39 research outputs found

    PEMENUHAN HAK-HAK ANAK MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 35 TAHUN 2014: STUDI KASUS ORANG TUA SEBAGAI PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI DUSUN CANGKRING DESA KEBONAGUNG KECAMATAN RENGEL KABUPATEN TUBAN

    Get PDF
    Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pemahaman orang tua yang bekerja sebagai pekerja seks komersial terhadap pemenuhan hak-hak anak dan mengetahui implementasi hak-hak anak menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 Pasal 26 (1) oleh orang tua yang bekerja sebagai pekerja seks komersial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain yaitu studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi. Observasi digunakan untuk mengamati lokasi penelitian serta menentukan subjek penelitian. Wawancara diajukan kepada informan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dengan informan sebanyak delapan orang. Hasil dari penelitian ini terdapat dua hal besar bahwasannya pertama yaitu pemahaman terhadap pemenuhan hak anak menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 pasal 26 ayat (1) oleh orang tua yang bekerja sebagai pekerja seks komersial tidak sepenuhnya dapat dipahami. Hanya dalam hal mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak dapat dipahami sepenuhnya. Ada pun yang tidak dapat dipahami yaitu dalam hal mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak; menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya; serta memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada anak. Kedua yaitu implementasi hak-hak anak menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 pasal 26 ayat (1) oleh orang tua yang bekerja sebagai pekerja seks komersial hanya dalam mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak, orang tua dapat merealisasikan dengan cara tidak memperbolehkan anaknya menikah apabila belum mencapai usia 19 tahun. Kata Kunci : Hak-Hak Anak, UU No. 35 Tahun 2014, Orang Tua Pekerja Seks Komersial. Abstract This study aims to describe the understanding of parents who work as commercial sex workers on the fulfillment of childrens rights and knowing the implementation of childrens rights according to Law No. 35 of 2014 Article 26 (1) by parents who work as commercial sex workers. This research using a qualitative approach to design that is a case study. Data collection techniques through in-depth interviews and observation. Observation is used observing the location of research and determine the subject of research. Interviews were submitted to informants based on criteria that had been set with eight informants. The results of this study are of two major aspects: the first is understanding of the fulfillment of childrens rights according to Law No. 35 of 2014 article 26 paragraph (1) by parents who work as commercial sex workers is not fully understood. Only in terms of preventing marriages at the age of the child can be fully understood. There is also something that cannot be understood, namely in terms of caring for, caring for, educating and protecting children; developing children according to their abilities, talents and interests; and providing character education and instilling the value of character in children. Second is the implementation of childrens rights according to Law No. 35 of 2014 article 26 paragraph (1) by parents who work as commercial sex workers only in preventing marriages at the age of children, parents can realize this by not allowing their children to get married if not reached the age of 19 years. Keywords: Childrens Rights, Law No. 35 of 2014, Parents Commercial Sex Workers

    Peran POSYANDU Jiwa dalam Penguatan Nilai Kemanusiaan di Desa Pertapan Maduretno, Sidoarjo

    Get PDF
    The purpose of this study was to analyze in depth the role of the mental health post in improving the quality of life of people with mental disorders in order to achieve human values ​​in the village of Pertapan Maduretno and the obstacles that occur. In this study, Biddle and Thomas' role theory was used. This type of research is qualitative research with a qualitative descriptive research design. Data collection techniques in this study used in-depth interviews, observation, and documentation, as well as research informants selected by purposive sampling method were mental health midwives and mental health cadres. The focus of this research is to analyze the role and inhibiting factors of the mental health post in carrying out its role. The results of this study explain that the role of mental health services in increasing human values ​​can be seen in socialization and public education regarding people with mental disorders, the implementation of treatment for patients with direct methods, home visit treatment services, and the provision of creativity services as a therapeutic medium to patients. The inhibiting factors for the role of the mental health post in increasing human values ​​come from the family's mindset in refusing, the anxiety of the patient, and the termination of activities due to the Covid-19 pandemic. Keywords: Role, Humanity, Human RightsTujuan penelitian ini adalah menganalisis secara mendalam peran posyandu jiwa dalam meningkatkan kualitas hidup orang dengan gangguan kejiwaan guna mencapai nilai kemanusiaan di Desa Pertapan Maduretno dan hambatan yang terjadi. Pada penelitian ini menggunakan teori peran Biddle dan Thomas. Jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif dengan desain penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi, serta informan penelitian yang dipilih dengan metode purposive sampling adalah bidan kesehatan jiwa dan kader kesehatan jiwa. Fokus penelitian ini adalah analisi peran dan faktor penghambat posyandu jiwa dalam menjalankan peran. Hasil penelitian pada penelitian ini menjelaskan bahwa peran posyandu jiwa dalam meningkatkan nilai kemanusiaan terlihat pada sosialisasi dan edukasi masyarakat terkait orang dalam gangguan jiwa, pelaksanaan pengobatan untuk pasien dengan metode langsung, pelayanan pengobatan kunjungan rumah, dan penyediaan layanan kreativitas sebagai media terapi kepada pasien. Faktor penghambat peran posyandu jiwa dalam meningkatkan nilai kemanusiaan berasal dari pola pikir keluarga dalam melakukan penolakan, kecemasan dari pasien, dan pemberhentian kegiatan akibat pandemi Covid-19. Kata Kunci: Peran, Kemanusiaan, Hak Asasi Manusia

    PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP KEKERASAN PADA ANAK DI DAERAH RW 07 KEMLATEN KARANGPILANG SURABAYA

    Get PDF
    Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan persepsi orang tua terhadap kekerasan pada anak di daerah RW 07 Kemlaten Karangpilang Surabaya. Pengkajian penelitian ini menggunakan paradigma fakta sosial dengan teori persepsi Robbins, yang bertumpu pada gambaran yang didapat oleh individu dari panca indera kemudian diorganisir, diintepretasi dan dievaluasi, sehingga individu tersebut memperoleh makna. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi. Teknik pengambilan informan dalam penelitian ini menggunakan menggunakan purposive sampling. Pemilihan informan menggunakan kriteria untuk memenuhi data penelitian. Dari ke enam informan tersebut memiliki keluarga yang lengkap, namun memiliki perbedaan pada segi pemahaman atau pendidikan dan pola asuh orang tuanya yang dilihat dari kondisi ekonomi semua informan rata-rata memiliki penghasilan yang cukup. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa persepsi orang tua terhadap kekerasan pada anak, yakni orang tua di daerah RW 07 Kemlaten Karangpilang Surabaya merupakan tindak kekerasan pada anak merupakan hal yang tidak disarankan untuk orang tua, akan tetapi tanpa sadar orang tua melakukan hal tersebut dengan harapan anak akan menjadi lebih baik. Kekerasan pada anak berdampak negatif pada anak, sehingga anak akan merasa takut dan minder, serta hal tersebut akan mempengaruhi daya kembang anak. Beberapa alasan mengapa orang tua di daerah RW 07 Kemlaten Karangpilang Surabaya melakukan kekerasan pada anak meliputi, kondisi keluarga dari faktor internal, berupa pengetahuan orang tua dan pengalaman orang tua dalam mengasuh anak dan faktor eksternal, berupa faktor ekonomi dan keadaan lingkungan atau latar belakang keluarga. Kata Kunci: persepsi, kekerasan anak, orang tua. Abstract This study aims to describe parents perceptions of violence on children in the RW 07 Kemlaten Karangpilang area of ​​Surabaya. The study of this study uses the social fact paradigm with Robbins perception theory, which relies on the impressions obtained by individuals through the five senses and then analyzed (organized), interpreted and then evaluated, so that the individual obtains meaning. This study uses a qualitative approach with phenomenological design. The informant retrieval technique in this study used purposive sampling. The selection of informants used criteria to meet the research data. Of the six informants who have a complete family, but have differences in terms of understanding or education and parenting parents seen from the economic conditions all informants have an average income. The data collection technique is done by conducting participant observation, in-depth interviews, and documentation. The results of the study showed that parents perceptions of child abuse, namely parents in the RW 07 Kemlaten Karangpilang Surabaya area were acts of violence against children which were not recommended for parents, but unconsciously parents did so in the hope that children would to be better. Violence in children has a negative impact on children, so children will feel scared and insecure, and this will affect the development of children. Some of the reasons why parents in RW 07 Kemlaten Karangpilang Surabaya do violence to children include family conditions from internal factors, in the form of parents knowledge and parents experience in caring for children and external factors, in the form of economic factors and circumstances or family background. Keywords: perception, child abuse, parents

    PERAN ORGANISASI LINGKUNGAN TUNAS HIJAU DALAM UPAYA MEWUJUDKAN SURABAYA KOTA LAYAK ANAK

    Get PDF
    Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran organisasi lingkungan Tunas Hijau dalam upaya mewujudkan Surabaya sebagai Kota Layak Anak. Penelitian ini menggunakan teori struktural fungsional dengan skema fungsi sistem tindakan yakni AGIL. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode  wawancara, dokumentasi, dan analisis data yang digunakan oleh Miles and Huberman. Analisis data dilakukan pada saat pengumpulan dan setelah data diperoleh. Penentuan narasumber dilakukan dengan metode purposive sampling. Adapun narasumber dalam penelitian ini adalah anggota organisasi Tunas Hijau. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan oleh organisasi Tunas Hijau dalam mengatasi permasalahan anak dan mewujudkan Surabaya menjadi Kota Layak Anak telah berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya adopsi kampung hijau di Surabaya dan meningkatnya partisipasi sekolah dalam kegiatan Surabaya Eco School (SES). Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan oleh organisasi Tunas Hijau dalam mewujudkan Surabaya Kota Layak anak adalah dengan menciptakan lingkungan bersih melalui program dan kegiatan yang melibatkan anak serta menyosialisasikan Kota Layak Anak pada masyarakat luas. Faktor pendukung dalam upaya mewujudkan Surabaya Kota Layak Anak adalah berupa dukungan dari sekolah dan masyarakat seperti dukungan material dan finansial serta ikut terlibat dalam berbagai kegiatan Tunas Hijau. Faktor penghambat yakni sumber daya manusia yang terbatas dan komunikasi mengenai informasi kegiatan-kegiatan Tunas Hijau belum menjangkau semua sekolah di Surabaya. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa upaya organisasi lingkungan Tunas Hijau dalam mengatasi permasalahan anak dan mewujudkan Surabaya menjadi Kota Layak Anak telah berjalan dengan baik. Kata Kunci:Peran, Organisasi Lingkungan, Tunas Hijau, Kota Layak AnakAbstract   Abstract This study aims to explain the role of Tunas Hijau, an environmental organization, in an effort to make Surabaya a Child Friendly City. This research applies structural functional theory with the scheme function namely AGIL. This research applies qualitative approach using case study. Data collection was conducted through interviews and documentation, which were then analyzed using the model developed by Miles and Huberman. Data analysis was carried during and after data collection. Interviewees were selected using purposive sampling method. The interviewees were the members of Tunas Hijau. The result of this research indicates that Tunas Hijau has successfully contributed in addressing some children issues and brought Surabaya to become a child friendly city. It can be seen from the increasing number of green villages in Surabaya and the schools participation into Surabaya Eco School (SES) program. Some measures conducted by Tunas Hijau were creating clean environment, devising activities involving children, and diseminating child friendly city to the communities. To bring Surabaya becoming child friendly city, it requires public and educational institutions’ supports, be it material, financial, or participation in Tunas Hijau program. Meanwhile, Tunas Hijau also encounters some issues such as limited human resources and limited access of communication to schools. In conclusions, Tunas Hijau has successfully contributed to address children issues and brought Surabaya to become a child friendly city. Keywords: role of organization, environmental organization, Child Friendly City &nbsp

    Respon Peserta Didik Reguler tentang Keberadaan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SMP Negeri 29 Surabaya

    Get PDF
    Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan respon peserta didik reguler tentang keberadaan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SMP Negeri 29 Surabaya. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain deskriptif. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket. Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling: proportionate stratified random sampling dengan taraf kesalahan 5%, maka jumlah sampel yang diteliti sebesar 169 peserta didik reguler. Uji validitas dan uji reliabilitas dalam penelitian digunakan untuk menguji coba angket penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik persentase dan didasarkan pada Teori Karakter dari Thomas Lickona yang menyatakan bahwa ketika seseorang mengetahui hal yang baik (pengetahuan moral), menginginkan hal yang baik (perasaan moral), dan melakukan hal yang baik (tindakan moral), maka akan terbentuk karakter yang baik pula. Terdapat tiga indikator yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian, yaitu pengetahuan, sikap, dan perilaku. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa, respon peserta didik reguler tentang keberadaan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SMP Negeri 29 Surabaya tergolong pada kategori netral. Artinya, peserta didik reguler dapat menerima keberadaan ABK di kelas maupun di sekolah. Namun dalam hal memberikan bantuan kepada ABK, peserta didik reguler akan memberikan bantuan jika ada yang menyuruh untuk memberikan bantuan atau bantuan akan diberikan pada saat ABK meminta bantuan kepada peserta didik reguler secara langsung. Kata Kunci : Sekolah Inkusi, Respon, Peserta Didik Reguler, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Abstract The purpose of this research is to describe the responses of regular students about the existence of Special Needs Children (ABK) in 29 Surabaya Public Junior High School. This research uses a quantitative approach with descriptive design. Data collected by a questionnaire. The sampling technique used probability sampling: proportionate stratified random sampling with a significance level 5%, then the number of samples studied was 169 regular students. Validity and reliability testing used to trial the questionnaire research. This research uses percentage techniques for data analysis and based on Character Theory from Thomas Lickona which states when someone knows good things (moral knowledges), wants good things (moral feelings), and does good things (moral actions), so a good character will be formed. Three indicators were used benchmarks in this research, are knowledges, attitudes, and behavior. The results of this research indicated that, responses of regular students about the existence of Special Needs Children (ABK) in 29 Surabaya Public Junior High School included in the neutral category. It is mean that regular students can accepted the existence of ABK in the class or at school. But in the case of given for help to ABK, regular students will be given for help if someone asks them to do it or they will be given for help when ABK asks it directly to regular students. Keywords: Inklusive School, Response, Regular Students, Special Needs Children (ABK

    IMPLEMENTASI SURAT KEMENAG NO. 675 TAHUN 2014 PERIHAL PENJELASAN MENGENAI PENGIKUT AGAMA BAHA’I TERHADAP PEMENUHAN HAK SIPIL DI BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI SURABAYA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Surat Kementerian Agama Nomor 675 Tahun 2014 Perihal Penjelasan Penganut Agama Baha’i dan Dampak dikeluarkanya Surat dari Kementerian Agama Nomor 675 Tahun 2014 yang dirasakan oleh agama Baha’i. Fokus dari penelitian ini yaitu pada Empat dokumen penting yaitu Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, Surat Nikah dan Akte Kelahiran Anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif eksploratif. Informan dalam penelitian ini berjumlah Tujuh orang yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data yang dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam dan dokumentasi. Lokasi penelitian ini berada di Tiga titik daerah yang ada di Surabaya yaitu Manukan, Tandes Kidul dan Pucang Anom. Teknik analisis data dimulai dengan reduksi data, penyajian data dan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukan Implementasi Surat Nomor 675 tahun 2014 terhadap administrasi kependudukan bagi Agama Baha’i di Surabaya memiliki persamaan hak yang sama dengan masyarakat yang lain, akan tetapi perbedaanya berada pada kolom agama KTP yang masih kosong sehingga berpengaruh dalam pengurusan dokumen penting yang lain, dan Dampak dikeluarkanya Surat Kementerian Agama Nomor 675 Tahun 2014 yang dirasakan oleh agama Baha’i

    PEMBINAAN ANAK BERKONFLIK HUKUM DI SHELTER RUMAH HATI JOMBANG

    Get PDF
    Tujuan penelitian dari permasalahan ini untuk mendeskripsikan secara mendalam tentang pembinaan yang dilakukan terhadap anak berkonflik dengan hukum di Shelter Rumah Hati Jombang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pembinaan anak berkonflik hukum di Shelter Rumah Hati meliputi dua bentuk yaitu pendampingan psikologis dan pendampingan pendidikan. Pendampingan psikologis ini meliputi beberapa bentuk antara lain pembinaan untuk membangun kedisiplinan dan tanggung jawab, konseling anak dan keluarga, serta terapi drama. Pendampingan pendidikan meliputi sekolah kejar paket dan kursus keterampilan. Selain itu anak-anak juga diajarkan mengenai ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama. Kegiatan-kegiatan tersebut dijadikan sebagai kontrol sosial terhadap perilaku anak-anak agar tidak melakukan tindakan yang menyimpang. Kontrol sosial dilakukan melalui attachment atau memberikan kasih sayang kepada anak-anak melalui konseling psikolog dan pendamping, commitment atau memberikan tanggungjawab kepada anak-anak terkait peraturan yang diterapkan, kebersihan diri dan lingkungan, jadwal kegiatan sehari-hari, dan saat sekolah maupun kursus keterampilan. Dalam proses involvement, keterlibatan anak dengan kegiatan-kegiatan tersebut menimbulkan interaksi dan lingkungan yang positif bagi anak-anak sehingga dapat mengurangi kecenderungan anak melakukan perbuatan yang menyimpang. Dengan demikian anak-anak mempunyai keyakinan yang telah tertanam kuat atau belief di dirinya untuk mematuhi norma-norma sosial dan aturan yang berlaku disekitarnya.Kata Kunci: Pembinaan, Anak berkonflik hukum, Kontrol sosia

    PERAN KOMUNITAS BONEK CAMPUS DALAM MENYATUKAN SUPORTER PERSEBAYA DI KALANGAN KAMPUS KOTA SURABAYA

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan peran komunitas Bonek Campus dalam menyatukan suporter Persebaya di kalangan kampus kota Surabaya. Metode penelitian yang digunakan yakni kualitatif dengan teknik pengumpulan data hasil observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam terhadap informan yakni para pendiri, pengurus dan anggota komunitas Bonek Campus. Penelitian ini dianalisis menggunakan teori Peran dari Biddle dan Thomas. Dalam teorinya dijelaskan terdapat empat peristilahan mengenai teori peran, yaitu istilah yang menyangkut tentang orang-orang yaitu ada aktor dan target. Aktor (actor) yaitu orang sedang berperilaku menuruti suatu peran tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menyatukan suporter Persebaya di kalangan kampus, komunitas Bonek Campus memiliki peran sebagai inisiator pembuat kegiatan internal dan kegiatan eksternal. Kegiatan internal hanya melibatkan internal komunitas Bonek Campus dengan tujuan untuk menguatkan rasa persaudaraan anggota komunitas Bonek Campus. Kegiatan eksternal merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anggota komunitas Bonek Campus dengan melibatkan Bonek Mania, komunitas Bonek Mania lainnya serta masyarakat umum. Kegiatan eksternal bertujuan menstimulus suporter Persebaya dari kalangan kampus untuk tertarik dan bergabung. Kegiatan Eksternal juga sebagai wadah untuk berkarya nyata di luar tribun terhadap Persebaya yang salah satu wujudnya adalah kegiatan edukasi terhadap Bonek Mania lainnya

    STRATEGI PEMBINA KOPERASI SISWA DALAM MENANAMKAN KARAKTER MANDIRI DAN KEKELUARGAAN SISWA DI SMK NEGERI 2 KOTA MOJOKERTO

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi pembina koperasi siswa dalam menanamkan karakter mandiri dan kekeluargaan siswa di SMK Negeri 2 Kota Mojokerto. Teori yang digunakan adalah teori Observational Learning Albert Bandura. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian berada di Jl. Raya Pulorejo, Prajuritkulon Mojokerto. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikkan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan Strategi pembina koperasi siswa dalam menanamkan karakter mandiri melalui pembiasaan dilakukan dengan membiasakan pengurus koperasi siswa dan para siswa yang mendapatkan piket jaga koperasi, terbiasa menjaga sendirian mulai dari pelayanan ke pembeli, kemudian pemesanan barang yang dijual dikoperasi dan pencatatan laporan barang yang telah terjual di dalam buku besar. Sedangkan re-check laporan penjualan dilakukan dengan mengevaluasi pencatatan barang yang terjual juga merekap barang yang akan habis kemudian dilakukan pemesanan barang atau kulakan. Strategi pembina koperasi siswa dalam menanamkan karakter kekeluargaan melalui keteladanan dilakukan dengan bersikap selalu mengayomi pengurus koperasi dan siswa. Sedangkan melalui pelayanan yang ramah dilakukan dengan menekankan asas kekeluargaan dalam berkoperasi kepada para pengurus dan parapetugas piket koperasi siswa. Kata Kunci: Strategi Pembina Koperasi Siswa, Mandiri, Kekeluargaa

    PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN APLIKASI TAPROSE (TUBAN PUBLIC REPORT SERVICE) TEMANKU DI KABUPATEN TUBAN

    Get PDF
    Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam penggunaan aplikasi Taprose (Tuban Public Report Services) Temanku di Kabupaten Tuban. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner, dokumentasi, dan wawancara. Data yang sudah diperoleh dianalisis menggunakan teknik hitung analisis deskriptif persentase dengan skala likert. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Tingkat partisipasi masyarakat dalam penggunaan aplikasi Taprose (Tuban Public Report Services) Temanku adalah sebagian kecil responden, yaitu 29 orang atau 9,8% responden memiliki tingkat partisipasi rendah, kurang dari setengah responden, yaitu 82 orang atau 27,7% responden memiliki tingkat partisipasi kategori tinggi, dan lebih dari setengahnya, yaitu 185 orang atau 62,5% responden memiliki tingkat partisipasi kategori sedang sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam penggunaan aplikasi Taprose (Tuban Public Report Services) Temanku adalah sedang berdasarkan persentase terbesar yaitu 62,5% responden. Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Aplikasi Pengaduan, Taprose Temanku
    corecore