2 research outputs found

    Perbandingan Keakuratan Hasil Peramalan Produksi Bawang Merah Metode Holt-Winters dengan Singular Spectrum Analysis (SSA)

    Get PDF
    The Holt-Winters method is used to model data with seasonal patterns, whether trends or not. There are two methods of forecasting in Singular Spectrum Analysis (SSA), namely recurrent method (R-forecasting) and vector method (V-forecasting). The recurrent method performs continuous continuation (with the help of LRF), whereas the vector method corresponds to the L-continuation. Different methods of course make a difference in the accuracy of forecast results. To see the difference between the three methods is done by looking at the comparison of accuracy and reliability of forecast results. To measure the accuracy of forecasting used Mean Absolute Percentage Error (MAPE) and to measure the reliability of forecasting results is done by tracking signal. Applications are done on Indonesian red onion production from January 2006 to December 2015. Forecasting of both methods in SSA uses window length L = 39 and grouping r = 8. With α = 0.1, β = 0.001 and γ = 0.5, Holt-Winters additive method gives better result with MAPE 13,469% than SSA method.   Keywords:&nbsp

    The Pemetaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Pangkalpinang

    No full text
    Otonomi daerah memberikan peluang sekaligus tantangan bagi Pemerintah Daerah untuk mengelola dan menggali sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah. Sebagai Ibukota Provinsi, Pangkalpinang masih mengandalkan transfer, dana, namun pendapatan asli daerahnya sangat rendah. Kajian ini mencoba mengidentifikasi dan memetakan penerimaan pajak dan retribusi daerah di Pangkalpinang kemudian merumuskan rekomendasi strategis yang dapat dipertimbangkan oleh Pemerintah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Penelitian ini menganalisis efektivitas, kontribusi, dan pertumbuhan penerimaan pajak dan retribusi daerah di Kota Pangkalpinang antara tahun 2016 sampai dengan tahun 2020. Hasil analisis kontribusi dan pertumbuhan tersebut digunakan sebagai dasar analisis kelas. Hasil penelitian ini menunjukkan efektivitas penerimaan pajak di Pangkalpinang dengan tarif sebesar 114,54%, sedangkan efektivitas retribusi sebesar 96,61%. Penerimaan pajak daerah yang memberikan kontribusi terbesar adalah pajak penerangan jalan yang memberikan kontribusi sebesar 36,49%, sedangkan kontribusi retribusi terbesar adalah penerimaan dari penggunaan kekayaan daerah yaitu sebesar 25,05%. Berdasarkan analisis Klassen, diketahui bahwa terdapat empat sektor yang termasuk dalam kategori berkembang, empat sektor dalam kategori maju namun tertekan, lima sektor dalam kategori potensial, dan sisanya sembilan belas sektor dalam kategori tertinggal. Peneliti menyarankan kepada pemerintah untuk fokus mengembangkan dan mengembangkan sektor-sektor yang tertekan jika ingin meningkatkan penerimaan pajak dan retribusi daerah dalam jangka pendek. Namun, jika ingin meningkatkan penerimaan pajak dan retribusi daerah dalam jangka panjang, mereka harus fokus pada sektor-sektor yang berkembang dan potensial
    corecore