22 research outputs found

    PENGARUH PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIKA SISWA SERTA SELF-CONFIDENCE

    Get PDF
    Masalah utama penelitian ini adalah kurangnya kemampuan menyusun konjektur matematika siswa kelas 5 Sekolah Dasar, kurangnya kemampuan menguji konjektur matematika siswa kelas 5 Sekolah Dasar serta rendahnya sikap self-confidence siswa Sekolah Dasar kelas 5. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode kuasi eksperimen dan deskriptif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar di Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung. Sample terdiri dari 51 siswa dibagi menjadi 33 siswa di kelas V-A sebagai kelompok eksperimen dan 33 siswa di kelas V-B sebagai kelompok control. Instrumen yang digunakan terdiri tes tertulis mengenai perkalian dan pembagian pecahan serta perbandingan dan skala, angket skala sikap self-confidence, observasi dan wawancara. Analisis kuantitatif dilakukan terhadap rata-rata pretes dan postes kemampuan menyusun dan manguji konjektur matematika dengan menggunakan uji t dan uji Mann Whitney. Analisis kualitatif juga dilakukan terhadap skor angket skala sikap self-confdence yang dikonfirmasi dengan observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan discovery learning dapat meningkatkan kemampuan menyusun konjektur matematika siswa. Pembelajaran matematika dengan menggunakan discovery learning juga dapat meningkatkan kemampuan menguji konjektur matematika siswa. Self-confidence siswa di kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran matematika menggunakan discovery learning sudah baik. Kata kunci : discovery learning, kemampuan menyusun konjektur, kemampuan menguji konjektur, self-confidence The main problem of this study is the lack of ability to formulate a conjecture of mathematics students in grade 5 elementary schools, lack of ability to test the conjecture of mathematics students in grade 5 elementary school and a low attitude of self-confidence of students Primary 5. This study uses quantitative and qualitative approach and methods of quasi and descriptive. The study population was the fifth grade elementary school students in District Ciparay Bandung regency. Sample consisted of 66 students divided into 33 classes of students in the various groups of experiment VA se n and 33 students in the class VB as the control group. Instrumen used comprising written tests on multiplication and division of fractions, and ratio and scale, attitude scale questionnaire of self-confidence, observation and interviews. Quantitative analysis was performed on average pretest and posttest to formulate and test mathematical conjecture competence using the t test and Mann Whitney. Qualitative analysis were also conducted on the attitude scale questionnaire score self-confdence confirmed by observation and interview. The results pointed to an that mathematics learning by using discovery learning can improve students' mathematical formulate conjecture. Learning mathematics using discovery learning can also improve students' mathematical test conjecture. Self-confidence of students in the experimental class were obtained using discovery learning math learning is good. Keywords: discovery learning, conjecture formulating competence, conjecture testing competence, self-confidenc

    PENGEMBANGAN SELF ACCESS CENTER (SAC) UNTUK MEMFASILITASI ANAK PUTUS SEKOLAH PADA USIA PENDIDIKAN DASAR DI KECAMATAN CIPATUJAH KABUPATEN TASIKMALAYA

    Get PDF
    Secara umum, tujuan jangka panjang program pengabdian ini adalah mengembangkan Self Access Center(SAC) untuk menfasilitasi anak putus sekolah usia pendidikan dasar di Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Secara khusus, target khusus yang ingin dicapaisebagai berikut: (1). Memfasilitasi anak-anak putus sekolah yang berada pada usia pendidikan dasar agar tetap dapat belajar secara aman dan nyaman; (2). Memberikan layanan-layanan pendidikan yang dibutuhkan oleh anak-anak putus sekolah pada jenjang pendidikan dasar; (3) Membangun sinergi baik dengan orangtua dan sekolah agar anak-anak putus sekolah tersebut bisa kembali ke bangku sekolah. Metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut sebagai berikut: (a). Mengumpulkan anak-anak putus sekolah usia pendidikan dasar se-Kecamatan Cipatujah; (b). Memberikan gambaran umum mengenai kegiatan pengabdian yang akan dilakukan; (c). Melakukan refleksi dan diskusi mengenai berbagai kegiatan yang akan dilakukan di Self Access Center; (d). Melakukan kolaborasi dengan masyarakat sekitar dalam penentuan lokasiSelf Access Center; (e). Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Self Access Center; (f). Evaluasi kegiatan Self Access Center

    PENDAMPINGAN PENYUSUNAN BAHAN AJAR DENGAN TEMA “PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION MENGGUNAKAN BARANG BEKAS†PADA GURU SEKOLAH DASAR BANTARAN SUNGAI CITARUM

    Get PDF
    Secara umum, tujuan jangka panjang program pengabdian ini adalah mengembangkan suatu proses pengabdian yang inovatif melalui pendampingan bagi guru-guru SD dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas guru SD di Dayeuh Kolot melalui hasil-hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan. Secara khusus, target khusus yang ingin dicapai sebagai berikut: (1). Meningkatkan pemahaman dan penyusunan bahan ajar dengan tema “Penerapan Pembelajaran Realistic Mathematics Education Menggunakan Barang Bekas†pada guru SD Bantaran Citarum; (2). Meningkatkan minat pemahaman dan penyusunan bahan ajar dengan tema “Penerapan Pembelajaran Realistic Mathematics Education Menggunakan Barang Bekas†pada guru SD Bantaran Citarum. Metode pelaksanaan dalam pencapaian tujuan tersebut sebagai berikut: (a). perizinan terhadap Dinas setempat terkait pengabdian terhadap guru-guru SD; (b). Memberikan gambaran umum mengenai kegiatan pengabdian yang akan dilakukan; (c). Melakukan refleksi dan diskusi mengenai berbagai kegiatan pengabdian yang akan dilakukan; (d). Melakukan kolaborasi dengan ahli dalam menyusun bahan ajar dengan tema “Penerapan Pembelajaran Realistic Mathematics Education Menggunakan Barang Bekas†pada guru SD Bantaran Citarum, (e). Pelaksanaan kegiatan pendampingan ; (f). Evaluasi kegiatan pendampingan, (f) Penarikan kesimpulan pelaksanaan pendampingan, dan (g) Publikasi luaran pengabdian.Kata Kunci: Pendampingan, Bahan Ajar, Realistic Mathematics Education.Â

    PENGGUNAANMETODE PEMBELAJARAN REALISTICS MATHEMATIC EDUCATION (RME) PADA OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN SISWA KELAS I SD

    Get PDF
    Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelas I SD Plus Al Aitaam dapat disimpulkan sebagai berikut ini. (1) Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika mengenai materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. (2) terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan metode Realisics Mathematic Education(RME) dibandingkan siswa yang pembelajarannya menggunakan metode ceramah. (3) penggunaan metode Realistics Mathematic Education (RME) yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Hasil penelitian ini mempunyai implikasi praktis bahwa jika penggunakan metode Realistics Mathematic Education (RME) dibiasakan dalam pembelajaran matematika di sekolah dapat meningkatkan keaktifan siswa dan berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa. Penggunaan metode Realistics Mathematic Education (RME)  dalam pembelajaran pada usia sekolah dasar berada pada fase operasional konkret, sangat mendukung terciptanya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dengan penggunaan metode Realistics Mathematic Education (RME) pembelajaran akan kebih bermakna, selain itu pembelajaran melatih keaktifan siswa.Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti memberikan saran yaitu: (1) guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sebaiknya menggunakan metode Realistics Mathematic Education (RME), (2) guru berkolaborasi dengan kepala sekolah berupaya menyediakan media pembelajaran sesuai dengan keragaman dan karakteristik masing-masing materi matematika SD, (3) pembelajaran matematika SD sebaiknya diajarkan melalui pendekatan yang sesuai dengan karakteristikanya

    PEMBELAJARAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN SISWA SD KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIC MATEMATIC EDUCATION (RME)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menelaah pembelajaran pemahaman konsep matematika pada materi penjumlahan pecahan siswa SD kelas IV dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Educatin (RME). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Darma Bakti dengan jumlah siswa sebanyak 29 orang yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi guru dan siswa, lembar angket guru dan siswa, serta soal tentang pemahaman konsep matematika. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan kualitas pembelajaran ketika diterapkannya pendekatan RME. Hal tersebut ditunjukan dengan skor rata-rata pada observasi guru sebesar 93, dan skor rata-rata pada observasi siswa sebesar 89.6, serta persentase skor angket guru sebesar 90%, dan rata-rata persentase skor angket siswa sebesar 93%, juga persentase peningkatan dari nilai Pre-Test ke Post-Test sebesar 10.22%.Ă‚

    PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH PENJUMLAHAN DENGAN TEKNIK MENYIMPAN PADA SISWA KELAS 2 DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING

    Get PDF
    Problem solving is one of the abilities that must be mastered by students after learning mathematics, solving mathematical problem solving is one of the problems that are discussed in this study, the purpose of this study is to find out how to apply the addition problem solving abilities with storing techniques, the method used in this research is descriptive qualitative, the subject of this research is the second grade students of one of the public elementary schools in the city of Cikalong wetan. From the results of this study, it can be explained that second grade students like learning to use the Problem solving method, in addition students and teachers give a positive response to the learning problem solving addition by storing techniques using the problem solving method, but still found students who have difficulty in identifying known data, asked and implemented strategies to solve problems. From the discussion it can be concluded that the ability to solve the problem of addition by storing techniques in second grade students is still relatively low and needs to be given exercises so that students are accustomed to solving difficult questions in the form of story questions

    PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SD

    Get PDF
    This  study  aims  to  determine efforts  to  improve  mathematics  learning achievement  using  cooperative  learning  model  Student Team Achievement Division  four  grade  students  of elementary  Plus  Al-Aitaam and the  application  of  STAD  cooperative  learning model  to  improve  student’s problem solving skills.  STAD  cooperative  learning  model  is  a learning technique cooperative which invites students to discuss, help each other and  work  together  to  accomplish  tasks  of  teachers.  Cooperative  learning  model STAD  can  also  train  students  in  the  skills  of  working  and  completing  tasks assigned by the teacher. Applied research by researchers is a class action. Subjects were students of class  IV  SD  Plus Al-Aitaam  totaling  30  students. The instrument used  for  this  study  is  a  short  essay  test  prepared  by  the  researchers.  The  data analysis technique used is qualitative  descriptive techniques, to examine the data that is by collecting student test  results, convert raw scores into grades so, finding the average and compared with that of the previous conditions.   The  experiment was conducted in  tri  meeting. Based on the results of research and of  the discussion on this research, it can be deduced that there is the representation of the student mathematical 4rd class especially on math material floating STAD after enactment of the model

    PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI DATA STATISTIKA KELAS 5 SD

    Get PDF
    PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI DATA STATISTIKA KELAS 5 S

    ANALISIS PEMBELAJARAN BAHASA SUNDA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    Berkomunikasi untuk tingkat Internasional, paling umum bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris, untuk komunikasi nasional. Bahasa Indonesia, dan untuk komunikasi di tingkat daerah para regulator umumnya menggunakan bahasa daerah. Bahasa Sunda sama dengan bahasa daerah lainnya, berada pada tingkat ketiga penggunaan bahasa dunia, begitu banyak siswa menilai mata pelajaran bahasa daerah di Jawa Barat kurang menarik untuk dipelajari. Di tingkat pendidikan, upaya untuk mengubah asumsinya guru bahasa Sunda harus dapat menyiasati sehingga siswa dapat tertarik dengan bahasa daerah dengan membuat strategi pembelajaran yang memadai

    PEMBELAJARAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN IPA MATERI SUMBER BUNYI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL MELALUI PEMBELAJARAN ONLINE

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menelaah kemampuan pemahaman IPA pada siswa kelas IV dengan menggunakan metode pembelajaran Online dengan menggunakan media audio visual. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 201 Sukaluyu Kota Bandung dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang responden. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi guru dan siswa, soal evaluasi sumber bunyi, serta angket guru dan siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan kualitas pembelajaran setelah menggunakan media audio visual. Hal tersebut ditunjukan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 78,25 yang tergolong dalam kategori baik, nilai tertinggi siswa sebesar 100 dan nilai terendah sebesar 60. Ketuntasan belajar siswa menunjukan 85,0% siswa mendapatkan nilai diatas kriteria ketuntasan minimum dan 15,0% masih mendapat nilai dibawah nilai kriteria ketuntasan minimum
    corecore