13 research outputs found

    Pengaruh Pemberian Bakteri Endofit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung Ungu (Solanum Melongena L.)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak aplikasi bakteri endofit terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu. Penelitian dilaksanakan di Desa Kedawung Wetan, Kec. Grati, Kab. Pasuruan, pada bulan Agustus – Oktober 2018. Jenis tanah Alluvial dengan ketinggian ± 4 mdpl. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan pemberian dosis bakteri endofit yang terdiri dari lima level percobaan: P0 (tanpa pemberian bakteri endofit), P1 (bakteri endofit 10 ml), P2 (bakteri endofit 20 ml), P3 (bakteri endofit 30 ml) dan P4 (bakteri endofit 40 ml) dengan lima ulangan.Hasil penelitian menunjukan pemberian bakteri endofit sebanyak 40 ml mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil. Hasil tertinggi terdapat pada pemberian bakteri endofit 40 ml yaitu sebesar 5,76 ton ha-1 diikuti pemberian bakteri endofit 30 ml memberikan hasil sebesar 4,67 ton ha-1 , pemberian bakteri endofit 10 ml memberikan hasil sebesar 4,52 ton ha-1, pemberian bakteri endofit 20 ml yaitu 4,51 ton ha-1 dan tanpa pemberian bakteri endofit memberikan hasil terendah sebesar 3,63 ton ha-1

    Pengaruh Kombinasi Bakteri Endofit Dan Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Varietas Samhong King

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi bakteri endofit dalam menekan penggunaan nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi. Penelitian dilaksanakan di Desa Purutrejo Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan dengan ketinggian tempat ± 14 mdpl pada bulan September-November 2018. Penelitian terdiri dari perlakuan pemberian nitrogen 200 kg ha-1, perlakuan pemberian bakteri endofit 10 ml dengan nitrogen sebanyak 175 kg ha-1, perlakuan pemberian bakteri endofit sebanyak 20 ml dengan nitrogen 175 kg ha-1, perlakuan pemberian bakteri endofit 10 ml dengan nitrogen sebanyak 150 kg ha -1, perlakuan pemberian bakteri endofit 20 ml dengan nitrogen sebanyak 150 kg ha-1. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang masing-masing kombinasi perlakuan diulang lima kali.Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh nyata pemberian bakteri endofit yang dikombinasikan dengan nitrogen anorganik dalam menekan penggunaan nitrogen anorganik pada tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering bagian atas tanaman, bobot kering bagian bawah tanaman dan bobot segar sawi tanaman-1. Kombinasi pemberian bakteri endofit sebanyak 10 ml yang dikombinasikan dengan nitrogen sebanyak 150 kg ha-1 memberikan bobot sawi tertinggi yaitu sebesar 0,59 kg tanaman-1 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Bobot sawi terendah terdapat pada perlakuan yang menggunakan nitrogen 200 kg ha-1 sebesar 0,21 kg tanaman-1

    Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Pupuk Nitrogen Terhadap Jumlah Klorofildaun Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.)

    Full text link
    Penelitian telah dilaksanakan di Desa Arjosari, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, pada bulan April 2020. Untuk mengetahui beda pengaruh pada respon tanaman khususnya unsur Nitrogen dari berbagai jenis pupuk yang diberikan dengan mengamati klorofil daun kacang tanah pada Fase vegetatif. Penelitian menggunakan pupuk anorganik yaitu pupuk urea kandungan nitrogen 46% dan pupuk mutiara 16-16-16, sedangkan pupuk organik yaitu pupuk cair BAGITANI dengan kandungan nitrogen sebesar 4% dan pupuk organik padat dengan kandungan nitrogen sebesar 4%. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 16 kali ulangan dengan dosis pemupukan yang direkomendasikan 22,5 kg N ha-1 atau 50 kg Urea (Rahmianna dkk, 2015) yaitu, P0: Kontrol (tanpa pemupukan), P1: Pupuk Urea 0,146 g polibag-1, P2: Pupuk Mutiara 0,410 g polibag-1, P3: Pupuk cair BAGITANI 1,5 ml polibag-1, P4: Pupuk Organik padat 1,49 g polibag-1.Hasil penelitian menunjukkan jumlah klorofil daun kacang tanah yang tidak diberi pupuk sebesar 15,65 mg L-1, pupuk Urea sebesar 18,95 mg L-1, pupuk Mutiara sebesar 18,32 mg L-1, pupuk cair BAGITANI sebesar 17,50 mg L-1 dan pupuk Organik padat sebesar 16,32 mg L-1. Jadi klorofil yang tertinggi dihasilkan dari pemberian pupuk Urea. Faktor jenis pupuk, tingkat kelarutan pupuk & efisiensi serapan Nitrogen oleh tanaman mendukung pembentukan klorofil daun kacang tanah pada Fase vegetatif

    Pengaruh Perbedaan Varietas dan Dosis Pupuk Kalium pada Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L.)

    Full text link
    Penelitian telah dilaksanakan di Desa Sumbersuko, Kec. Gempol, Kab. Pasuruan, ketinggian tempat 200 mdpl dengan suhu harian rata-rata 22-25ºC, bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk kalium pada dua varietas ubi jalar. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan delapan perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan merupakan kombinasi dari varietas Sari dan Cilembu dengan dosis pupuk KCl, sebagai berikut: P1: Varietas Sari+KCl 80 kg ha-1, P2: Varietas Sari+KCl 120 kg ha-1, P3: Varietas Sari+KCl 160 kg ha-1, P4: Varietas Sari+KCl 160 kg ha-1, P5: Varietas Cilembu+KCl 80 kg ha-1, P6: Varietas Cilembu+KCl 120 kg ha-1, P7: Varietas Cilembu+KCl 160 kg ha-1 dan P8: Varietas Cilembu+KCl 160 kg ha-1.Parameter pengamatan meliputi panjang sulur, jumlah daun, luas daun, panjang umbi, diameter umbi, jumlah umbi tanaman-1, bobot umbi tanaman-1 dan bobot umbi ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kalium berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi ubi jalar, baik varietas Sari maupun Cilembu. Perlakuan P4 (Varietas Sari + KCl 160 kg ha-1) menghasilkan panjang sulur, jumlah daun tanaman-1, luas daun, panjang umbi, diameter umbi, jumlah umbi tanaman-1, bobot umbi tanaman-1 dan bobot umbi ha-1terbaik.

    Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terong Hijau (Solanum Melongena L.) Akibat Pemberian Kombinasi Fungi Mikoriza Arbuskula (Fma) dan Pupuk Nitrogen

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi kombinasi mikoriza dengan pupuk N terhadap hasil terung hijau. Penelitian dilakukan di Desa Kedawung Wetan, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan pada bulan Februari sampai Mei 2020.Rancangan percobaan yang digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama dosis FMA (F), F1 : 0 g tanaman- 1, F2 : 5 g tanaman-1, F3: 10 g tanaman-1, sedangkan faktor kedua adalah dosis Nitrogen (N), N1 : 100 kg tanaman-1, N2: 200 kg tanaman-1, N3: 300 kg tanaman-1. Pengamatan terdiri dari bobot buah segar per tanaman, bobot buah segar per petak, panjang dan diameter buah per tanaman.Hasil penelitian menunjukkan pemberian mikoriza dan pupuk N menunjukkan pengaruh terhadap hasil tanaman terung hijau. Dosis campuran FMA 10 g tanaman-1 dengan pupuk N 200 kg ha-1 memberikan hasil lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya dilihat dari diameter, panjang buah dan bobot segar per petak, masing-masing mencapai 4,05 cm, 25,69 cm dan 179,68 kg

    Pengaruh Lama Pengomposan Serbuk Gergaji Kayu Jati (Tectona Grandis L.)dan Dosis Em4 Terhadap Efisiensi Unsur Hara Serta Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kubis Bunga (Brassica Oleracea L.)var. Dataran Rendah

    Full text link
    Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh lama pengomposan serbuk gergaji kayu jati dan dosis EM4 terhadap efisiensi pemupukan pada tanaman kubis bunga dataran rendah. Penelitian dilaksanakan di Desa Purut Kelurahan Purutrejo, Kecamatan Purworejo Kota pasuruan dengan ketinggian 4,5 m dpl, pada bulan Februari – Agustus 2018. Penelitian disusun secara faktorial. Faktor pertama lama pengomposan (L) dengan level yaitu; L1= 1 bulan, L2= 2 bulan, L3= 3 bulan dan fakor kedua dosis EM4 (D) dengan level yaitu; D1= 10%, D2= 20%, D3= 30%, sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang masing-masing kombinasi diulang tiga kali.Hasil penelitian menunjukkan terjadi interaksi antara perlakuan lama pengomposan dengan dosis EM4 pada tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, parameter analisis pertumbuan dan panen. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi yang lebih tinggi terdapat pada kombinasi lama pengoposan 2 bulan dengan dosis EM420% yaitu sebesar 76% pada unsur hara nitrogen dan efisiensi unsur hara phosphor sebesar 54,84%. Kombinasi lama pengomposan 2 bulan dengan dosis EM4 20% menunjukkan nilai produksi tertinggi yakni 15,97 ton.Ha-1dan hasil terendah terdapat pada kombinasi lama pengomposan 1 bulan dengan dosis EM4 20% yaitu 9,79 ton.Ha-1

    The Influence of Environment of Hydrilla Verticilata (L.F.) Royle on the Growth and Yield of Onion Crops (Allium Ascalonicum L.)

    Full text link
    This study aims to determinate the rigt length of immersion of Hydrilla verticilatta to produce high growth and yield of shallot plants. The research was conducted in the experimental field of the Faculty of Agriculture, University of Merdeka PAsirian, Purutrejo Village, Purworejo District, Pasuruan city in October 2019 until February 2020. The study used a randomized block design (RAK) consisting of 4 treatments and 6 replications with the following treatments : C0 : without immersion (control), C1 :immersion for 8 weeks,C2:immersion for 4 weeks,C3 : immersion for 2 weeks. The data obtained from the study were analyzed using analysis of variance, if there is real effect, then it is followed by the 5% LSD test.The result showed that Hydrilla verticilatta immersion treatment for 8 weeks was able to provide better growth and yields in all parameters and all ages of observation. The yield of shallot plants in the Hydrilla verticilatta immersion gave 8.70 tonnes ha-1, 2 weeks of Hydrilla verticilatta immersion 7.03 tonnes ha-1, bu the treatment without immersion (control) gave a lower yield of 4.44 tonnes ha-1

    Efek Pemberian Pupuk Kandang Ayam Dan Waktu Aplikasi Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kubis Bunga (Brassica Oleracea L.)

    Full text link
    Penelitian bertujuan untuk mengetahui efek pemberian pupuk kandang ayam dan waktu aplikasi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kubis bunga. Penelitian dilaksanakan di lahan Perhutani Desa Panditan, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan dengan ketinggian ± 800 m dpl suhu rata-rata 20◦C-26◦C pH tanah  6 – 6,5 Penelitian dimulai bulan Maret - Juni 2018 dengan curah hujan rata rata 917,5 mm – 914,5 mm.Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan pemberian pupuk kandang (pukan ayam) dan waktu aplikasi yang masing – masing diulang 4 kali sebagai berikut: P0: tanpa pukan, P1: pukan ayam15 ton ha-1 + 4 minggu sebelum tanam (MST), P2: pukan ayam 15 ton ha-1 + 8 MST, P3: pukan ayam 20 ton ha-1 + 4 MST, P4: pukan ayam 20 ton ha-1+ 8 MST, P5: pukan ayam 25 ton ha-1+ 4 MST dan P6: pukan ayam 25 ton ha-1+ 8 MST.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam 25 ton ha-1 dan waktu pemberian 8 MST menghasilkan pertumbuhan dan hasil terbaik yaitu sebesar 11,34 ton ha-1, sedangkan hasil yang lebih rendah jika tanpa pemberian pupuk kandang ayam adalah sebesar 7,52 ton ha-1

    Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terung (Solanum Melongena L.) Akibat Aplikasi Pupuk Organik Sabut Kelapa Limbah Pupuk Organik Cair (Poc)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan mengetahui respon tanaman terung terhadap aplikasi pupuk organik sabut kelapa limbah Pupuk Organik Cair (POC) yang diamati saat Fase generatif. Penelitian dilakukan di Desa Tembokrejo, Kelurahan Tembokrejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan dengan ketinggian ± 5 m dpl pada bulan April sampai Agustus 2020.Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor dengan empat perlakuan antara lain P0= Kontrol, P1= 7 ton ha-1 sabut kelapa limbah POC, P2= 14 ton ha-1 sabut kelapa limbah POC, P3= 21 ton ha-1 sabut kelapa limbah POC. Pengamatan terdiri dari diameter, panjang, bobot buah per tanaman, bobot buah per petak dan bobot buah per hektar.Hasil penelitian menunjukkan sabut kelapa limbah POC menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap hasil tanaman terung. Dosis serabut kelapa limbah POC 21 ton ha-1 memberikan diameter dan panjang buah tertinggi masing-masing sebesar 6,04 cm dan 28,95 cm yang diikuti dengan hasil panen sebesar 69,97 ton.ha-1
    corecore