176 research outputs found

    Runoff Water in Cocoa Plantation as Affected by Rorak Number and Mulch Type

    Get PDF
    Soil erosion is a serious problem in the field of ecology and environment. Providing rorak (small blocked ditches) and mulches as an alternative conservation action is expected to minimize water runoff. The purpose of this study was to examine the effects of combination of rorak and mulches in controlling water runoff in a cocoa farm. Location of this research was in Kaliwining Experimental Station, Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute during rainy season in early 2015. This research used a nested design in which there is a complete factorial design of random groups that every combination treatment was repeated three times. Each experiment plot consisted of 16 cocoa trees of eight years old. The first factor was rorak treatment consisted of without rorak, 9 rorak per 16 trees (plot) and 16 rorak per 16 trees, whereas the second factor was mulch treatment consisted of control (without mulch), cocoa leaves as mulch and rice straw mixed with cocoa leaves as mulch. Rorak collecting runoff water was made of aluminum with a length of 40 cm, width 30 cm and high 30 cm. Observation of runoff water was carried out early every morning. The results showed that increased number of rorak combined with cocoa leaf and rice straw significantly controlled runoff water compared to control. Rorak and mulch treatments were able to reduce runoff water compared to control. High number of rorak per plot increased the effectiveness in controlling runoff water when it was combined with mulch especially mixture of wide leaf (cocoa leaf) and needleshaped leaf (rice straw). Treatment of 16 rorak in every 16 trees with cocoa leaves and rice straw mulch could reduce runoff water by 82.8% compared to a control

    Kaitan Monsun Terhadap Variabilitas Suhu Permukaan Laut Dan Klorofil-a Untuk Prediksi Potensi Fishing Ground Di Perairan Karimunjawa

    Full text link
    Nilai SPL dan klorofil-a di suatu perairan dapat mempengaruhi produktivitas perikanan di perairan tersebut. Hal ini disebabkan karena ikan pelagis suka hidup di perairan yang memiliki nilai SPL dan klorofil-a yang optimum untuk kehidupannya. Kondisi lingkungan dapat menggambarkan bahwa perairan tersebut cocok untuk kehidupan ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh monsun terhadap variabilitas SPL dan klorofil-a untuk prediksi potensi fishing ground secara temporal dan spasial di perairan Karimunjawa. Pengambilan data lapangan dilakukan selama 2 hari yaitu pada tanggal 20 – 21 September 2015. Alat dan bahan yang digunakan yaitu Water Quality Checker (WQC), Global Positioning System (GPS), anemometer, bola duga. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Data yang digunakan di penelitian ini bersumber dari data insitu dan data yang di download dari website. Angin monsun secara temporal berpengaruh terhadap SPL dan klorofil-a, SPL terendah terjadi bulan Januari dan Agustus sebesar 28,70C dan 28,40C dan klorofil-a tertinggi bulan Januari dan Juni sebesar 0,39 mg/m3 dan 0,45 mg/m3. Potensi fishing ground mengikuti pola kenaikan klorofil-a, dimana potensi fishing ground tertinggi pada bulan Mei – Agustus (Peralihan I dan Musim Timur). Pengaruh monsun secara spasial terlihat dari perbedaan suhu antara bagian selatan Karimunjawa yang lebih panas dibandingkan dengan bagian utara. Sedangkan untuk distribusi klorofil-a dan potensi fishing ground umumnya berpusat di sekitar pantai

    Kajian Pengaruh Bangunan Pemecah Gelombang Tipe Sambung Pantai Terhadap Gelombang Laut Di Pelabuhan Tapaktuan, Aceh Selatan

    Full text link
    Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi gelombang dan proses trnsformasi gelombang sebelum dan sesudah adanya pemecah gelombang di Pelabuhan Tapaktuan, Aceh Selatan. Penelitian dilakukan pada tanggal 27 Oktober – 18 November 2015 di Pelabuhan Tapaktuan, Aceh Selatan bersama dengan Tim Unit Tugas Rigel 19-2015 OPS Tapaktuan, DISHIDROS TNI-AL. Variabel yang diamati berupa gelombang laut dan angin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini secara kuantitatif. Pengolahan data angin dilakukan secara statistik menggunakan peramalan gelombang metode SMB (Sverdrup-Munk-Bretschneider). Software yang digunakan untuk membuat model gelombang adalah MIKE 21 SW (Spectral Wave), dimana dapat diketahui proses transformasi gelombang akibat adanya pemecah gelombang. Hasil pengolahan data lapangan menunjukkan bahwa tinggi gelombang maksimum sebesar 2,75 meter dengan periode 5,86 detik. Tinggi gelombang signifikan (Hs) 0,98 meter dan periode signifikan (Ts) 5,74 detik. Tinggi gelombang minimum 0,04 meter dengan periode 5,38 detik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pelabuhan Tapaktuan, Aceh Selatan cocok jika akan dibangun pemecah gelombang tipe sambung pantai karena dapat mengurangi tinggi gelombang yang menjalar jauh lebih kecil

    Design of Stocking Density of Broilers for Closed House in Wet Tropical Climates

    Full text link
    The objectives of this research were to: 1) design the stocking density of broiler reared at a closed house system in wet tropical climates based on the heat released by broiler, 2) design broiler harvesting system based on the housing heat load, and 3) design required housing area based on the broiler age. The housing design used to determine the broiler stocking density was based on Computational Fluid Dynamics (CFD) with Solid Works Flow Simulation software. The method had good validation shown by small number of average percentage of deviation (6.07%). Simulation was carried out by changing the number of broilers i.e. 16, 18, 20, 21 and 22 birds/m2. According to the CFD simulation result, total heat load inside the house was 233.33 kW at 21 birds/m2 at weight 1.65 kg/bird. At that stocking density the housing can be occupied by 27,224 birds until 22 days of age. The highest total weight was produced by daily harvesting started from 22 to 32 d. It can be concluded that the stocking density of closed house for broiler is 34.65 kg/m2, total production is 45,717 kg per period and the required area for 27,224 broilers is 248.63 m2 (1 to 7 days of age broiler), 562.52 m2 (8 to 14 days of age broiler) and 1,000 m2 (15 to 22 days of age broiler)

    Studi Eksperimental Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Nano Dan Bahan Tambah Superplasticizer Terhadap Kuat Tekan Beton

    Full text link
    This research aimed to investigate effect of using nano materials rice husk ash and superplasticizer admixture to concrete compressive strength. Nano rice husk ash used as subtitute of pozzolan portland cement. Production of nano rice husk ash use Planetary Ball Milling with duration of milling for 1 hour. To determine effect of using nano materials rice husk ash dan superplasticizer admixture used variation percentage of materials nano rice husk ash such ash 5%, 10%, and 15% with or without superplasticizer admixture. Tests were conducted at 28 days with uniaxial loading (one-way). Result of this research indicate normal concrete without substitution of nano rice husk ash and without superplasticizer have highest of concrete compressive strength. Concrete with rice husk ash decreased in compressive strength because of rice husk ash absorb much water and increase the length of hydration process of cement in concrete mix. Although there is a decrease through this research is expected, nano techonology in civil engineering can more developed

    Peningkatan Pemahaman Konsep Himpunan melalui Mind Mapping Kelas VII SMP

    Get PDF
    The kind of this research is classroom action reseach (CAS). This research was conducted to 34 student in the VII.D class of SMP. The aim of this research is to describe understanding concept of set through mind mapping. The data collected is the result of observation, mind mapping and finals tes of the cycle. There are six indicators to decide sub topic, keyword, color design, supporting data and material of sets in assessing mind mapping. The result of mind mapping shows that students can produce picture and write the keywords, Supporting data in the form of notation and Venn diagram. Students comprehended sets concept and finished contextual problem by using Venn diagram.Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VII. D SMP berjumlah 34 siswa. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan peningkatkan pemahaman konsep himpunan melalui mind mapping. Data yang dikumpulkan yaitu data observasi, hasil mind mapping dan tes akhir siklus. Penilaian mind mapping ada enam indikator yaitu menentukan sub topik, menentukan cabang sub topik, kata kunci, desain warna, data pendukung, dan materi himpunan. Berdasarkan hasil mind mapping menunjukkan siswa telah menghasilkan gambar dengan menuliskan kata kunci, data pendukung berupa notasi dan diagram Venn. Siswa memahami konsep himpunan dan menyelesaikan masalah kontekstual dengan diagram Venn

    Studi Model Fisik Stabilitas Desain Breakwater terhadap Hempasan Gelombang di Pantai Glagah YOGYAKARTA

    Full text link
    Kegiatan manusia telah banyak beranjak ke arah pantai sehingga sudah selayaknya mendapatkan perhatian lebih dalam hal perlindungan dari serangan gelombang seperti breakwater. Bangunan breakwater di Pelabuhan Adikarta Glagah, Kulon Progo telah dibangun dan dalam proses modifikasi akibat dari kerusakan yang dialami dengan banyaknya tetrapod yang mengalami kegagalan (failed) sehingga tetrapod berpindah tempat (bergeser dan/atau longsor). Untuk mengkaji dan mempelajari kegagalan unit lapis lindung pada breakwater di Pelabuhan Adikarta Glagah, maka pengujian stabilitas lapis lindung menggunakan model fisik dilaksanakan di Laboratorium Model Fisik BPDP – BPPT Yogyakarta menggunakan metode eksperimental. Hasil penelitian didapat tingkat kerusakannya desain breakwater sekitar 0.71 % dengan koefisien stabilitas 12,57.Sehingga tetrapod tersebut akan bekerja dengan baik untuk melindungi breakwater

    Studi Akresi Dan Erosi Pantai Di Pantai Sikucing, Kabupaten Kendal Dengan Menggunakan Model GENESIS (Generalized Model for Simulating Shoreline Change)

    Full text link
    Garis pantai adalah garis batas pertemuan daratan dan air laut, dimana posisinya tidak tetap dan dapat berpindah sesuai dengan pasang surut air laut, akresi dan erosi pantai yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui besaran akresi dan erosi di Pantai Sikucing dalam lima tahun ke depan (2014 - 2019). Penelitian dilakukan pada tanggal 15 sampai dengan 30 Maret 2014 di Pantai Sikucing Kabupaten Kendal dengan menggunakan metode kuantitatif, sampel sedimen dasar diambil di 9 titik dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengukuran tinggi dan periode gelombang menggunakan palm gelombang. Peramalan gelombang menggunakan data angin yang diperoleh dari stasiun pengukuran angin Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Semarang. Prediksi Perubahan garis pantai dengan pendekatan model GENESIS (Generalized Model for Simulating Shoreline Change).Hasil penelitian menunjukkan gelombang di Pantai Sikucing dominan datang dari arah barat laut saat musim barat dan peralihan I serta dari arah timur laut saat musim timur dan peralihan II. Pada rentang waktu 2014 sampai 2019, Pantai Sikucing mengalami akresi atau penambahan sedimen sebanyak 229,39 m2 dan mengalami erosi sebesar 217,24 m2. Pada wilayah di Desa Sikucing mengalami akresi lebih besar dibanding dengan Desa Gempolsewu. Dengan demikian 5 tahun ke depan Pantai Sikucing diprediksi mengalami penambahan luasan lahan atau akresi

    Pengaruh Iklim Mikro Terhadap Respons Fisiologis Sapi Peranakan Fries Holland Dan Modifikasi Lingkungan Untuk Meningkatkan Produktivitasnya (ULASAN)

    Full text link
    Most of Holstein in Indonesia were imported from European countries which have temperate climate (13-25 0C). If those Holstein were kept under high temperature and high humidity and exposed to direct solar radiation, the cattles would be experienced with heat stress, resulted in decreasing appetite, increased water intake, decreased metabolism, increased catabolism, increased heat loss through evaporation, decreased hormone concentration in blood, increased body temperature, increased respiration and heart rate and behavioral changes. To reduce the heat stress can be achieved by environment modification, such as type of animal house construction, type of roof material selected for animal house and determination of animal housing height. The improvement of environmental condition was gained for maintaining the animal heat balance in steady state, due to reducing the thermoregulatory responses (i.e heart rate, respiration rate and mean body temperature). Controlling the heat stressed animals to lower thermoregulatory activities will improve their productivity
    • …
    corecore