82 research outputs found
FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KARAMUNTING (RHODOMYTUS TOMENTOSA)
Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) merupakan tumbuhan yang banyak terdapat di Indonesia. Daun karamunting banyak dimanfaatkan oleh masyarakat karena dapat digunakan sebagai obat alami salah satunya digunakan masyarakat sebagai obat luka. Tujuan penelitian ini untuk memformulasi sediaan krim ekstrak daun karamunting dan mengetahui mutu fisik serta stabilitas mekaniknya. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan kombinasi emulgator asam stearat pada konsentrasi 6%, 8%, 10% dan trietanolamin dengan konsentrasi 2%, 3% 4%. Uji mutu fisik pada sediaan krim meliputi uji organoleptik, homogenitas, tipe krim, pH, daya sebar, viskositas dan stabilitas mekanik. Hasil uji organoleptik ketiga formula krim ekstrak daun karamunting memiliki warna hijau, aroma khas ekstrak, tekstur lembut. Ketiga sediaan krim homogen dan tipe krim minyak dalam air (M/A). Hasil mutu fisik sediaan krim formula 1 - 3 yaitu nilai pH 5,39; 5,42; 5,43; daya sebar 5,4; 4,7; 4,5 cm; viskositas 9.336; 9.648; 10.320 cP. Hasil uji stabilitas mekanik, formula 1 terjadi pemisahan fase, formula 2 dan 3 tidak menunjukkan pemisahan fase
Pengaruh Trietanolamin Dan Asam Stearat Terhadap Mutu Fisik Dan Stabilitas Mekanik Krim Sari Buah Tomat
Tomatoes contain lycopene which is an antioxidant. Antioxidant preparations can be made in the form of a cream with components of an oil phase, a water phase and an emulsifier. Emulsifiers that can be used are triethanolamine (TEA) and stearic acid. This study aims to determine the effect of triethanolamine and stearic acid as emulsifiers on the physical quality and mechanical stability of tomatoes extract cream. The use of triethanolamine and stearic acid with a ratio of 2%:5%; 3%:10%; 4%:15%. The test are the physical characteristics of tomatoes extract cream included organoleptic, homogeneity, cream type, pH, viscosity, spreadability, adhesion, protection and mechanical stability using the centrifugation method. The results of the phytochemical screening of tomatoes extract were positive for triterpenoids. The test results of the three cream formulas are odorless, semi-solid form, light orange to white color, homogeneous, cream type M/A, pH 5.25 - 6.26; viscosity 5,376 cP - 14,370 cP, spreadability 4 - 5,067 cm, adhesion 4 - 11.6 seconds, protection power 2 - 5.2 seconds. The three cream formulas did not undergo phase separation. The higher concentration of TEA and stearic acid had an effect on viscosity, pH value, adhesion, dispersibility and protection, but had no effect on organoleptic, homogeneity, cream type, and stability. tomatoes extract cream with a concentration of TEA:stearic acid 2%:5% gave the best physical quality
Evaluasi Mutu Fisik, Stabilitas Mekanik dan Aktivitas Antioksidan Hand and Body Lotion Ekstrak Labu Kuning (Cucurbita moschata D.): Evaluation of Physical Quality, Mechanical Stability and Antioxidant Activity of Pumpkin Extract Hand and Body Lotion (Cucurbita moschata D.)
Damage to the skin can be caused by free radicals that come from sun exposure. Skin needs antioxidants to neutralize free radicals. Plants that have natural antioxidant power include pumpkin (Cucurbita moschata D.) which contains flavonoids. The purpose of this study was to evaluate the physical quality and mechanical stability of hand and body lotion preparations of pumpkin extract and antioxidant activity in the category of inhibitory concentration value (IC50). The laboratory research method used is the experimental method. The preparations were made in three formulas with different extract concentrations, namely 2,2%, 3,2% and 4,2%. Antioxidant activity test was carried out using the ABTS method. The results of the preparation evaluation were the value of viscosity (9.367-20.173 cP), pH 7, emulsion type (O/W), spreadability (4,5-7,7 cm), adhesion power (2,567-4,667 seconds), protection power (2,933 β 3,807 seconds) and in the mechanical stability test did not experience phase separation. The IC50 value of pumpkin extract obtained a value of 67,07 ppm (strong), formula I 84,05 ppm (strong), formula II 73,96 (strong), formula III 68,5 ppm (strong). Pumpkin extract hand and body lotion has good physical quality and mechanical stability and has strong antioxidant activity.
ABSTRAK
Kerusakan pada kulit dapat disebabkan karena adanya radikal bebas yang bersumber dari paparan sinar matahari. Kulit membutuhkan antioksidan untuk menetralkan radikal bebas. Tanaman yang mempunyai daya antioksidan alami antara lain labu kuning (Cucurbita moschata D.) dengan kandungan flavonoid. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melakukan evaluasi mutu fisik dan stabilitas mekanik sediaan hand and body lotion ekstrak labu kuning serta aktivitas antioksidan dalam kategori nilai inhibitory concentration (IC50). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental laboratorium. Sediaan dibuat dalam tiga formula dengan perbedaan konsentrasi ekstrak yaitu 2,2%, 3,2% dan 4,2%. Uji aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode ABTS. Hasil evaluasi sediaan yaitu nilai viskositas (9.367-20.173 cP), pH 7, tipe emulsi (M/A), daya sebar (4,5-7,7 cm), daya lekat (2,567-4,667 detik), daya proteksi (2,933-3,807 detik) dan pada uji stabilitas mekanik tidak mengalami pemisahan fase. Nilai IC50 ekstrak labu kuning diperoleh nilai 67,07 ppm (kuat), formula IΒ 84,05 ppm (kuat), formula II 73,96 (kuat), formula III 68,5 ppm (kuat). Hand and body lotion ekstrak labu kuning memiliki mutu fisik dan stabilitas mekanik yang baik serta mempunyai aktivitas antioksidan dengan kategori kuat
Upaya Peningkatan Dan Monitoring Obat, Kesehatan Fisik Serta Psikologis Pada Pasien Penyakit Kronis Selama Pandemi Covid-19
Changes in disease patterns in Indonesia in the last 30 years show that the biggest causes of death and illness are no longer infectious and contagious diseases, but non-communicable diseases such as diabetes, heart disease, stroke. Various young people to the elderly, with varying economic levels experience this disease. It is feared that the morbidity rate will continue to increase, along with the lifestyle of people who are not physically active. This non-communicable disease (PTM), although it looks like a harmless disease, requires long-term treatment. The conditions during the Covid-19 pandemic caused anxiety both about the course of the disease in prolanis patients and anxiety about exposure to the CoV virus. The purpose of this activity is to provide education, increase prolanis patient adherence to therapy and prevent excessive anxiety that can cause mental health problems during the Covid-19 pandemic. Health monitoring including medication adherence is carried out through the HARMONIC POCKET BOOK. The level of understanding of the participants is obtained from filling out a questionnaire through a link, which is then analyzed using statistics and percentage values. Based on the results of the posttest, through online counseling activities can improve understanding of the material with a p value of 0.00 and some 90% of participants have a level of understanding in the good and very good categories.abstrakPerubahan pola penyakit di Indonesia dalam 30 tahun terakhir ini, menunjukkan bahwa penyebab kematian dan kesakitan terbesar bukan lagi penyakit infeksi dan menular, tetapi penyakit tidak menular seperti DM, jantung, stroke. Berbagai kalangan muda sampai manula, dengan tingkat perekonomian yang bervariasi mengalami penyakit ini. Angka kesakitan dikhawatirkan akan terus meningkat, seiring pola hidup masyarakat yang tidak aktif secara fisik. Penyakit tidak menular (PTM) ini, meski terkesan penyakit yang tidak membahayakan, tetapi membutuhkan pengobatan jangka lama. Kondisi masa pandemi Covid-19, menyebabkan timbulnya kecemasan baik terhadap perjalanan penyakit pada pasien prolanis maupun kecemasan terhadap paparan virus CoV. Tujuan kegiatan ini dalam rangka memberikan edukasi, meningkatkan kepatuhan pasien prolanis terhadap terapi dan mencegah terjadinya kecemasan yang berlebihan sehingga menimbulkan gangguan pada kesehatan jiwa selama pandemi Covid-19. Monitoring kesehatan termasuk kepatuhan pengobatan dilakukan melalui BUKU SAKU HARMONIS. Tingkat pemahaman peserta diperoleh dari pengisian kuisioner melalui link, yang selanjutnya dianalisis menggunakan statistika dan nilai persentase. Berdasarkan hasil postest, melalui kegiatan penyuluhan secara daring dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi dengan p value 0,00 dan sebagian 90% peserta memiliki tingkat pemahaman dalam kategori baik dan sangat baik
Upaya Peningkatan Dan Monitoring Obat, Kesehatan Fisik Serta Psikologis Pada Pasien Penyakit Kronis Selama Pandemi Covid-19
Changes in disease patterns in Indonesia in the last 30 years show that the biggest causes of death and illness are no longer infectious and contagious diseases, but non-communicable diseases such as diabetes, heart disease, stroke. Various young people to the elderly, with varying economic levels experience this disease. It is feared that the morbidity rate will continue to increase, along with the lifestyle of people who are not physically active. This non-communicable disease (PTM), although it looks like a harmless disease, requires long-term treatment. The conditions during the Covid-19 pandemic caused anxiety both about the course of the disease in prolanis patients and anxiety about exposure to the CoV virus. The purpose of this activity is to provide education, increase prolanis patient adherence to therapy and prevent excessive anxiety that can cause mental health problems during the Covid-19 pandemic. Health monitoring including medication adherence is carried out through the HARMONIC POCKET BOOK. The level of understanding of the participants is obtained from filling out a questionnaire through a link, which is then analyzed using statistics and percentage values. Based on the results of the posttest, through online counseling activities can improve understanding of the material with a p value of 0.00 and some 90% of participants have a level of understanding in the good and very good categories.abstrakPerubahan pola penyakit di Indonesia dalam 30 tahun terakhir ini, menunjukkan bahwa penyebab kematian dan kesakitan terbesar bukan lagi penyakit infeksi dan menular, tetapi penyakit tidak menular seperti DM, jantung, stroke. Berbagai kalangan muda sampai manula, dengan tingkat perekonomian yang bervariasi mengalami penyakit ini. Angka kesakitan dikhawatirkan akan terus meningkat, seiring pola hidup masyarakat yang tidak aktif secara fisik. Penyakit tidak menular (PTM) ini, meski terkesan penyakit yang tidak membahayakan, tetapi membutuhkan pengobatan jangka lama. Kondisi masa pandemi Covid-19, menyebabkan timbulnya kecemasan baik terhadap perjalanan penyakit pada pasien prolanis maupun kecemasan terhadap paparan virus CoV. Tujuan kegiatan ini dalam rangka memberikan edukasi, meningkatkan kepatuhan pasien prolanis terhadap terapi dan mencegah terjadinya kecemasan yang berlebihan sehingga menimbulkan gangguan pada kesehatan jiwa selama pandemi Covid-19. Monitoring kesehatan termasuk kepatuhan pengobatan dilakukan melalui BUKU SAKU HARMONIS. Tingkat pemahaman peserta diperoleh dari pengisian kuisioner melalui link, yang selanjutnya dianalisis menggunakan statistika dan nilai persentase. Berdasarkan hasil postest, melalui kegiatan penyuluhan secara daring dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi dengan p value 0,00 dan sebagian 90% peserta memiliki tingkat pemahaman dalam kategori baik dan sangat baik
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SERBUK INSTAN JAHE MERAH (Zingiber Officinale Variates Rubrum) DAN JAHE EMPRIT (Zingiber Officinale Variates Amarum)
Latar belakang : Jahe merupakan komoditas yang diperdagangkan secara luas.
Kandungan seperti gingerol dan shogaol merupakan metabolit sekunder yang
berpotensi sebagai antioksidan. Jahe sering dikonsumsi dalam bentuk minuman
seperti serbuk instan yang bermanfaat untuk menghangatkan tubuh. Penelitian ini
bertujuan untuk melakukan formulasi dan pengujian aktivitas antioksidan pada
serbuk instan jahe merah dan jahe emprit.
Metode : Metode filtrasi dan kristalisasi digunakan pada pembuatan serbuk instan
jahe. Pengujian stabilitas fisik dengan penyimpanan pada suhu ruang dan climatic
chamber. Aktivitas antioksidan diuji menggunakan metode ABTS dengan vitamin
C sebagai kontrol positif yang diukur menggunkaan spektrofotometer UV-Vis dan
IC50 sebagai parameter.
Hasil : Hasil uji stabilistas fisik serbuk instan jahe dengan penyimpinan suhu
ruang dan climatic chamber pengujian waktu alir F1 (1,44 detik; 2,01 detik) F2
91,56 detik; 1,65 detik) F3 (2,23 detik; 2,10 detik), sudut diam F1 (25,45Β°;
29,54Β°) F2 (24,39Β°; 27,11Β°) F3 (29,38Β°, 30,86Β°) dan waktu larut F1 (1:38 detik;
1:23 detik) F2 (1:08 detik 1:00 detik) F3 (1:17 detik; 1:17 detik). Kadar air ketiga
formula memenuhi syarat dan hasil kadar abu tidak memenuhi syarat SNI. Uji
aktivitas antioksidan pada sampel serbuk dan larutan F1 (92,32 ppm; 42,60 ppm)
F2 (82,68 ppm; 46,31 ppm) dan F3 (91,51 ppm; 48,49 ppm).
Kesimpulan : Formulasi dengan variasi jenis jahe pada uji waktu alir,sudut diam
waktu larut dan kadar air memiliki karakteristik yang memenuhi syarat kecuali
kadar abu yang tidak memenuhi standar SNI. Aktivitas antioksidan yang
dinyatakan dengan nilai IC50 pada setiap formulasi berbeda. Kategori IC50 sampel
serbuk yaitu kuat dan sampel larutan sangat kuat.
Kata kunci : Serbuk instan, Jahe merah, Jahe emprit, Antioksidan
KAJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) PADA SEDIAAN FARMASI
Latar Belakang :Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi seperti
keragaman tanaman obat. Tanaman yang dapat digunakan dalam pengobatan
salah satunya adalah kemangi (Ocimum sanctum L).Kandungan yang terdapat
pada ekstrak daun kemangi yaitu flavonoid,tanin dan minyak atsiri.Salah satu
kandungan minyak atsiri adalah linaloon dengan mekanisme denaturasi protein
bakteri.
Tujuan : Untuk mengetahui aktivitas antibakteri daun kemangi (Ocimum sanctum
L).
Metode : Penelitian dilakukan dengan metode non-eksperimental dengan
pengambilan kesimpulan yang menggabungkan dua atau lebih penelitian sejenis
dari berbagai artikel sehingga memperoleh panduan data sebagai hasil.
Hasil : Daun kemangi memiliki senyawa metabolit sekunder flavonoid, tanin dan
saponin yang berperan sebagai antibakteri. Dalam pengujian antibakteri kelima
artikel menggunakan metode difusi agar dan didapatkan aktivitas antibakteri
memiliki zona hambat yang berbeda-beda. Kandungan minyak atsiri pada sediaan
sabun cair daun kemangi memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli dan S.
aureusdengan Konsentrasi Bunuh Minimal antara 0,5% v/v dan 0,25% v/v. Pada
sediaan obat kumur herba kemangi memiliki aktivitas antibakteri dengan
Konsentrasi hambat minimum sebesar 0,3% b/v. Pada sediaan pasta gigi
penelitian menunjukkan diameter zona hambat paling baik pada konsentrasi 15
mg/mL (6,247 mm). Pada sediaan larutan ekstrak daun kemangi penelitian
menunjukkan diameter zona hambat pada konsentrasi 10 hingga 100% dari 6,33
hingga 14,44 mm.
Kesimpulan : Daun kemangi memiliki aktivitas sebagai antibakteri pada sediaan
farmasi dan kandungan senyawa metabolit sekundernya yaitu flavonoid, tanin dan
saponin.Dari sediaan gel, pasta gigi, obat kumur dan larutan menunjukkan
semakin tinggi aktivitas antibakteri maka semakin baik diameter zona hambat
yang terbentuk.
Kata kunci :Daun kemangi, Antibakteri, Sediaan Farmas
KAJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI SABUN CAIR EKSTRAK LIDAH BUAYA ( Aloe Vera ) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
Latar Belakang: Tubuh manusia mudah terinfeksi oleh bakteri yang menyebabkan iritasi
pada kulit maupun bagian dalam dari tubuh manusia salah satunya bakteri Staphylococcus
aureus dan bakteri Escherichia coli. Lidah buaya memiliki kandungan metabolit sekunder
yang dapat berfungsi sebagai antibakteri dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Sediaan lidah buaya dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan praktis, ekonomis dan
mudah digunakan seperti sabun cair.
Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari sabun cair esktrak
lidah buaya terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli serta mengkaji
kandungan metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak lidah buaya sebagai
antibakteri.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain literatur review.
Penelitian dilakukan dengan menganalisis lima artikel yang bereputasi baik yaitu 2 jurnal
terakreditasi SINTA, 2 jurnal nasional dan 1 jurnal internasional.
Hasil: Sabun cair ekstrak lidah buaya mengandung metabolit sekunder yaitu saponin,
flavonoid, terpenoid, tanin, antrakuinon dan accemanan. Aktivitas antibakteri sabun cair
ekstrak lidah buaya dengan konsentrasi yang bervariasi antara 5%-50%. Sabun cair ekstrak
lidah buaya (Aloe Verai) lebih efektif terhadap bakteri Escherichia coli dengan konsentrasi
5%, 10%, 15%, 25% dan 50% menghasilkan rata-rata zona hambat 9,12 mm β 22,60 mm
yang termasuk dalam kategori sedang hingga sangat kuat dan bakteri Staphylococcus aureus
dengan konsentrasi 0,00- 66,67% mm diamter zona hambat 0,1-0,9 mm kategori lemah.
Kesimpulan: Sabun cair ekstrak lidah buaya mengandung metabolit sekunder saponin,
flavonoid, terpenoid, tanin, antrakuinon dan accemanan serta memiliki aktivitas sebagai
antibakteri dilihat dari diameter zona hambat yang terbentuk mulai dari 0,1 mm-22,60 mm
yang termasuk dalam kategori lemah hingga sangat kuat.
Kata kunci : Lidah buaya, antibakteri, sabun cair
Kepustakaan : 17 (2011-2020
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL BUAH LABU KUNING (Cucurbita moschata D.) TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN LIP BALM
Bibir merupakan kulit yang sangat sensitif terhadap cuaca,
sehingga dapat menyebabkan kering dan pecah-pecah. Buah labu kuning
(Cucurbita moschata D.) dinyatakan dapat melawan radikal bebas. Antioksidan
dapat mencegah terbentuknya radikal bebas oleh sebab itu kerusakan sel akan
dihambat. Buah labu kuning (Cucurbita moschata D.) mengandung senyawa
flavonoid yang bersifat antioksidan sehingga buah labu kuning berpotensi
dikembangkan sebagai lip balm untuk perawatan bibir.
Tujuan : Untuk mengevaluasi konsentrasi buah labu kuning yang dapat
menghasilkan lip balm yang memenuhi persyaratan uji, untuk mengevaluasi
karakteristik fisik sediaan lip balm ekstrak etanol buah labu kuning (Cucurbita
moschata D.) dengan variasi konsentrasi 6%, 8%, dan 10% serta untuk
mengetahui aktivitas antioksidan yang dinyatakan dengan nilai inhibition
concentration (IC50).
Metode : Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental
laboratorium dan analisis data menggunakan SPSS.
Hasil : Hasil evaluasi sediaan lip balm ekstrak etanol buah labu kuning yaitu
sediaan lip balm ekstrak buah labu kuning dengan konsentrasi 10% memenuhi
persyaratan uji dengan nilai IC50 sebesar 169,86 ppm (sedang), hasil evaluasi
sediaan lip balm dengan variasi konsentrasi 6%, 8%, dan 10% memiliki
karakteristik fisik yang memenuhi persyaratan uji. Rata-rata nilai IC50 lip balm
ekstrak buah labu kuning pada formula I sebesar 196,3 ppm (sedang), pada
formula II sebesar 181,6 ppm (sedang), dan pada formula III sebesar 169,86 ppm
(sedang).
Kesimpulan : Lip balm ekstrak etanol buah labu kuning (Cucurbita moschata D.)
memiliki mutu fisik yang memenuhi persyaratan uji serta mempunyai antioksidan
dengan kategori sedang
KAJIAN MUTU FISIK MASKER GEL PEEL OFF MENGGUNAKAN KOMBINASI BASIS PVA DAN HPMC SERTA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT MANGGIS
Masker peel off dapat dibuat dari bahan alam yang
mengandung senyawa antioksidan yang dapat membantu untuk merawat kulit
wajah. Kulit buah manggis adalah salah satu limbah buah yang mengandung
senyawa antioksidan yaitu xanthone.
Tujuan : Untuk mengetahui mutu fisik sediaan masker peel off ekstrak kulit
manggis (mangosteen) menggunakan basis Polyvinyl Alcohol (PVA) dan HPMC
(Hidroksipropil Metilselulosa) Untuk mengetahui nilai IC 50 sediaan masker peel off
ekstrak kulit manggis.
Metode : Metode ini merupakan studi literatur yang menggunakan artikel
penelitian, artikel penelitian gunakan sebanyak 5 artikel yaitu 1 artikel
internasional dan 4 artikel nasional.
Hasil : Mutu fisik uji pH artikel 1, 3, 4, 5 memenuhi syarat rentang pH pada kulit (5,025 β
6,4 ), uji homogenitas artikel 1, 3, 5 homogen, uji viskositas artikel 1, 2, 3, 4, 5 ( 4292 β
23125 cps), uji waktu mengering artikel 1, 2, 4, 5 (15 β 30 menit ), uji daya sebar artikel 2, 5
( 5,5 Β± 0,4 β 7 cm), Tidak memenuhi syarat uji viskositas artikel 2, 5, (1990 β 2167 cps ),
uji waktu mengering artikel 1, 3 ( 12 β 36 menit ), uji daya sebar artikel 2, 3, 4 ( 2,68 β
57,28 Β± 50,00 cm). Aktivitas antioksidan menunjukan hasil pada artikel pertama
nilai IC 50 7,33 ppm pada artikel ketiga nilai IC 50 18,39 ppm, artikel keempat nilai
IC 50 6,949 ppm, artikel kelima nilai IC 50 20 ppm.
Kesimpulan : Mutu fisik masker peel off hasil yang memenuhi syarat dan tidak
memenuhi syarat, aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH menunjukan
nilai pada artikel 1, 3, 4, 5 nilai IC 50 (7,33 β 20 ppm)
- β¦