9 research outputs found

    Strategi pemerintah kolonial menangani pandemi pada masa haji di awal abad ke-20

    No full text
    Tesis ini menjelaskan Pandemi Influenza di tahun 1918 dan upaya Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda dalam menangani wabah penyakit serta realitas penanganan pandemi terhadap haji di tahun 1918-1927. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan teori strategi, pendekatan dan metode sejarah. Sedangkan data diperoleh melalui teknik Library Research (Studi Pustaka). Sumber primer yang digunakan berupa koran-koran lama yang didapatkan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan melalui www.delpher.nl. Hasil yang penulis temukan ialah pada tahun 1918, Pandemi Influenza mulai menyebar ke berbagai wilayah dan tak terkecuali Hindia-Belanda. Di tahun tersebut pula Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda sedang memberlakukan penghentian sementara aktivitas angkutan jemaah haji. Hal itu dikarenakan Perang Dunia Pertama dan penyebaran Pandemi Influenza. Untuk menanggulangi wabah penyakit, dibuatlah Influenza Ordonnantie (1920) yang merujuk kepada Quarantaine Ordonnantie dan Epidemie Ordonnantie (1911) serta dibuat pula Stomvaart Pelgrims Ordonantie (1922). Meski Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda telah menerbitkan beberapa peraturan terkait wabah penyakit untuk meminimalisir jumlah korban dan melindungi Hindia-Belanda. Namun sayangnya banyak tindakan pelanggaran dan penyelewengan yang dilakukan oleh orang-orang di lapangan, baik itu Nakhoda Kapal ataupun para peziarah membuat korban tetap berjatuhan. Fasilitas karantina yang tidak memuaskan dan kondisi higienis di Hijaz yang buruk turut serta mempengaruhi kondisi kesehatan Jemaah Haji. Maka dari itu masih ditemukan kasus kematian selama proses pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji dari Hindia-Belanda menuju Jeddah begitupun sebaliknya.xi, 189 hlm, ilusi; 25 c

    Strategi pemerintah kolonial menangani pandemi pada masa haji di awal abad ke-20

    No full text
    Tesis ini menjelaskan Pandemi Influenza di tahun 1918 dan upaya Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda dalam menangani wabah penyakit serta realitas penanganan pandemi terhadap haji di tahun 1918-1927. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan teori strategi, pendekatan dan metode sejarah. Sedangkan data diperoleh melalui teknik Library Research (Studi Pustaka). Sumber primer yang digunakan berupa koran-koran lama yang didapatkan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan melalui www.delpher.nl. Hasil yang penulis temukan ialah pada tahun 1918, Pandemi Influenza mulai menyebar ke berbagai wilayah dan tak terkecuali Hindia-Belanda. Di tahun tersebut pula Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda sedang memberlakukan penghentian sementara aktivitas angkutan jemaah haji. Hal itu dikarenakan Perang Dunia Pertama dan penyebaran Pandemi Influenza. Untuk menanggulangi wabah penyakit, dibuatlah Influenza Ordonnantie (1920) yang merujuk kepada Quarantaine Ordonnantie dan Epidemie Ordonnantie (1911) serta dibuat pula Stomvaart Pelgrims Ordonantie (1922). Meski Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda telah menerbitkan beberapa peraturan terkait wabah penyakit untuk meminimalisir jumlah korban dan melindungi Hindia-Belanda. Namun sayangnya banyak tindakan pelanggaran dan penyelewengan yang dilakukan oleh orang-orang di lapangan, baik itu Nakhoda Kapal ataupun para peziarah membuat korban tetap berjatuhan. Fasilitas karantina yang tidak memuaskan dan kondisi higienis di Hijaz yang buruk turut serta mempengaruhi kondisi kesehatan Jemaah Haji. Maka dari itu masih ditemukan kasus kematian selama proses pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji dari Hindia-Belanda menuju Jeddah begitupun sebaliknya.xi, 189 hlm, ilusi; 25 c

    Sejarah Bangka Belitung dari Masa ke Masa Jilid 1

    No full text
    xiv + 218 hal.; 20,5 cm x 29 c

    Sejarah Bangka Belitung dari Masa ke Masa Jilid 1

    No full text
    xiv + 218 hal.; 20,5 cm x 29 c
    corecore