30 research outputs found

    UJI AKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK ETANOL TUMBUHAN SURUHAN (Peperomia pellucida L.Kunth) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN (Gallur wistar) YANG DI INDUKSI KAFEIN

    Get PDF
    ABSTRACTPepper elder plant (Peperomia pellucida L.Kunth) is one of the plants that has the potential to cure various diseases, one of which is to reduce blood uric acid levels. The order contains chemical compounds namely flavonoids and saponins whose mechanism of action inhibits the activity of xantin oxsidase. The aim of this study was to determine the antihyperurismic activity of ethanol extracts of pepper elder plants (Peperomia pellucida L.Kunth) aginst male white rats wistar strain induced with caffeine. This research is experimental. Fifteen rats were divided into 5 treatment groups; each group consisted of 3 rats. The first group was the  negative control (K-) given CMC suspension, the second group was positive control (K+) given allopurinol, the three groups were 50mg dose variation groups, the four groups were 100 mg dose variation groups, and the five groups were variations a dose 200 mg. The rats were examined their fasting uric acid levels, then rats were induced by caffeine at dose 300 mg/kgBW. Orally. On the 6th day the uric acid level was examined and then treated according to the group for 9 days, the measurement of uric acid levels was done 3 days. The data obtained were then analyzed statistic using SPSS. Includes test (Levene), test (One sample kolmogrove smirnov-test), ANNOVA, kruskall wallis test. The results showed that the ethanolic extract of the pepper elder plant (Peperomia pellucida L.Kunth) could have a great effect on reducing hyperuricemia at a dose 200mg. Keywords: Antihyperuricemia, Peperomia pellucida L.Kunth.ABSTRAKSuruhan (Peperomia pellucida L.Kunth) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi untuk menyembuhkan berbagai penyakit, salah satunya adalah dapat menurunkan kadar asam urat darah. Suruhan mengandung senyawa kimia yaitu flavonoid dan saponin yang mekanisme kerjanya menghambat aktivitas Xantin Oksidase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas Antihiperurisemia ekstrak etanol tumbuhan suruhan (Peperomia pellucida L.Kunth) terhadap tikus putih jantan galur wistar yang di induksi kafein. Penelitian ini bersifat eksperimental. 15 ekor tikus dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan masing- masing kelompok terdiri dari 3 ekor tikus. Kelompok pertama kelompok Kontrol negatif (K-) yang diberikan suspensi CMC, Kelompok kedua kontrol positif (K+) yang diberikan allopurinol, kelompok tiga kelompok variasi dosis 50 mg, kelompok empat kelompok variasi dosis 100 mg, dan kelompok lima kelompok variasi dosis 200 mg. Sebelumnya tikus dilakukan pemeriksaan kadar asam urat puasa, selanjutnya tikus diinduksi kafein dosis 300 mg. secara oral. Pada hari ke 6 diperiksa kadar asam urat kemudian dilakukan perlakuan sesuai kelompok selama 9 hari, pengukuran kadar asam  urat dilakukan 3 hari sekali. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik menggunakan SPSS. Meliputi uji (Levene), uji (One-Sample kolmogorove Smirnov-test), ANNOVA, uji kruskall wallis. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucida L.Kunth) dapat memberikan efek penurunan Hiperurisemia yang besar pada dosis 200 mgKata kunci: Antihiperurisemia, Peperomia pellucida L.Kunth

    UJI EFEKTIVITAS SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK ETANOL DAUN SAWILANGIT (Vernonia cinerea (L.) Less) SEBAGAI ANTIPIRETIK PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI VAKSIN DPT

    Get PDF
    ABSTRACTSawilangit leaves (Vernonia Cinerea (L.) Less) is a plant that contains flavonoids as an antipyretic. The purpose of this study was to determine the effectiveness of flavonoid compounds from ethanol extract of sawilangit (Vernonia cinerea (L.) Less) leaves as an antipyretic in male white rats Wistar strain (Rattus norvegicus) induced by DPT vaccine. A total of 15 male rats were divided into 5 treatment groups, namely the negative control group (CMC 1%), the positive control group (paracetamol), and the ethanol extract group of sawilangit leaves with a dose of 200 mg, a dose of 400 mg, a dose of 800 mg. Each mouse was induced intramuscularly with a DPT vaccine at a dose of 0.3 ml. Temperature measurements were carried out before and after induction, then every 30 minutes after giving the test material from the 30th minute to the 180th minute. Data were analyzed statistically with One Way ANOVA and continued with LSD test to see significant differences between treatments. The results showed that the ethanol extract of sawilangit leaves had an antipyretic effect on male white rats Wistar strain..Key words: Antipyretics, Vernonia Cinerea, male white rats ABSTRAKDaun Sawilangit  (Vernonia Cinerea (L.) Less) adalah salah satu tanaman yang mengandung zat Flavonoid sebagai antipiratik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya efektivitas senyawa flavonoid dari ekstrak etanol daun sawilangit (Vernonia cinerea (L.) Less) sebagai antipiretik pada tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi vaksin DPT. Sebanyak 15 ekor tikus putih jantan dibagi 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif (CMC 1%), kelompok kontrol positif (parasetamol), dan kelompok ekstrak etanol daun sawilangit dosis 3,6 mg, dosis 7,2 mg, dosis 14,4 mg. setiap tikus diinduksi vaksin DPT dosis 0,3 ml secara intramuscular. Pengukuran suhu dilakuan sebelum dan sesudah induksi, kemudian setiap 30 menit  setelah pemberian bahan uji dari menit ke-30 sampai menit ke-180. Data dianalisis secara statistika dengan One Way ANOVA dan dilanjutkan uji LSD untuk melihat beda nyata antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Ekstrak etanol daun sawilangit mempunyai efek antipiretik terhadap tikus putih jantan galur wistar. Kata kunci: Antipiretik, Vernonia Cinerea, tikus putih janta

    Variasi Basis Salep Minyak Kemiri (Aleurites moluccana) dan Uji Daya Penyembuhannya Pada Luka Kelinci

    Get PDF
    Candlenut plant in Indonesia is still limited to traditional uses such as cooking spices and traditional medicines. Only a few research has been done on Candlenut oil. The purpose of this study is to make ointment base variations toward the quality of Candlenutoil ointment with 12.5% concentration andits healing potential teston open wounds in rabbits infected with the Staphylococcus aureus bacteria. This research method is a laboratory experiment using 3 variations of base ointment namely hydrocarbon base, absorption base and water soluble base with Candlenut oil test solution of 12.5%. The results showed the quality test of the ointment with three variations of ointment base fulfilled the requirements of organoleptic test, homogeneity test, and pH test, but Candlenutoil ointment of 12.5% with hydrocarbon base did not meet the scattering power requirement. The results of the ANOVA test showed no significant difference between the base variations of the ointment and the size of wound healing. This shows that the three variations of the 12.5% Candlenut oil ointment base can be used in healing open wounds on rabbits (Oryctolagus cuniculus) infected with the Staphylococcus aureus bacteria.Kemiri di Indonesia masih terbatas penggunaannyasecara tradisional seperti bumbu masak dan obat tradisional. Penelitian tentang minyak Kemiri belum banyak dilakukan.Tujuan penelitian ini ialah membuat variasi Basis Salep terhadap mutu sediaan salep minyak Kemiri 12,5% dan Uji daya penyembuhannya terhadap luka terbuka pada kelinci yang terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus. Metode penelitian ini ialah eksperimen laboratorium menggunakan 3 variasi basis salep yaitu basis hidrokarbon, basis absorpsi dan basis larut air dengan larutan uji minyak Kemiri 12,5%. Hasil penelitian menunjukkan uji mutu salep dengan tiga variasi basis salep memenuhi syarat uji organoleptik, uji homogenitas, dan uji pH, tetapi Salep minyak Kemiri 12,5% dengan basis hidrokarbon tidak memenuhi syarat daya sebar. Hasil uji Anova menunjukan tidak ada perbedaan signifikan antara variasi basis salep dan besar luka penyembuhan. Hal ini menunjukan bahwa ketiga variasi basis salep minyak Kemiri 12,5% dapat digunakan dalam penyembuhan luka terbuka pada kelinci (Oryctolagus cuniculus) yang terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus

    UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L.)

    Get PDF
    ABSTRACTStarfruit leaves (Averrhoa Bilimbi L) is a plant that contains tannins and flavonoids. In accordance with previous research it was stated that tannins and flavonoids have antiperetic activity. This study aims to determine whether the ethanol extract of starfruit leaves has an antiperetic effect in wistar male rats (Rattus Norvegicus L) induced by the DPT vaccine. This study used 15 test animals and devided into 5 grops consisting of negative control (cmc 1%), positive control (paracetamol) and the test dose group namely the administration of starfruit leaves extract 3,6 mg/200 grams BW, 7,2 mg/200 grams BW and 14,4 mg/200 grams BW. Each mouse was induced with DPT vaccine doses of 0,2 ml intramuscularly. Temperature measurements were made taken before induction, 2 hours after induction and every 30 minutes for 3 hours. The results showed a decrease in temperature in the 60th minute of starfruit leaves 3,6 mg/200 grams BW, 7,2 mg/200 grams BW and 14,4 mg/200 grams BW. The data obtained were analyzed using one-way ANOVA test and LSD test. Based on the results of the study it can be concluded that the ethanol extract of starfruit leaves 3,6 m, 7,2 mg and 14,4 mg has antiperetic activity in male white rats. Keywords : Averrhoa bilimbi L,Antiperetic,Rattus novergicus L,Vaksin DPTABSTRAK Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)  adalah salah satu tanaman yang mengandung zat tanin dan flavonoid. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya menyatakan bahwa tanin dan flavonoid mempunyai aktivitas antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun belimbing wuluh memiliki efek sebagai antipiretik pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus L.) yang di induksikan vaksin DPT. Penelitian ini menggunakan hewan uji sebanyak 15 ekor dan dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari kontrol negatif (CMC 1%),  kontrol positif (parasetamol) dan kelompok dosis uji yaitu pemberian ekstrak daun Belimbing wuluh 3,6 mg/200 gram BB, 7,2 mg/200 gram BB, dan 14,4 mg/200 gram  BB. Tiap  tikus diinduksi dengan vaksin DPT sebanyak 0,2 ml secara intramuskular. Pengukuran suhu dilakukan sebelum induksi, 2 jam setelah pemberian induksi dan setiap 30 menit selama 3 jam. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penuruan suhu pada menit yang ke 60 ekstrak etanol daun belimbing wuluh 3,6 mg/200 gram BB, 7,2 mg/200 gram BB, dan 14,4 mg/200 gram BB.  Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA satu arah dan uji LSD dapat menurunkan suhu rektal tikus. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan ANOVA. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun belimbing wuluh 3,6 mg, 7,2 mg, dan 14,4 mg mempunyai aktivitas antipiretik pada tikus putih jantan.  Kata Kunci :  Averrhoa bilimbi L., Antipiretik, Rattus norvegicus L,  Vaksin DP

    UJI AKTIVITAS PENURUNAN KADAR ASAM URAT EKSTRAK ETANOL BUAH PINANG YAKI (Areca vestiaria) PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI KALIUM OKSONAT

    Get PDF
    ABSTRACTAn unhealthy diet in a high society protein, especially animal protein that contains a lot of purine, causes hyperuricemia (excess uric acid) to increase. The use of allopurinol that is too frequent or excessive  can cause dangerous side effects. Based on these things, it is necessary to do research on antihyperuricemia substances that have high effectiveness and guaranted safety. This study aims to determine the potential for decreasing uric acid levels of areca nut fruit. This type of research as laboratory experiments using a Completely Randomized Design (CRD), with 5 types of treatment each treatment with 3 replications. Group 1 as a negative control was given induction of potassium oxonate, Group 2 as a positive control was given induction of potassium oxonate and allopurinol. Group 3-5 was trated with betel nut extract with different doses of 3,6 mg; 7,2 mg and 14,4 mg. Based on the results of the ANOVA statistical test, serum uric acid levels were significantly different from p = 0,002 (< 0,05). The results of the ethanol extracts of pinangyaki fruit at doses of 3,6 mg / 200gr BW, 7.2mg / 200gr BW and 14,4mg / 200gr BW can reduce serum uric acid levels by anova statistical test with a confidence level of 95%. Keywords: Yaki Areca Fruit, Anthihiperurisemia, Anova ABSTRAKPola makan yang tidak sehat dalam masyarakat yang berprotein tinggi,terutama protein hewani yang banyak mengandung purin, menyebabkan penyakit hiperurisemia (kelebihan asam urat) semakin meningkat. Penggunaan allopurinol yang terlalu sering atau berlebihan dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya. Berdasarkan hal-hal tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai zat antihiperurisemia yang memiliki efektivitas tinggi dan terjamin keamanannya . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi aktivitas penurunan kadar asam urat dari Buah Pinang Yaki. Jenis penelitian ini ialah eksperimen laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 5 macam perlakuan masing-masing perlakuan dengan 3 ulangan. Kelompok 1 sebagai kontrol negatif diberi induksi kalium oksonat), Kelompok 2 sebagai kontrol positif diberi induksi kalium oksonat dan Allopurinol. Kelompok3-5 diberi perlakuan ekstrak buah pinang yaki dengan dosis yang berbeda-beda yaitu 3,6 mg; 7,2 mg dan 14,4 mg. Berdasarkan hasil uji statistik  Anova didapatkan kadar asam urat serum berbeda secara bermakna dengan p = 0,002 (<0,05). Hasil dari ekstrak etanol buah pinang yaki di dosis 3,6mg/200grBB, 7,2mg/200grBB dan 14,4mg/200grBB dapat menurunkan kadar asam urat serum dengan uji statistik Anova dengan tingkat kepercayaan 95% Kata kunci : Buah Pinang Yaki, Antihiperurisemia, Anov

    PENGARUH PEMBERIAN SALEP EKSTRAK DAUN PEGAGAN (Centella asiatica) (L.) Urb. TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus)

    Get PDF
    ABSTRACTCentella asiatica is a plant used by the community to treat wounds, gotu kola contains active compounds of saponins, and triterpenoids that can heal wounds and as anti-inflammatory agents. This study aims to determine the effect of giving Centella asiatica leaf extract ointment on wound healing in male white rats (Rattus norvegicus). The test animals were divided into 5 groups, each group consisting of 3 rats (ointment base, povidone iodine ointment 10%,Centella asiatica leaf ointment 8%, 16% and 24%). All rats were injured on the back 2 cm long and 0.2 cm deep. The wound is smeared twice a day with Centella asiatica leaf ointment. Wound observation was carried out every day (days 1 to 14). The mean of wound healing in group I was 9.6 days, group II was 8.6 days, group III was 8.3 days, group IV was 7.6 days and group V was 11 days. The results of statistical analysis using the ANOVA method (α = <0.05) showed that there was no significant difference between each treatment group.Keywords : Centella asiatica leaves (Centella asiatica) (L.) Urb, Wound healing time, Ointment.   ABSTRAKPegagan merupakan tanaman yang digunakan masyarakat untuk mengobati luka, pegagan mengandung senyawa aktif saponin, dan triterpenoid yang dapat menyembuhkan luka dan sebagai agen antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek pemberian salep ekstrak daun pegagan terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus). Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing setiap kelompok terdiri dari 3 ekor tikus (basis salep, salep povidone iodine 10%, salep ekstrak daun pegagan 8%, 16% dan 24%). Semua tikus dilukai punggungnya sepanjang 2 cm dan kedalaman 0.2 cm. Luka diolesi dua kali sehari dengan salep ekstrak daun pegagan. Pengamatan luka dilakukan setiap hari (hari ke-1 sampai ke-14). Rerata penyembuhan luka sayat pada kelompok I 9,6 hari, kelompok II 8,6 hari, kelompok III  8,3 hari, kelompok IV 7,6 hari dan kelompok V 11 hari. Hasil analisa statistik dengan metode ANOVA (α = <0,05) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara setiap kelompok perlakuan.. Kata kunci : Daun pegagan (Centella asiatica) (L.) Urb, Waktu penyembuhan luka, Salep

    UJI EFEKTIVITAS SALEP EKSTRAK DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus)

    Get PDF
    ABSTRACTJatropha leaves (Jatropha curcas L.) contains alkaloid, saponin, tannin, terpenoid, steroid, glycoside, phenol compound and flavonoid through ethanol extract. Until today the community still used the plant as a wound healing medicine. The aim of this study is to examine the effectiveness of jatropha curcas L. leaf extract ointment for healing in male white rats wistar strain.  Jatropha leaves extract ointment was tested on 5 which consists of 3 rats in each treatment groups, that is base ointment (negative control), ointment betadine (positive control), ointment extract of Jatropha leaves 10%, 20% and 40%. Observations has made until the 14th day. And data were tested using ANOVA (Analysis of Variants) and continued with LSD (Least Significant Different) test.  Statistical test results showed a difference in the duration of wound healing in male white rats wistar strain between the ointment extract of jatropha leaf with ointment betadine and vaseline ointment. Keywords: Ointment, Jatropha extract (Jatropha curcas L.), Galur wistar, Wound.ABSTRAK Daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) mengandung zat-zat alkaloid, saponin, tannin, terpenoid, steroid, glikosida, senyawa fenol dan flavonoid melalui ekstrak etanol. Hingga saat ini masyarakat masih menggunakan tanaman tersebut sebagai obat penyembuh luka. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas salep ekstrak etanol daun jarak pagar terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus putih jantan galur wistar. Salep ekstrak daun jarak pagar  diujikan pada hewan uji tikus sebanyak 5 yang terdiri dari 3 ekor tikus disetiap kelompok perlakuan, yaitu  basis salep (kontrol negatif), salep betadine (kontrol positif), salep ekstrak etanol daun jarak pagar 10%, 20% dan 40%. Pengamatan dilakukan sampai hari ke 14. Data diuji dengan menggunakan ANOVA (Analisis Of Variant) dan dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Different). Hasil uji statistik menunjukan adanya perbedaan terhadap lamanya penyembuhan luka pada tikus putih jantan galur wistar antara sediaan salep ekstrak daun jarak pagar dengan salep salep betadine dan basis salep. Kata Kunci: Salep, Daun jarak pagar (Jatropha curcas L.), Galur wistar, Luka sayat

    UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN SESEWANUA (Clerodendrum squamatum Vahl.) TERHADAP TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI KARAGENAN

    Get PDF
    ABSTRACTSesewanua (Clerodendrum squamatum Vahl.) has been used empirically as a medicine for fever, to reduce swelling and fractures by the people in North Sulawesi. The content of flavonoids in sesewanua leaves can be potential as an anti-inflammatory. Inflammation is the body's response to tissue damage caused by foreign agents. This study aims to prove the anti-inflammatory activity of 96% ethanol extract of sesewanua leaves with various dose of 18 mg/kg, 36 mg/kg, and 72 mg/kg BW in term of the diameter of oedem’s decrease on the soles of rats' feet induced by 1% carrageenan. The diameter of the oedem thickness is measured by using digital calipers. The results showed that the extract of sesewanua leaves was able to reduce the diameter of oedem. The 18 mg/kg BW dose extract had the largest percentage of oedem inhibition, that is 95.04%. The extracts of various doses of 18 mg/kg, 36 mg/kg, and 72 mg/kg BW had no significant differences with positive controls, diclofenac sodium (ρ ≥ 0,05). The conclusion of this study, the ethanol extract of sesewanua leaves has been shown to have anti-inflammatory activity similar to diclofenac sodium. The extract dose of 18 mg/kg BW has the most optimal anti-inflammatory effect. Keywords: Sesewanua (Clerodendrum squamatum Vahl.), Anti-inflammatory, Oedem, Carrageenan  ABSTRAKSesewanua (Clerodendrum squamatum Vahl.) telah digunakan secara empiris sebagai obat demam, penurun bengkak, dan patah tulang oleh masyarakat di Sulawesi Utara. Kandungan flavonoid dalam daun sesewanua dapat berpotensi sebagai antiinflamasi. Inflamasi merupakan respon tubuh terhadap kerusakan jaringan yang disebabkan oleh agen asing. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol 96% daun sesewanua dengan variasi dosis 18 mg/kgBB, 36 mg/kgBB, dan 72 mg/kgBB dilihat dari penurunan diameter udem pada telapak kaki tikus yang diinduksi karagenan 1%. Diameter ketebalan udem diukur dengan jangka sorong digital. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun sesewanua dapat menurunkan diameter udem. Ekstrak dosis 18 mg/kgBB memiliki persentase penghambatan udem terbesar yaitu 95,04%. Ekstrak variasi dosis 18 mg/kgBB, 36 mg/kgBB, dan 72 mg/kgBB memiliki perbedaan tidak bermakna dengan kontrol positif (ρ ≥ 0,05)  Kesimpulan dari penelitian ini, ekstrak etanol daun sesewanua terbukti memiliki aktivitas antiinflamasi yang hampir sama dengan natrium diklofenak. Ekstrak dosis 18 mg/kgBB memiliki efek antiinflamasi yang paling optimal. Kata kunci: Sesewanua (Clerodendrum squamatum Vahl.), Antiinflamasi, Udem, Karagena

    UJI EFEKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA SEDIAAN SALEP EKSTRAK RUMPUT MACAN (Lantana camara L) TERHADAP LUKA SAYAT PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus)

    Get PDF
    ABSTRACTLantana camara L have many ingredients including flavonoids, terpenoids, alkaloids, essential oils, phytosterol, saponins and tannins. Until now, people still use this plant as wound healer. The aims of this study is to determine the effectiveness of extract Lantana camara L ointment on wound healing in white male rats (Rattus novergicus). This study used a laboratory experimental research design using white male rats (Rattus novergicus) as experimental animals. Extract Lantana camara L ointment was tested on test animals of 5 treatment groups, namely base ointment (negative control), betadine ointment (positive control) and Lantana camara L extract ointment with concentrations of  8%, 12% and 16%, consisting of 3 rats in each treatment group. Observations were made for 14 days by looking at erythema (redness), edema (swelling) and wound closure. The results obtained in group I (base ointment) and group II (betadine ointment) showed that the average wound closure was not much different so that there was no significant difference, but pharmacologically, extract Lantana camara L ointment was effective in wound healing.  The three concentrations of 8%, 12%, and 16% provide wound healing effects, with the optimal effect in accelerating wound healing, namely at a concentration of 16% with an average wound closure for 9.3 days.  So it can be concluded that the Lantana camara L  plant has effectiveness in healing wounds. Keywords: wound healing, ointment, Lantana camara L, Incision.ABSTRAKRumput macan (Lantana camara L) memiliki banyak kandungan di antaranya flavonoid, terpenoid, minyak atsiri, fitosterol, dan tannin. Hingga saat ini masyarakat masih menggunakan tanaman ini sebagai penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sediaan salep ekstrak rumput macan (Lantana camara L) terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus putih jantan (Rattus novergicus). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental laboratorium menggunakan tikus putih jantan (Rattus novergicus) sebagai hewan percobaan. Salep ekstrak rumput macan diujikan pada hewan uji tikus sebanyak 5 kelompok perlakuan yaitu basis salep (kontrol negatif), salep betadine (kontrol positif) dan salep ekstrak rumput macan dengan konsentrasi 8%, 12% dan 16%,   yang terdiri dari 3 ekor tikus di setiap kelompok perlakuan. Pengamatan dilakukan selama 14 hari dengan melihat eritema (kemerahan), edema (bengkak) dan penutupan luka. Hasil yang di dapatkan pada kelompok I (basis salep) dan kelompok II (salep betadin) menunjukkan rata-rata penutupan luka tidak jauh berbeda sehingga tidak ada perbedaan bermakna, akan tetapi secara farmakologi salep ekstrak rumput macan memiliki efektivitas dalam penyembuhan luka. Ketiga konsentrasi 8%, 12%, dan 16% memberikan efek penyembuhan luka, dengan efek yang optimal dalam mempercepat penyembuhan luka yaitu konsentrasi 16% dengan rata-rata penutupan luka 9,3 hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanaman rumput macan memiliki efektivitas terhadap penyembuhan luka. Kata Kunci: Penyembuhan Luka, Salep, Rumput Macan (Lantana camara L), Luka sayat
    corecore