5 research outputs found

    RANCANG BANGUN MESIN PEMBELAH BUAH PINANG (Areca cathecu L.) DENGAN SUMBER PENGGERAK MOTOR LISTRIK

    Get PDF
    Komoditas buah pinang (Areca catechu L.) sudah tidak asing lagi di Tanah air. Pascapanen buah pinang terdiri dari beberapa metode, tergantung dengan jenis pinang dan kebutuhan dari masyarakat salah satunya adalah proses pembelahan. Pembelahan pinang yang dilakukan oleh masyarakat masih dengan cara tradisional dan memerlukan keahlian khusus, tenaga kerja yang banyak, jam kerja yang lama sehingga mempunyai kapasitas kerja yang rendah serta peluang terjadinya kecelakaan kerja cukup besar. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan Perancangan Mesin pembelah Pinang Tua dengan Menggunakan Dua Silinder pembelah sebagai teknologi tepat guna bagi masyarakat dengan kapasitas yang lebih besar dari pembelahan tradisional dan memperhatikan keselamatan kerja. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Manajemen Produksi Alat dan Mesin Pertanian, Teknik Pertanian dan Biosistem. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan tahapan penelitian meliputi identifikasi masalah, inventarisasi ide, penyempurnaan ide, serta perancangan fungsioanl dan struktural serta pengujian mesin. Pada penelitian ini menggunakan sampel buah pinang tua dengan kadar air 71,5% yang berasal dari daerah padang dengan berat sampel untuk masing-masing pengulangan adalah 10 kg. Pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali sehingga total sampel yang digunakan adalah 30 kg. Dari pengujian yang telah dilakukan diperoleh Kapasitas kerja efektif Mesin 55,68 kg/jam, Efisiensi alat 47,72%, rendemen pembelahan 64,3%, rata-rata kerusakan hasil sebesar 10,1%, rata-rata kehilangan hasil 2,3 %, persentase pinang tidak terbelah 23,3%, dan tingkat kebisingan untuk tanpa bahan dan ada bahan adalah sebesar 85,9 dan 96,6 dB. Secara keseluruhan mesin pembelah pinang ini mempunyai kapasitas kerja lebih besar jika dibandingkan dengan pembelahan manual

    RANCANG BANGUN SEPARATOR HASIL AKHIR PENYULINGAN SERAI WANGI MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIC (HC-SR04)

    Get PDF
    Minyak serai wangi, hasil penyulingan dari daun serai wangi, memiliki nilai ekonomis tinggi. Proses penyulingan dilakukan menggunakan alat suling yang terdiri dari beberapa komponen utama seperti boiler, destilator, kondensor, dan separator. Setiap komponen memiliki peran penting dalam menghasilkan minyak serai wangi yang baik, mempengaruhi jumlah dan kualitas minyak yang dihasilkan serta waktu produksi. Dalam setiap komponen, separator jarang mendapatkan inovasi, baik dari segi desain maupun teknologi. Oleh karena itu, penelitian tentang "Rancang Bangun Separator Penyulingan Serai Wangi Menggunakan Sensor Ultrasonic (HC-SR04)" menjadi relevan. Penelitian dilakukan dengan membandingkan kinerja separator yang dibuat dengan separator yang sudah ada. Pengamatan dilakukan terhadap lamanya waktu penyulingan, kapasitas penyulingan, rendemen penyulingan, waktu pemisahan, kapasitas pemisahan, persentase minyak yang dapat dipisahkan, persentase minyak yang tidak dapat dipisahkan, besar energi listrik yang digunakan, perhitungan debit pompa, serta analisis secara ekonomi. Separator yang dibuat berhasil meningkatkan kecepatan pemisahan dibandingkan dengan separator manual dan dapat memisahkan minyak sereh wangi secara otomatis rata-rata sebesar 68,5%.   Kata kunci: Minyak Serai Wangi, Penyulingan, Separator, Sensor Ultrasonic HC-SR04

    PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUMENTASI UNTUK MENGUKUR LEBAR KERJA (CUTTING WIDTH) PADA MINI COMBINE HARVESTER

    Get PDF
    Pengukuran lebar kerja menggunakan sensor tentunya lebih efisien dan lebih akurat dibandingkan dengan pengukuran secara manual. Pengukuran lebar kerja ini dibutuhkan dalam penentuan hasil panen atau yang lebih dikenal dengan yield monitoring. Yield monitoring adalah salah satu teknologi pertanian presisi yang berfungsi untuk memonitoring hasil penentuan hasil panen secara langsung (real time). Teknologi ini mengumpulkan data berupa grain flow (ton/jam), lebar kerja (cutting width), kecepatan combine harvester (km/jam) dan grain moisture content (%). Pengukuran lebar kerja dilakukan dengan cara mengukur jarak antara pembacaan sensor pada header kiri dan kanan, kemudian dikurangi dengan lebar header. Pengukuran lebar kerja secara real time dibutuhkan pada pemantauan hasil panen yang dilakukan oleh mini combine harvester. Dalam proses pemanenan, mini combine harvester akan bekerja memotong padi. Lebar kerja biasanya dihitung dengan mengukur jarak dari header mini combine harvester. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem pengukuran untuk lebar kerja (cutting width) pada mini combine harvester dan melakukan uji kinerja untuk sistem tersebut. Sistem instrumentasi yang dikembangkan dalam mengukur lebar kerja adalah dengan menggunakan Sensor ultrasonik US-100 sebagai sensor jarak kemudian ESP 32 sebagai mikrokontroler sekaligus modul WiFi yang akan dikoneksikan dengan database dan diinterpretasikan kedalam bentuk digital menggunakan LCD I2C. Dengan sistem ini dapat digunakan oleh petani untuk memantau hasil panennya secara langsung. Alat ini juga memudahkan petani untuk memasang atau melepaskan alat sesuai dengan kebutuhan karena bersifat “plug and play

    SIMULASI DAN DISAIN ALAT PELUBANG TANAH SEMI MEKANIS UNTUK MENANAM KENTANG (Solanum tuberosum L.)

    Get PDF
    Dalam budidaya tanaman kentang, petani masih banyak menggunakan lubang tanam untuk penanaman kentang, dimana alat untuk pelubang tanam tersebut masih didominasi oleh alat-alat sederhana yang kurang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah alat pelubang media tanam yang memiliki kedalaman dan diameter lubang tanam yang tepat pada tanaman kentang. Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu, perencanaan, pengembangan konsep, pembuatan alat, uji kinerja alat, dan analisis terhadap alat yang dirancang. Pengujian dilakukan pada lahan 50 m², dimana dibagi menjadi 6 demplot, dimana 3 demplot untuk pengujian alat pelubang tanah untuk media tanam kentang dan 3 demplotnya lagi menggunakan cangkul. Kapasitas kerja efektif dan kapasitas kerja teoritis yang didapatkan dengan menggunakan alat masing-masing bernilai, yaitu 0,0125 ha/jam dan 0,0150 ha/jam. Kapasitas kerja efektif dan kapasitas kerja teoritis yang didapatkan menggunakan cangkul masing-masing bernilai, yaitu 0,0124 ha/jam dan 0,0149 ha/jam. Effisiensi yang didapatkan dengan menggunakan alat, yaitu 83,30 %. Alat pelubang 2 kali lipat lebih tepat guna digunakan untuk pelubangan tanah menanam kentang dibandingkan cangkul. Biaya pokok yang didapatkan, untuk perancangan alat pelubang tanah untuk media tanam kentang, didapatkan sebesar Rp. 24,02/lubang

    RANCANG BANGGUN ALAT DETEKSI RINTANGAN PADA LINTASAN KERJA TRAKTOR BERBASIS PENGOLAHAN CITRA

    Get PDF
    Sensor deteksi rintangan (obstacle detection sensor) merupakan komponen yang penting dalam pengembangan traktor otomatis (autonomous tractor) dalam rangka mengenal lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat alat deteksi rintangan pada lintasan outdoor traktor berbasis pengolahan citra. Tahapan penelitian ini meliputi penelitian pendahuluan, perancangan alat, pembuatan alat, dan uji fungsional alat. Alat ini menggunakan kamera CCD sebagai sensor utama dan dilengkapai pointer laser. Pada penelitian pendahuluan diperoleh spesifikasi komponen alat yang digunakan yaitu pointer laser berjumlah enam buah dengan sinar laser berwarna merah yang berupa visible light dengan panjang gelombang 650 nm dengan daya < 5mWatt. Kamera perekam yang digunakan  merupakan jenis kamera CCD color dengan resolusi 640 x 480 dan FL 60 mm. Secara keseluruhan alat deteksi rintangan mempunyai konsistensi penyinaran diatas 85%. Hal ini membuktikan bahwa alat ini mampu digunakan sebagai alat deteksi rintangan pada lintasan outdoor traktor
    corecore