7 research outputs found

    Analisis Kesulitan Siswa dalam Penyelesaian Soal Sifatsifat Gradien Bab Persamaan Garis Lurus pada Siswa SMP PGRI Arjosari Kabupaten Pacitan

    Full text link
    Masih adanya hasil belajar siswa tentang Bab Persamaan Garis Lurus yang belumsesuai harapan salah satunya dapat dilihat pada SMP PGRI Arjosari Kabupaten Pacitanyang nilai rata-rata ulangan hariannya 62.5,lebih rendah dari KKM yang ditetapkansekolah yaitu 70.00. Padahal disatu pihak, materi persamaan garis lurus dipastikankeluar dalam Ujian Nasional setiap tahunnya. Berbeda sudut pandang, berkaitan denganpola pikir terstruktur (runtutan sub bab dan rumus), Richard I. Arends (2008: 43)pernah menyatakan dengan pola pikir kreatif , dimana berpikir kreatif adalah sebuahproses berpikir secara simbolis (melalui bahasa) berbagai objek dan kejadian riil danmenggunakan berpikir kreatif simbolis itu untuk menemukan prinsip-prinsip esensialobjek dan kejadian tersebut. Dalam proses berpikir kreatif tersebut berpikir memilikibeberapa tingkatan-tingkatan. Tingkatan berpikir yang paling rendah adalah mengingat,misalnya mengingat fakta-fakta dasar ataupun rumus-rumus matematika. Kemampuanberpikir pada tingkat berikutnya adalah kemampuan memahami konsep-konsepmatematika, demikian pula kemampuan untuk mengenal atau menerapkan konsep-konseptersebut dalam mencari penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi. Apabila merujukpada pernyataan Richard I. Arends di atas dapat disimpulkan bahwa materi persamaangaris lurus sebetulnya dapat melatih daya kreatifitas siswa karena memuat rumus-rumusdan konsep-konsep untuk mencari penyelesaian terhadap soal yang akan merekakerjakan. Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian iniadalah ; 1)kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal sifat-sifatgradien pada persamaan garis lurus ?; 2)alternatif solusi apa yang dapat diterapkanuntuk mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal sifat-sifat gradien padapersamaan garis lurus? Hasil pembahasan di atas memperoleh beberapa kesimpulanterkait kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal sifat-sifat gradien garis, antara lainsebagai berikut; 1) kesulitan siswa dalam operasi bilangan negatif, 2) kesulitan siswadalam menentukan titik pada koordinat kartesius, 3) kesulitan siswa dalam menemukanrumus sifat-sifat gradien garis. Alternatif pemecahan masalah dalam mengatasi kesulitansiswa menyelesaikan soal sifat-sifat gradien garis tersebut antara lain; 1) sebelummasuk bab persamaan garis lurus siswa diajak mengingat kembali tentang operasibilangan bulat sampai siswa memahi betul operasi tersebut, 2) diberikan soal denganperintah, jawaban digambar dalam koordinat kartesius kemudian baru disimpulkan , 3)siswa diberikan latihan soal baik berupa PR atau tugas sekolah sesering mungkin agarsiswa terlatih dan paham dengan sendirinya tentang penggunaan rumus sifat-sifatgradien

    Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP PGRI Arjosari Tahun Pelajaran 2013/2014 Melalui Implementasi Pembelajaran Teknik Jigsaw

    Full text link
    Seperti yang diketahui dari hasil ulangan matematika standar kompetensi trigonometri selama 2 tahun terakhir diperoleh nilai sebagai berikut: yaitu pada tahun pelajaran 2007/2008 dengan rata-rata 5,9 dan tahun pelajaran 2008/2009 dengan rata-rata 5,6. Permasalahan yang diangkat adalah apakah implementasi metode pembelajaran Teknik Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan garis-garis pada segitiga siswa kelas VIII SMP PGRI Arjosari. Subyek penelitian ini adalah siswa SMP PGRI Arjosari kelas VIII tahun pelajaran 2009/2010, guru matematika, dan observer. Penelitian dilakukan dengan 3 siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket,dan tes. Angket digunakan untuk mengetahui refleksi siswa terhadap pembelajaran dan kerjasama siswa dalam kelompok. Tes dilaksanakan pada akhir siklus. Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah rata-rata kelas yang semula 5,6 meningkat menjadi 74,78 sedangkan ketuntasan belajar klasikal tercapai jika minimal 60%. Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa hasil belajar matematika pada pokok bahasan trigonometri siswa kelas VIII meningkat seperti yang ditunjukkan pada hasil akhir siklus 3 yaitu ketuntasan belajar klasikal sebesar 66,67 % dengan rata-rata kelas 74,78. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui implementasi pembelajaran Teknik Jigsaw, hasil belajar matematika standar kompetensi garis-garis pada segitiga siswa kelas VIII SMP PGRI Arjosari dapat ditingkatkan

    Analisis Kesulitan Belajar Siswa Kelas VII SMP PGRI Arjosari Kabupaten Pacitan dalam Mempelajari Aljabar Tahun Pelajaran 2012

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan–kesulitan yang dialami siswa kelas VII SMP PGRI Arjosari dalam menyelesaikan persoalan aljabar yang berkaitan dengan konsep dan prinsip. Dalam penelitian ini terpilih subjek penelitian sebanyak 3 siswa yang ditentukan berdasarkan hasil tes aljabar. Siswa yang terpilih sebagai subjek penelitian tersebut adalah siswa yang memperoleh skor tertinggi, sedang dan terendah. Data dikumpulkan dengan metode tes aljabar dan wawancara. Tes aljabar digunakan untuk menganalisis kesalahan siswa yang berkaitan dengan konsep dan prinsip, dan wawancara digunakan untuk menelusuri kesulitan siswa secara lebih mendalam dalam menyelesaikan persoalan aljabar yang berkaitan dengan konsep dan prinsip. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan–kesulitan yang dialami siswa kelas VII SMP PGRI Arjosari dalam menyelesaikan persoalan aljabar yang berkaitan dengan konsep dan prinsip adalah (a) di dalam penguasaan konsep, siswa berkemampuan sedang dan rendah masih mengalami kesulitan dalam menggunakan simbol untuk mempresentasikan konsep dan hal ini tidak terjadi pada siswa berkemampuan tinggi (b) kesalahan yang dilakukan siswa dalam penguasaan konsep adalah ketika siswa harus mengelompokkan suku sejenis dan menganti variabel dengan angka (c) di dalam penguasaan prinsip masih mengalami kesulitan dalam mengapreasiasikan peran prinsip–prinsip dalam matematika, hal ini masih terjadi pada siswa dengan kategori berkemampuan tinggi, sedang dan rendah yang diakibatkan tidak menguasainya materi matematika dalam pelajaran-pelajaran sebelumnya

    Eksperimentasi Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (Pmr) Dan Open Ended Pada Materi Segitiga Dan Segiempat Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa Kelas VII SMP Negeri Se-kabupaten Pacitan

    Full text link
    The objectives of this research were to find out on the topic of circumference and area of triangles and quadrangles: (1) which one produce better learning achievement among Realistic Mathematics Education (RME) approach, open ended approach or a mechanistic approach; (2) which had better learning achievement between field dependent cognitive style students or field independent cognitive style students; (3) at each cognitive styles, which was better learning achievement among RME approach, open ended approach or mechanistic approach, and (4) at each learning approach, which had better learning achievement between field dependent cognitive style students or field independent cognitive style students. This research was a quasi-experimental with 3Ă—2 factorial design. The population was all students in seventh grade of state Junior High School in Pacitan Regency on Academic Years 2012/2013. Sampling was done by stratified cluster random sampling technique. The total of sample was 238 students. Statistical tests using the method Lilliefors test for normality, homogeniety of the Bartlett method, anava test with F test (Fisher) and post hoc test using the Scheffe' method. The significance level was 0,05. Based on hypothesis test, it could be concluded that: (1) RME approach produce better learning achievement than open ended approach and mechanistic approach, open ended approach produce better learning achievement than mechanistic approach; (2) the field independent cognitive style students have a better learning achievement than field dependent cognitive style students; (3) at each of cognitive styles, RME approach produce better learning achievement than open ended approach and mechanistic approach, open ended approach produce better learning achievement than mechanistic approach; (4) at each learning approach, field independent cognitive style students have better learning achievement than field dependent cognitive style students

    Enhancing Efl Learners' Speaking Skills Through the Audio-lingual Method

    Full text link
    The teaching method is one of the contributing factors to successful English language learning. The appropriate use of a teaching method is one of the ways to enhance learners' speaking skills. The present study aims at reviewing the use of the Audio-Lingual Method (ALM), one of the teaching methods to enhance EFL learners' speaking skills.      The present study employs library research to delineate the use of ALM to enhance learners' mastery of speaking skills. The data were obtained from documentation study and previous research findings and further analyzed qualitatively. Therefore, it reviews the brief of ALM, the purposes of ALM. Moreover, it scrutinizes the strategies used in ALM, the benefits of using and the implication of using ALM in classroom teaching. Finally, some important points on the use of ALM are highlighted in the conclusion part
    corecore