1 research outputs found
NARANATHA-KANYA: Jejak Sejarah Dewa Agung Istri Kanya dan Kebangkitan Seni Kerajaan Klungkung Abad ke-19
Kata Pengantar
“Those who don’t know history are destined to repeat it.”
“Barangsiapa yang tidak mengenal sejarahnya sendiri, ditakdirkan akan
mengalami pahit getirnya sejarah itu kembali.”
-Edmund Burke (1729-1797)
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat seijin dan karunia-Nya, buku ini dapat diselesaikan tepat waktu. Buku
ini berjudul ‘Naranatha-Kanya: Jejak Sejarah Dewa Agung Istri Kanya
dan Kebangkitan Seni Kerajaan Klungkung Abad ke-19’. Pertama penulis
ucapkan ucapan terima kaih yang tidak terhingga kepada direktorat sejarah,
yang telah mempercayakan penulisan buku sejarah kepada penulis ini untuk
diselesaikan. Entah alasan apa yang melatarbelakangi penunjukan itu, yang
jelas penulis yang berlatar desain (interior) diwajibkan menyelesaikan buku
sejarah ini sesuai kontrak. Jadilah penulis sebagai sejarawan amatiran,
menelusuri keilmuan sejarah beserta pergulatan dengan literatur sejarah, yang
menurut penulis adalah sebuah labirin yang tidak berkesudahan. Pada
awalnya penulis merasakan frustasi, di tengah menumpuknya bukti sejarah
yang berserakan dan saling tumpang tindih.
Sejarah memang terjadi di masa lalu, namun kajiannya tetap
memerlukan suatu kebaruan. Penulis bingung sendiri, ketika menyadari
bahwa objek penelitian telah banyak ditulis penulis sebelumnya oleh pakar
dan sejarawan akademik. Oleh karena penelitian sejarah membutuhkan
sebuah state of the art, maka dengan segala pertimbangan penulis
memfokuskannya ke arah sejarah seni. Dunia yang setidaknya penulis kenal
sebelumnya. Akan tetapi itulah uniknya ilmu sejarah, ilmu yang terbuka yang
mengundang semua pembelajar untuk memasuki labirin pengetahuannya.
Seperti yang dikemukakan Francis Bacon bahwa ‘history make man wise’,
semoga dengan berusaha menulis sejarah ini kebijaksanaan penulis bertambah
begitu juga pemahaman dan kebijaksanaan pembaca meningkat.
Dalam perjalanan penulisan, penulis banyak bertemu dengan
sastrawan, seniman, akademisi dan sejarawan akademik yang penulis
gunakan sebagai pemandu di tengah labirin tersebut; untuk itu penulis
ucapkan terima kasih. Untuk Bapak Dr. I Nyoman Sukartha (Jurusan Sastra
Jawa Kuno FIB UNUD) yang banyak memberikan masukan mengenai aspek
ke-sastrawati-an dan karya sastra Dewa Agung Istri Kanya. Bapak Drs. Ida
Bagus Sidemen, SU, ‘Sang Nabe (guru spiritual) sejarah’ dan sejarawan
senior Bali, kepada beliau penulis banyak belajar tentang dedikasi menjadi
seorang sejarawan. Dr. Ida Ayu Wirasmini Sidemen, Prof. Dr. Drs. Anak
Agung Bagus Wirawan, SU, Dr. Drs. I Gusti Ngurah Seramasara, M. Hum;
teman satu leluhur ‘Arya Wiraraja’ Bapak Mansur Hidayat ‘sang pejuang dan
pencerah’; Dr. Drs. I Wayan Mudana, M. Par, pakar seni lukis Kamasan;
kolega di Jurusan Desain Interior FSRD ISI Denpasar; Bapak Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Klungkung dan Masyarakat
Klungkung; I Made Radesha Satya Dharma, S.Ds, Raja Klungkung XII Ida
Dalem Semara Putra dan Rektor ISI Denpasar atas kerjasamanya; serta tak
lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada istri dan keluarga tercinta
atas dukungannya yang tanpa henti. Untuk mereka tulisan ini didedikasikan.
Buku ini dibuat dengan tujuan yang baik dan mengharapkan
kontribusi yang positif bagi pembacanya. Penulis mengharapkan kritik,
masukan dan panduan untuk menyempurnakan isi buku ini. Akhir kata,
dengan mengutip pidato empat jam Fidel Castro yang terkenal ‘La Historia
Me Absolvera (Sejarah akan Membebaskanku)’, maka semoga dengan
penulisan buku sejarah, penulis harapkan para pembaca dapat terbebaskan
dari beban masa lalu dan lapang melintasi masa depan.
Denpasar, Nopember 2019
Penuli