4 research outputs found

    PERBEDAAN ANGKA KUMAN UDARA SEBELUM DAN SESUDAH PENYINARAN LAMPU ULTRAVIOLET 90 WATT DI LABORATORIUM BAKTERIOLOGI JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

    Get PDF
    Latar Belakang : Angka kuman udara tertinggi terdapat di laboratorium Bakteriologi, karena praktikum terus menerus melibatkan sampel dan media yang mengandung bakteri. Apabila 1 orang masuk ke ruangan maka jumlah bakteri di udara akan meningkat sebanyak 37 juta bakteri/jam. Pengendalian angka kuman udara menggunakan sinar ultraviolet dan radiasi sinar ultraviolet membunuh bakteri paling efektif adalah 253,7 nm. Mekanisme kerjanya mengabsorpsi asam nukleat tanpa menyebabkan kerusakan permukaan sel. Energi yang diabsorpsi akan menyebabkan terjadinya ikatan antara molekul-molekul timin yang bersebelahan menyebabkan terbentuknya dimer timin sehingga fungsi asam nukleat terganggu dan mengakibatkan kematian bakteri. Faktor penghambat dari sinar ultraviolet daya penetrasinya lemah. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui persentase penurunan angka kuman udara dan adanya perbedaan angka kuman udara diruang Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta sebelum dan setelah dipaparkan lampu UV dengan daya 90 watt. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode pre-experimental design dengan rancangan ulang one group pre-post test design. Hasil Penelitian : Hasil pengukuran Intensitas cahaya ultraviolet 7,5 Lux , suhu ruangan 26 – 28 oC . Rerata presentase penurunan jumlah angka kuman udara sebesar 93,79%,rerata angka kuman udara sebelum penyinaran 5.422 CFU/M3, rerata angka kuman udara setelah penyinaran 297 CFU/M3. Uji normalitas data sebelum 0.356 dan setelah penyinaran 0.502. Uji T-test Paired Sampel nilai Asymp. Sig (2-tailed) 0.000. Kesimpulan : Prosentase penurunan angka kuman udara sebesar 93,79% dan ada perbedaan angka kuman udara sebelum dan setelah dilakukan penyinaran lampu UV dengan daya 90 watt intensitas cahaya 7,5 Lux di Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Kata Kunci : Angka kuman udara, intensitas, ultraviole

    PENGARUH PENUNDAAN PEMERIKSAAN TERHADAP KADAR DARAH DALAM URINE

    Get PDF
    Latar Belakang : Pemeriksaan kimia urine terdiri dari pemeriksaan darah, bilirubin, urobilinogen, keton, protein, nitrit, glukosa, pH, berat jenis, lekosit esterase, dan asam askorbat. Pemeriksaan darah dalam urine bertujuan untuk mendeteksi adanya eritrosit, hemoglobin dan mioglobin dalam urine. Di lapangan masih sering terjadi penundaan pemeriksaan urine. Menurut prosedur, urine seharusnya diperiksa paling lama 1 jam, atau selambat-lambatnya 2 jam setelah urine dikemihkan. Penundaan pemeriksaan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, termasuk parameter darah dalam urine. Tujuan penelitian : Mengetahui adanya pengaruh penundaan pemeriksaan terhadap kadar darah dalam urine. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian pre- experimental design. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 7 Januari-25 Maret 2019 di Instalasi Laboratorium Klinik Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Penelitian ini memakai 11 sampel sisa dari pasien rawat jalan yang sudah diketahui kadar darah dalam urine, kemudian dilakukan pemeriksaan pada penundaan 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam pada suhu ruang (20-25°C). Analisis data menggunakan Kruskal-Wallis Test. Hasil penelitian : Berdasarkan hasil uji statistik yang sudah dilakukan, dapat dilihat bahwa tidak ada pengaruh penundaan pemeriksaan terhadap kadar darah dalam urine yang diperiksa secara segera dan ditunda selama 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, pada suhu ruang (20-25°C) dengan nilai taraf signifikan sebesar 0,778 yang berarti (p>0.05). Kesimpulan : Tidak ada pengaruh penundaan pemeriksaan terhadap kadar darah dalam urine yang diperiksa secara segera dan ditunda selama 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, pada suhu ruang (20-25°C). Kata Kunci : Pemeriksaan kadar darah dalam urine, penundaan

    PENGARUH KADAR HEMOGLOBIN DALAM SERUM TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN KADAR ASAM URAT

    Get PDF
    Latar Belakang : Hemolisis merupakan salah satu penyebab kesalahan terbesar pada tahap praanalitik. Sampel hemolisis berpengaruh pada pemeriksaan laboratorium karena adanya hemoglobin dalam serum mengganggu proses reaksi pemeriksaan asam urat. Peneliti ingin meneliti pengaruh kadar hemoglobin dalam serum terhadap hasil pemeriksaan kadar asam urat. Tujuan Penelitian : Mengetahui pengaruh kadar hemoglobin dalam serum terhadap hasil pemeriksaan kadar asam urat. Metode Penelitian : Penelitian ini termasuk eksperimen murni menggunakan pre and post test with control. Sampel berupa serum yang dibagi menjadi 6 kelompok, yang masing-masing ditambah 0 µl, 335 µl, 665 µl, 1000 µl, 1335 µl, dan 1665 µl hemolisat dengan kadar hemoglobin 840 mg/dl sehingga didapatkan kadar hemoglobin dalam campuran 0 mg/dl, 85,2 mg/dl, 170,4 mg/dl, 231 mg/dl, 340,8 mg/dl, dan 426,1 mg/dl. Serum yang sudah ditambah hemoglobin diukur kadar asam urat dengan metode enzimatik fotometri. Data hasil pemeriksaan kadar asam urat diperoleh sebanyak 42 data yang dianalisis secara deskriptif dan statistik. Hasil Penelitian : Analisis deskriptif menunjukkan penurunan kadar asam urat pada serum yang mengandung hemoglobin. Uji One-Way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan kadar hemoglobin dalam serum 0 mg/dl, 85,2 mg/dl, 170,4 mg/dl, 231 mg/dl, 340,8 mg/dl, dan 426,1 mg/dl terhadap hasil pemeriksaan kadar asam urat. Uji lanjut menunjukkan taraf signifikan dengan p <0,05. Uji korelasi menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara kadar hemoglobin dalam serum dengan hasil pemeriksaan kadar asam urat. Persentase penurunan hasil pemeriksaan kadar asam urat karena kadar hemoglobin dalam serum sebesar 99,3 % dan 0,7 % karena faktor lain. Kesimpulan : Ada pengaruh kadar hemoglobin dalam serum terhadap hasil pemeriksaan kadar asam urat. Semakin tinggi kadar hemoglobin dalam serum, hasil pemeriksaan kadar asam urat semakin menurun. Kata Kunci : Kadar hemoglobin, penambahan hemolisat dalam serum, kadar asam urat

    UJI KESESUAIAN KADAR PROTEIN TOTAL SERUM LIPEMIK YANG DIOLAH DENGAN FLOKULAN ALFA SIKLODEKSTRIN DAN HIGH SPEED SENTRIFUGASI

    Get PDF
    Latar Belakang : Kesalahan praanalitik mewakili setengah dari total kesalahan yang terjadi di laboratorium klinis. Salah satu sampel yang digunakan adalah serum. Serum lipemik adalah serum yang keruh yang disebabkan oleh kilomikron, VLDL (Very Low Density Lipoprotein) dan trigliserida. Kekeruhan ini dapat mengganggu pembacaan absorbansi dalam pemeriksan spektrofotometri. Alternatif untuk menangani serum lipemik salah satunya dengan flokulan alfa siklodekstrin dan high speed sentrifugasi. Tujuan Penelitian : Mengetahui adanya kesesuaian serum lipemik yang diolah dengan flokulan alfa siklodekstrin dan high speed sentrifugasi pada parameter protein total. Metode Penelitian :Penelitian ini adalah true experimental design dengan menggunakan rancangan Posttest only control design. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2019. Penelitian ini menggunakan sisa serum lipemik 20 sampel yang berasal dari Laboratorium Klinik RSUP Dr. Sardjito. Serum dibagi menjadi 2 bagian dan diberi perlakuan yang berbeda.Bagian pertama diolah dengan flokulan alfa siklodekstrin 20% dan bagian kedua ditangani dengan high speed sentrifugasi kecepatan 10.000 x g selama 15 menit. Hasil peneitian : Hasil penelitian dianalisis secara diskriptif dan ICC (Intraclass Correlation Coefficient).Nilai ICC yang diperoleh yaitu 0,45. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kesesuaian yang sangat lemah (0,45) serum lipemik yang diolah dengan flokulan alfa siklodekstrin dan high speed sentrifugasi pada parameter protein total. Kesimpulan : Ada kesesuaian yang sangat lemah serum lipemik yang diolah dengan flokulan alfa siklodekstrin dan high speed sentrifugasi pada parameter protein total. Kata Kunci : alfa siklodekstrin, high speed sentrifugasi, serum lipemi
    corecore