2 research outputs found

    Profil Darah dan Penambahan Bobot Badan Kambing Peranakan Ettawah Setelah Pemberian Vaksin Iradiasi Streptococcus agalactiae

    Get PDF
    Kambing Peranakan Ettawah (PE) merupakan kambing yang dipelihara untuk memenuhi kebutuhan susu dan daging. Sebagai ternak penghasil susu, kambing PE juga rentan terhadap mastitis subklinis. Penyebab utama kejadian mastitis subklinis adalah bakteri Streptococcus agalactiae. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui profil darah kambing PE dengan pemberiaan vaksin iradiasi S. agalactiae. Kambing yang digunakan adalah kambing sehat yang sedang bunting yang memasuki periode kering kandang dan divaksin dengan interval dua minggu. Volume vaksin yang digunakan adalah 2 ml yang mengandung 108 cfu/ml S. agalactiae. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vaksin iradiasi S. agalactiae tidak menyebabkan anemia pada kambing PE baik selama kebuntingan maupun setelah melahirkan. Selain itu pemberian vaksin iradiasi juga tidak mempengaruhi penambahan bobot badan harian kambing PE. Hasil ini mengindikasikan bahwa pemberian vaksin iradiasi S. agalactiae tidak mempengaruhi sistem hematologi kambing

    Evaluasi Performa Karkas Kelinci Lokal dan New Zealand White Jantan pada Berat Potong yang Berbeda

    Full text link
    . Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa karkas kelinci jantan yang dipotong pada bangsa dan kategori berat potong yang berbeda. Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial digunakan, dimana bangsa kelinci (lokal dan New Zealand White) dan kategori berat potong ( 2 kg) sebagai faktor-faktornya. Jumlah ulangan pada setiap pengelompokan adalah 15 ekor sehingga total 60 ekor kelinci digunakan. Peubah yang diamati adalah berat karkas, berat daging, berat tulang, persentase karkas, persentase daging, persentase tulang dan meat bone ratio (MBR). Dalam penelitian ini juga dilakukan pengamatan korelasi antara berat potong dan berat karkas dengan berat karkas, berat daging, berat tulang, persentase karkas, persentase daging, persentase tulang dan MBR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan bangsa dan berat potong memberikan perbedaan signifikan terhadap berat karkas, daging, dan tulang (P 2 kg. Kelinci New Zealand White berat 2 kg menghasilkan persentase karkas dan MBR yang berbeda tidak nyata (P>0,05). Kelinci New Zealand White sebaiknya dipotong pada berat > 2 kg karena pada berat potong < 2 kg menghasilkan rasio MBR yang rendah. Terdapat interaksi antara berat potong dan perbedaan bangsa terhadap performa karkas kelinci jantan.Carcass Performance Evaluation of Local and New Zealand White Bucks from Different Slaughter Weigh
    corecore