2 research outputs found

    Peran Teknologi Dalam Membangun Karakter Anak-anak Untuk Menjadi Pemimpin Masa Depan

    Full text link
    Mordenisasi diikuti dengan berbagai tuntutan gaya hidup generasi muda, untuk itu mordenisasi turut mendorong setiap anak untuk menentukkan pilihan yang tepat bagi dirinya sendiri. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat dewasa ini secara nyata telah mengambil peranan penting dalam setiap bidang kehidupan manusia. Hal ini juga berlaku bagi generasi muda bangsa kita yang tumbuh dan berkembang di era teknologi digital khususnya. Generasi muda adalah calon pemimpin bangsa ini, sehingga sudah sepatutnya setiap anak harus mendapatkan pembinaan karakter sedini mungkin. Anak perlu dibina dan dilatih terus-menerus agar memperoleh karakter hidup yang baik. Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Beranjak dari permasalahan tersebut, sebagai pendidik yang tentu memiliki keinginan selain mencerdaskan anak bansa tetapi yang terpenting adalah dapat turut membina anak-anak sehingga memiliki karakter hidup yang baik, maka kami berinisiatif untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam wujud Sosialisasi dan pelatihan terkhusus kepada anak-anak di Rumah Belajar Missio Dei Km.12 Masuk. Dalam pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat ini, metode yang digunakan dalam yaitu Pendidikan Masyarakat dalam bentuk Sosialisasi dan Pelatihan

    PENGEMBANGAN MORAL & KEAGAMAAN ANAK USIA DINI

    Full text link
    Pendidikan moral akan berhasil, apabila pendidikan itu dilakukan sesuai dengan tahapan perkembangan moral anak. Dengan kata lain kedua ahli ini mencitacitakan adanya strategi pendidikan moral yang disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan moral anak. Dalam perkembangan moral itu titik heterotomi dan autonomi lebih menggambarkan proses perkembangan dari pada totalitas mental individu. Melalui pergaulannya anak mengembangkan pemahamannya mengenai tujuan dan sumber aturan. Sampai usia tujuh atau delapan tahun anak dikendalikan oleh seluruh aturan. Terhadap aturan yang berasal dari luar,anak belum memiliki pengertian dan motivasi untuk konsisten. Pada tahap autonomi anak menyadari akan aturan dan menghubungkannya dengan pelaksanaannya.tahap berikutnya adalah pelaksanaan autonomi. Pertama-tama moral berkembang melalui adopsi terhadap norma-norma sosial. Dalam pengertian ini anak mengambil norma yang dipakai oleh orang-orang dengan cara mencontoh. Oleh karena itu sebagai seorang guru hendaknya memberi contoh pada muridnya untuk menanamkan norma yang sesuai. Perkembangan moral dapat juga melalui pemahaman terhadap norma. Pengalaman sosial ini didapat melalui interaksi dengan institusi sosial,sistem hukum yang berlaku dan hubungan interpersonal. Agama yang dianut Orang tua berkewajiban menanamkan ajaran-ajaran agama yang dianutnya kepada anak, baik berupa bimbingan-bimbingan maupun contoh implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Keteladanan orang tua dalam menjalankan moral keagamaan merupakan cara yang paling baik dalam menanamkan moral keagamaan anak. Dengan perkembangan moral keagamaan yang baik pada anak sudah barang tentu akan dipengaruhi terhadap budi pekerti atau tingkah laku anak pada masa yang akan datang. Disamping faktor pengaruh keluarga, faktor lingkungan masyarakat dan pergaulan anak juga mempengaruhi perkembangan moral keagamaan anak, pada perkembangannya terkadang anak lebih percaya kepada teman dekatnya dari pada pada orang tuanya,terkadang juga lebih mematuhi orang-orang yang dikaguminya seperti; gurunya,artis favoritnya, dan sebagainya. Keluarga dengan moral keagamaan yang baik dan lingkungan masyarakat yang baik, secara teoritis akan berpengaruh positif terhadap perkembangan moral keagamaan yang baik pada anak
    corecore