2 research outputs found

    HUBUNGAN ANEMIA DENGAN MEMORI JANGKA PENDEK PADA SISWA SD INPRES NOELBAKI KABUPATEN KUPANG

    Get PDF
    Anemia adalah kondisi dimana konsentrasi hemoglobin yang berfungsi sebagai transport oksigen lebih rendah daripada yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini mengakibatkan kadar oksigen darah ke otak yang menurun sehingga dapat mengakibatkan penurunan kemampuan kognitif dan belajar anak. Menurunnya kemampuan kognitif ini akan terlihat dari menurunnya kemampuan memori jangka pendek anak. Tujuan penelitan ini untuk mencari korelasi antara anemia dengan memori jangka pendek pada siswa SD Inpres Noelbaki Kabupaten Kupang. Metode pada penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional komparatif. Pengumpulan data anemia menggunakan pemeriksaan kadar hemoglobin menggunakan alat Easy Touch GCHb dimana hasilnya dibandingkan dengan angka standar oleh WHO. Pengumpulan data kemampuan memori jangka pendek anak menggunakan kuesioner Wechsler Intellegence Scale for Children sub-scale digit span forward and backward yang disediakan. Analisis data menggunakan uji Chi square dengan uji alternatif Fischer’s exact test. Hasil analisis bivariat yang dilakukan pada variabel menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara anemia dan kemampuan memori jangka pendek pada siswa SD Inpres Noelbaki (p=0,770). Kesimpulan dari penelitian ini  tidak terdapat hubungan yang bermakna antara anemia terhadap kemampuan memori jangka pendek (p>0,05) pada siswa SD Inpres Noelbaki Kabupaten Kupan

    Stunting as a Synonym of Social Disadvantage and Poor Parental Education

    Get PDF
    Socially, economically, politically and emotionally (SEPE) disadvantaged children are shorter than children from affluent background. In view of previous work on the lack of association between nutrition and child growth, we performed a study in urban schoolchildren. We measured 723 children (5.83 to 13.83 years); Kupang, Indonesia; three schools with different social background. We investigated anthropometric data, clinical signs of malnutrition, physical fitness, parental education, and household equipment. Subjective self-confidence was assessed by the MacArthur test. The prevalence of stunting was between 8.5% and 46.8%. Clinical signs of under- or malnutrition were absent even in the most underprivileged children. There was no delay in tooth eruption. Underprivileged children are physically fitter than the wealthy. The correlation between height and state of nutrition (BMI_SDS, skinfold_SDS, MUAC_SDS) ranged between r = 0.69 (p < 0.01) and r = 0.43 (p < 0.01) in private school children, and between r = 0.07 (ns) and r = 0.32 (p < 0.01) in the underprivileged children. Maternal education interacted with height in affluent (r = 0.20, p < 0.01) and in underprivileged children (r = 0.20, p < 0.01). The shortness of SEPE disadvantaged children was not associated with anthropometric and clinical signs of malnutrition, nor with delay in physical development. Stunting is a complex phenomenon and may be considered a synonym of social disadvantage and poor parental education
    corecore