di alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kecendrungan hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan ikan Teri di perairan Pemalang, mengaplikasikan metode Schaefer sehingga didapatkan upaya penangkapan optimum lestari (EMSY) dan hasil tangkapan maksimum lestari (CMSY), upaya penangkapan ekonomi lestari (EMEY) dan hasil tangkapan ekonomi lestari (CMEY), dan menganalisis pola musim penangkapan ikan Teri. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian penelitian terapan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah snowball sampling. Hasil Penelitian menunjukan persamaan hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan ikan Teri (CPUE) = 0,064648 0,00000076E. EMSY sebesar 42.614 trip/tahun dan nilai CMSY sebesar 1.382 ton/tahun. Sedangkan nilai EMEY sebesar 28.652 trip/tahun dan CMEY sebesar 1.234 ton/tahun. Pola musim penangkapan ikan Teri di perairan Asemdoyong terjadi pada bulan Maret, Juli, Agustus, dan September yang merupakan puncak musim penangkapan ikan Teri, hal ini ditunjukan dengan nilai Indeks musim penangkapan (IMP) dari bulan-bulan tersebut yang di atas 100%

    Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) pada Koridor Jalan Pasar Besar Kota Malang

    Full text link
    Kota Malang merupakan pusat orientasi bagi area Malang Raya dengan pusat Kota Malang berada pada Kecamatan Klojen. Jalan Pasar Besar merupakan bagian dari Kawasan Pasar Besar yang berfungsi sebagai kawasan bisnis atau jantung perekonomian Kota Malang, namun terdapat permasalahan yang sedang terjadi yakni keberadaan pedagang kaki lima (PKL). Keberadaan Pedagang kaki lima (PKL) menimbulkan berbagai macam persoalan perkotaan yang menyebabkan kemacetan, menurunya estetika kota dan menurunnya fungsi trotoar. Hal ini disebabkan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan menggunakan fasilitas umum dan pedagang tidak menata barang dagangan mereka secara rapi. Oleh karena itu, dibutuhkan kajian dalam menganilisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penataan pedagang kaki lima (PKL), sebagai bahan untuk merumuskan arahan penataan pedagang kaki lima (PKL) pada Koridor Jalan Pasar Besar Kota Malang. Melalui teknik analisis Content Analyisis dapat diketahui faktor-faktor penataan pedagang kaki lima (PKL) yang berada pada Koridor Jalan Pasar Besar Kota Malang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 9 faktor yang berpengaruh dalam penataan pedagang kaki lima (PKL

    Identifikasi Variabel Berpengaruh Pada Peningkatan Keunggulan Kompetitif Industri Alas Kaki Di Kabupaten Mojokerto

    Full text link
    Kabupaten Mojokerto merupakan wilayah yang memiliki potensi dalam sektor industry, terutama dalam sektor industri kecil menengah seperti industri alas kaki. Potensi produk unggulan alas kaki di Kabupaten Mojokerto berpeluang untuk mengembangkan perekonomian lokal masyarakat setempat. Namun kondisi ini belum dimaksimalkan oleh pemerintah dan masyarakat setempat. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisa peningkatan keunggulan kompetitif industri alas kaki di Kabupaten Mojokerto, dengan fokus wilayah penelitian pada Kecamatan Sooko, Kecamatan Puri dan Kecamatan Mojoanyar. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa variabel yang berpengaruh terhadap peningkatan keunggulan kompetitif industri alas kaki dengan menggunakan analisa diskriptif dari hasil nilai mean pada masing-masing variabel pada indikator penelitian kemampuan produksi, kondisi permintaan pasar, ketersediaan industri pendukung, kemampuan strategi struktur dan persaingan antar industri. Hasil dari penelitian ini adalah ketiga kecamatan memiliki karakteristik yang berbeda, akan tetapi terdapat satu variabel yang dianggap berpengaruh yaitu permintaan pasar lokal, dan terdapat satu variabel yang dianggap kurang berpengaruh yaitu permintaan pasar ekspo

    Kriteria Zona Industri Pendukung Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Tuban

    Full text link
    Kabupaten Tuban merupakan kabupaten yang memiliki potensi sektor pertanian yang cukup besar, dengan kontribusi sebesar 24,6% dalam PDRB. Dalam RTRW Kabupaten Tuban terdapat arahan pengembangan kegiatan pengolahan hasil pertanian, serta terdapat arahan pengembangan KSK Agropolitan di lima kecamatan yaitu Kecamatan Palang, Kecamatan Semanding, Kecamatan Plumpang, Kecamatan Widang dan Kecamatan Jatirogo. Agroindustri merupakan salah satu kegiatan dalam sistem agribisnis yang dikembangkan dalam kawasan agropolitan, sehingga dalam kawasan agropolitan tersebut diharapkan terdapat zona untuk kegiatan agroindustri. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria zona industri dalam mendukung pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Tuban. Teknik analisis yang digunakan dalam menyusun kriteria zona industri tersebut adalah analisis deskriptif menggunakan pedoman dan standar, literatur, maupun studi kasus yang relevan. Hasil akhir penelitian ini didapatkan delapan kriteria zona industri pendukung pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Tuban yang divisualisasikan menggunakan software ArcGIS 10.2, yaitu kriteria kondisi fisik dasar, kriteria bahan baku, kriteria pasar, kriteria tenaga kerja, kriteria aksesibilitas (yang terdiri dari sub kriteria jaringan jalan dan jarak ke pusat kabupaten), kriteria sarana dan prasarana (yang terdiri dari sub kriteria ketersediaan jaringan listrik, jaringan air bersih, jaringan telekomunikasi, ketersediaan fasilitas perekonomian, dan ketersediaan rumah potong hewan), kriteria aglomerasi, serta kriteria penggunaan lahan
    corecore