45 research outputs found

    Analisis Pengukuran Kinerja Investasi PT. Taspen (Persero) Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added

    Full text link
    Corporate performance measurement will indicate the condition of a company when running operational activities for a certain period. Economic Value Added (EVA) in this case is very relevant for measuring the value or values performance because EVA is a measure of economic value added resulting from theactivities of the company or enterprise management strategy. However, be a mistake when limiting EVA only to measure the performance of the company alone. EVA can be used as the implementation of a strategy that is associated with the main function of the company. The problem in this research is to try to evaluate the performance of investment PT TASPEN (Persero) with measurement of performance using Economic Value Added (EVA), which aims to get the composition of the investmentportfolio of financial assets PT TASPEN (Persero) which provide value-added for priority. The method used in this research is descriptive quantitative method. Used in this study is a secondary data such as data accounting, financial statements and annual report PT TASPEN (Persero). The results showed that, based on the value of Economic Value Added (EVA) PT TASPEN (Persero) advised to invest with established priority that is: (1) Bonds, (2) Stocks, (3) Mutual funds, (4) directinvestment and (5) deposits

    Pemodelan Aliran Lahar pada Sungai Alami dan Sungai Terusik di Sungai Senowo dengan Software Laharz

    Full text link
    Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dinamika lahar dengan menggunakan dua skenario pemodelan lahar yaitu skenario pada sungai yang tidak terdapat sabo dam(alami) dan juga sungai yang terdapat sabo dam (terusik). Selain itu penelitian ini untuk megetahui peran sabo dam kaitannya dengan banjir lahar.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis penginderaan jauh dan analisis hasil model dengan software LaharZ. Data penginderaan jauh yang digunakan adalah data data LiDAR (image dan DEM) tahun 2012 dan data hasil perekaman UAV (image dan DEM) tahun 2014.Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan antara pemodelan skenario sungai alami dan sungai terusik. Pemodelan pada sungai terusik aliran lahar tertahan di sabo dam dan keluar melalui pintusabo dam sehingga menghasilkan zonasi lahar yang lebih kecil dibandingkan sungai alami. Pemodelan lahar pada sungai terusik mempunyai kedalaman yang lebih kecil karena lahar tertahan di sabo dam sehingga aliran menjadi lebih kecil. Sabo dam sebagai bangunan di suatu sungai mempunyai peran dalam menghambat, menampung dan mengatur aliran lahar

    Kajian Karakteristik Fisikokimia Tepung Labu Kuning (Cucurbita Moschata) Termodifikasi Dengan Variasi Lama Perendaman Dan Konsentrasi Asam Asetat

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi lama waktu perendaman dan konsentrasi asam asetat yang digunakan terhadap karakteristik kimia (kadar air, gula reduksi, protein terlarut dan kadar β-karoten) dan karakteristik fisik (viskositas dan swelling power) dari tepung labu kuning (Cucurbita moschata) termodifikasi yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor, yaitu lama perendaman (30 menit, 60 menit, 90 menit) dan konsentrasi asam asetat yang digunakan (0,05%, 0,10%, 0,15%) (v/v). Data dianalisis secara statistik dengan Two Way ANOVA, apabila hasil yang diperoleh ada beda nyata, maka dilanjutkan dengan uji DMRT dengan tingkat signifikasi 0,05. Hasil penelitian yang diperoleh pada analisis krakteristik kimia seperti kadar air 10,37-11,73%, kadar gula reduksi 23,46-50,94%, kadar beta karoten 702,25-1011,98 µg/g, kadar protein terlarut 4,15-5,89%. Analisis karakteristik fisik seperti viskositas 585-44000 cP dan swelling power 11,17-18,09 g/g. Dari hasil penelitian tepung labu kuning termodifikasi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh interaksi konsentrasi asam asetat dan lama perendaman memberikan perbedaan yang nyata terhadap kadar gula reduksi, swelling power dan viskositas. Namun tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap kadar air, kadar beta karoten dan kadar protein terlarut. Semakin tinggi konsentrasi asam asetat dan lama perendaman akan meningkatkan kadar gula reduksi, viskositas dan swelling power

    Analisis Sebaran Dan Perhitungan Hotspot Menggunakan Citra Satelit Noaa-18/avhr Dan Aqua Modis Berbasis Algoritma Kanal Termal

    Full text link
    Forests are an extremely important natural resource that contains infinite biodiversity. But Forest disturbances intensity increasing from time to time, whether caused by natural or human factors. In Riau, there are some forest and land which annually vulnerable against wildfire. Wildfires in Riau usually occurs during the dry season and caused by human activities who was doing some land clearing for plantation. An implementation of remote sensing in Forestry is using environmental satellites data National Oceanic and Atmospheric Administration Advanced Very High Resolution Radiometer (NOAA / AVHRR and Aqua\u27s Moderate Resolution Imaging Spectroradiometers (AQUA MODIS) data satellites on 27 and 28 February 2014. By detecting the existence of hotspots (Hotspot) on earth\u27s surface as an early indication of wildfires by using thermal band which is owned by both of satellites. The purpose of this research was to detect the distribution of hotspot\u27s location in Riau, mapping the potential areas which affected by fire, and estimated the economic losses caused by fires that will occur in the most vulnerable areas in Riau using a combination method of System Geographical Information (GIS) as an analysis of the economic losses. The results shows the distribution of hotspot\u27s location in Riau, which identified the most vulnerable areas to fire are Bukit Kapur and East Dumai, and shows the damage of land cover that are prone to fires. The temperature of the data processing satellite imagery NOAA-18 / AVHRR are 30° C - 35° C and the damage cost Rp 11.411 billion / hectare for land cover\u27s industrial forest, plantation cost to Rp 348.158 billion / hectare and farming cost to Rp 86.822 billion / ha, whereas the temperature in AQUA MODIS are 30° C - 34° C, industrial forrest cost to Rp 52.559 billion / hectare, plantation cost to Rp 396.974 billion / hectare and farming cost to Rp 158.019 billion / hectare

    Ekstraksi Dan Seleksi Fitur Untuk Klasifikasi Sel Epitel Dengan Sel Radang Pada Citra Pap Smear

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan seleksi fitur menggunakan Fisher Criterion, sedangkan pada proses klasifikasi data menggunakan algoritma Backpropagation terhadap 16 fitur yang terlebih dahulu diekstrak dari citra Pap smear. Adapun ke-16 fitur yang digunakan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: Fitur bentuk, Fitur tekstur, dan Fitur intensitas warna. Pada naskah ini terdapat 2 tahap utama, yaitu: 1) Ekstraksi Fitur; dan 2) Seleksi Fitur. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja seleksi fitur pada klasifikasi data dan mencari fitur yang secara signifikan mempengaruhi klasifikasi sel epitel dengan sel radang. Sebagai pembanding, penelitian ini juga membandingkan hasil seleksi fitur antara Fisher Criterion dangan Feature Subset Selection. Hasil yang diperoleh dari proses perbandingan tersebut menunjukkan kesamaan fitur yang secara signifikan mempengaruhi proses klasifikasi sel radang dengan sel epitel. Tingkat akurasi klasifikasi pada penelitian ini adalah 92.5%
    corecore