26 research outputs found

    Pendugaan Skala Usaha Usahatani Padi Dengan Fungsi Biaya

    Full text link
    IndonesianPenelitian ini memfocuskan dalam penentuan skala USAha Usahatani Padi dalam jangka panjang, yaitu dengan menggunakan lahan sehingga peubah bebas. Data yang digunakan berasal dari tiga desa contoh Penelitian PATANAS (Panel Petani Nasional). Beberapa rumusan penting yang merupakan implikasi dari penelitian ini adalah: pertama, USAhatani dengan luas garapan 0,69 ha masing-masing belum memberikan tingkat keuntungan yang optimal. Skala USAha masih berada dalam "Increasing return to Scale"; kedua, nilai lahan, upah tenaga kerja manusia dan upah tenaga ternak merupakan peubah yang paling berpengaruh terhadap biaya produksi; ketiga, adanya kecenderungan produk marginal pupuk (Urea dan TSP) yang menurun, dan keempat, perlunya pengembangan ternak dan alat mekanis pengolahan tanah (traktor) dalam menunjang peningkatan kebutuhan tenaga pengolah tanah

    Percepatan Pembangunan Pangan Menuju Pencapaian Ketahanan Pangan yang Mandiri dan Berdaulat

    Full text link
    EnglishSuccessful development has been demonstrated by an increase in food production and food supply. But the success was not followed by a reduction in food insecurity. Number of food-insecure population is still large and likely to increase. Law 18/2012 on Food mandates establishment of an independent food security and sovereignty. The goal is to increase production and food self-sufficiency. It also aims to improve food diversity and to meet safety, quality, and requirement. Food security should also be competitive in both domestic and International markets. The challenge is to optimize food production resources, management of decentralization and global environment. It is necessary to accelerate food development through enhancing more distributed, diverse food production. It is also carried out through development of food and local food culture, food production system modernization, food trade management, and strengthening public food reserves. IndonesianPembangunan pangan telah menunjukkan keberhasilannya seperti dalam peningkatan produksi dan penyediaan komoditas pangan. Namun keberhasilan tersebut tidak diikuti oleh penurunan tingkat kerawanan pangan masyarakat. Jumlah penduduk rawan pangan masih cukup besar dan bahkan cenderung meningkat. UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan dibangunnya ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat, dengan sasaran peningkatan kemampuan produksi dan kecukupan penyediaan pangan secara mandiri, menyediakan pangan yang beraneka ragam dan memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi bagi konsumsi masyarakat, dan meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas pangan di pasar dalam negeri dan luar negeri. Tantangan mewujudkan ketahanan pangan yang mandiri dan berdaulat berkaitan dengan peningkatan produksi, manajemen pembangunan pangan sejalan pelaksanaan otonomi daerah dan pengaruh dinamika lingkungan global. Diperlukan akselerasi pembangunan pangan melalui peningkatan produksi pangan yang lebih menyebar dan beragam, pengembangan pangan dan budaya pangan lokal, modernisasi sistem produksi pangan, pengelolaan perdagangan pangan, dan penguatan cadangan pangan masyarakat

    Elastisitas Permintaan Masukan Dan Penawaran Hasil Tanaman Padi Di Jawa (Perbandingan Pemakaian Fungsi Keuntungan Translog Dan Cobb Douglas)

    Full text link
    IndonesianTulisan ini mencoba membandingkan Pemakaian Fungsi Keuntungan Translog dan Fungsi Keuntungan Cobb Douglas dalam menduga elastisitas permintaan masukan dan penawaran padi pada tanaman padi. Kedua fungsi tersebut memberikan hasil yang sama, walaupun demikian terdapat beberapa kelebihan penggunaan fungsi keuntungan dalam bentuk translog dibanding Cobb Douglas. Kesimpulan dan Implikasi yang dapat ditarik dari hasil analisa ini adalah disamping perluasan luas garapan kebijaksanaan harga padi lebih efektif diterapkan dalam merangsang penawaran produksi padi dan permintaan masukan. Dalam rangka mengurangi beban subsidi masukan, kenaikan harga masukan dapat dilakukan asal diikuti oleh kenaikan harga padi

    Potensi Lahan Pertanian Bagi Pengembangan Palawija di Lampung

    Full text link
    IndonesianTulisan ini melihat potensi lahan, pengusahaan dan kendala pengembangan palawija di propinsi Lampung. Potensi lahan bagi pengembangan palawija di propinsi Lampung cukup besar berupa lahan kering dan lahan sawah. Pengusahaan palawija sebagian besar (91,08 persen) masih dilakukan pada lahan kering, sedangkan peranan lahan sawah baru 8,92 persen. Dari potensi lahan sawah yang tersedia, baru 7,14 persen yang dimanfaatkan bagi pengusahaan palawija melalui USAha diversifikasi. Pengalaman petani dan aparat penyuluh tentang budidaya palawija lahan sawah masih rendah. Hambatan teknis yang menonjol adalah tentang pengelolaan irigasi - drainase pertanaman palawija tersebut

    Kombinasi Tingkat Penggunaan Masukan Yang Memaksimumkan Keuntungan USAhatani Bawang Merah Di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah

    Full text link
    Tulisan ini melihat tingkat penggunaan masukan dalam USAhatani bawang merah di desa Larangan Kabupaten Brebes MT 1987. Hasil analisa menunjukkan tingkat penggunaan masukan ditingkat petani belum merupakan kombinasi optimal yang memberikan tingkat keuntungan maksimum. Untuk memperoleh tingkat keluaran/produksi bawang merah sebesar 5834,64 kg atau senilai Rp 1828,9 ribu, pada kondisi keuntungan masksimum, maka penggunaan pupuk kimia harus dikurangi dari 817,9 kg menjadi 719,5 kg, bibit dari 744,1 kg menjadi 650,7 kg, tenaga kerja dari 3616,6 jam kerja menjadi 3090,9 jam kerja dan pengeluaran obat dari Rp 170,8 ribu menjadi Rp 156,8 ribu. Alokasi optimal tersebut telah menurunkan biaya produksi per hektar atau meningkatkan pendapatan USAhatani sebesar Rp 175 ribu per hektar

    Agribisnis Kelapa Rakyat di Indonesia: Kendala dan Prospek

    Full text link
    IndonesianPengembangan komoditas kelapa menghadapi kendala besar terutama persaingan dengan sumber minyak/lemak lain terutama sawit. Permasalahan menjadi menonjol mengingat penanganan komoditas kelapa menyangkut jutaan rumahtangga petani yang terlibat. Tulisan ini melihat keragaan, kendala dan prospek agribisnis kelapa di Indonesia, sebagai hasil studi di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Jawa timur, pada bulan Juni sampai Agustus 1990. Hasil studi menunjukkan penggunaan kelapa saat ini sebagian besar diperuntukkan bagi industri minyak kelapa, baik melalui bahan baku kopra maupun langsung dari kelapa segar, dan permasalahan timbul dalam industri hilir tersebut menyangkut permintaan dan persaingan dalam industri minyak kelapa/goreng tersebut. Upaya efisiensi industri perlu ditingkatkan agar dapat lebih bersaing, menyangkut lokasi industri, keterpaduan antara sektor USAhatani dan industri pengolahan dan efisiensi dalam tataniaga bahan baku. Dengan semakin beratnya persaingan dengan sumber dengan sumber minyak lain dimasa mendatang maka diperlukan diversifikasi produk pemanfataan kelapa untuk tidak sepenuhnya tergantung kepada hasil kopra dan minyak kelapa. Upaya diversifikasi dapat dilakukan baik dalam pemanfaatan produk buah kelapa seperti pembuatan kelapa parut kering, santan awet, juga diversifikasi dalam pemanfaatan kelapa seperti pengembangan gula kelapa, industri dan gula kayu kelapa, tempurung, sabut dan air kelapa. Upaya untuk memperkuat posisi kelapa dan sisi USAhatani juga masih diperlukan seperti perlunya peremajaan kelapa tua, pengembangan kelapa unggul terutama jenis kelapa dalam dan pengembangan tanaman sela/tumpangsari bernilai tinggi
    corecore