5 research outputs found
DAMPAK PENGGUNAAN GADGET PADA PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK PRA SEKOLAH DI PAUD KOBER KARISMA BKN JATI KARANGSARI BINONG SUBANG TAHUN 2021
Perkembangan sosial anak prasekolah dapat dilihat ketika anak
mulai bergabung dalam kelompok bermain, perkembangan sosial anak prasekolah
di era modern semakin menurun, kebiasaan anak yang lebih memilih
menghabiskan waktunya untuk bermain gadget daripada berinteraksi dengan
teman sebaya, dan orang di sekelilingnya, sehingga akan memberikan dampak
negatif pada perkembangan sosial anak.
Tujuan : Mengetahui penggunaan gadget, durasi penggunaan, peran orang tua
dan guru, dampak penggunaan gdget, serta upaya pennganan dampak penggunaan
gadget pada perkembangan sosial anak.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara
mendalam dan observasi, informan utama yaitu 6 anak usia 3-6 tahun dan 10
informan triangulasi orangtua, guru dan bidan. Instrumen yang digunakan
panduan wawancara dan lembar observasi.
Hasil : Penggunaan gadget >1 jam/hari,membuat anak kecanduan memberikan
dampak pada interaksi sosial dan perkembangan kemandirian anak. Peran orang
tua berperan aktif untuk mengawasi dan mengendalikan anaknya dalam
menggunakan gadget, guru di sekolah berperan dalam membangun karakter anak
dan memperhatikan perkembangan anak di sekolah. Upaya orang tua meluangkan
waktu, rekreasi dengan anak, membatasi penggunaan gadget, guru memberikan
permainan tradisional yang membangun kerjasama dengan temannya.
Kesimpulan : Penggunaan gadget pada anak prasekolah memiliki dampak
perkembangan sosial di PAUD Kober Karisma Bkn Jati Karangsari Binong
Subang.
Saran : Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan anak
prasekolah dalam kegiatan interaksi agar mendapatkan hasil yang lebih
komprehensif dan akurat
Yoga Sebagai Upaya Mengatasi Nyeri Haid pada Remaja
Adolescence is a period of transition from puberty to adulthood, which is at the age of 11-20 years. During this transition period, the individual matures physiologically, psychologically, mentally, emotionally, and socially. In adolescent girls, usually the age of first menstruation (menarche) is around the age of 12-16 years. women often experience discomfort in the lower abdomen. The presence of uterine contractions during the menstrual process causes pain during the menstrual cycle. Menstrual pain interferes with women's activities, causing women to try to find ways to reduce the pain they experience. Yoga is an activity in which a person concentrates the whole mind to control the five senses and the body as a whole. According to several studies, yoga that is carried out regularly for 30-45 minutes and is done 2-3 times a week is proven to be more effective in reducing menstrual pain. Some of the yoga movements that can reduce menstrual pain include the Balasana (Child Position), Paschimottanasana (Sitting Position and Body Bend forward), this feeling of comfort will ultimately increase a person's tolerance for pain. The material was delivered using a lecture and discussion method between the presenter team and the respondents as well as showing videos of yoga movements to reduce menstrual cramps and the implementation of activities carried out online via WhatApps and Zoom. The results of the community service activities carried out showed that the pretest score before counseling was on average 63.25, the posttest score after the counseling was obtained was an average of 68. This indicates that after the counseling there was an increase in adolescent knowledge about yoga as an effort to reduce menstrual pain . AbstrakMasa remaja merupakan masa peralihan dari pubertas ke dewasa, yaitu pada umur 11- 20 tahun. Pada masa peralihan tersebut individu matang secara fisiologik, psikologik, mental, emosional, dan sosial. Pada remaja wanita, biasanya usia pertama kali mengalami menstruasi (menarche) adalah sekitar usia 12-16 tahun. seringkali wanita mengalami rasa tidak nyaman di perut bagian bawah. Adanya kontraksi rahim saat proses menstruasi menyebabkan munculnya rasa sakit selama siklus menstruasi, Nyeri haid mengganggu wanita dalam beraktivitas, menyebabkan para wanita berupaya mencari cara untuk mengurangi nyeri yang dialaminya haid. Yoga adalah sebuah aktivitas dimana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca indera dan tubuhnya secara keseluruhan. Menurut beberapa penelitian, yoga yang dilaksanakan secara teratur selama 30-45 menit dan dilakukan 2- 3 kali seminggu terbukti lebih efektif menurunkan nyeri haid. Beberapa gerakan yoga yang dapat mengurangi nyeri haiad di antaranya adalah gerakan Balasana (Posisi Anak), Paschimottanasana (Posisi Duduk dan Tubuh Menekuk ke depan), adanya rasa nyaman inilah yang akhirnya akan meningkatkan toleransi seseorang terhadap rasa nyeri. Penyampaian materi disampaikan dengan metode ceramah dan diskusi antara tim penyaji dengan responden serta menampilkan video gerakan yoga untuk mengurangi nyeti haid dan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara daring via WhatApps dan Zoom. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan menunjukkan skor pretest sebelum dilakukannya penyuluhan yaitu rata-rata 63.25, pada skor posttest setelah dilakukannya penyuluhan didaptkan hasil yaitu rata-rata 68. Hal ini menunjukkan bahwa setelah dilakukannya peyuluhan adanya peningkatan pengetahuan remaja mengenai yoga sebagai upaya mengurangi nyeri haid
Yoga Sebagai Upaya Mengatasi Nyeri Haid pada Remaja
Adolescence is a period of transition from puberty to adulthood, which is at the age of 11-20 years. During this transition period, the individual matures physiologically, psychologically, mentally, emotionally, and socially. In adolescent girls, usually the age of first menstruation (menarche) is around the age of 12-16 years. women often experience discomfort in the lower abdomen. The presence of uterine contractions during the menstrual process causes pain during the menstrual cycle. Menstrual pain interferes with women's activities, causing women to try to find ways to reduce the pain they experience. Yoga is an activity in which a person concentrates the whole mind to control the five senses and the body as a whole. According to several studies, yoga that is carried out regularly for 30-45 minutes and is done 2-3 times a week is proven to be more effective in reducing menstrual pain. Some of the yoga movements that can reduce menstrual pain include the Balasana (Child Position), Paschimottanasana (Sitting Position and Body Bend forward), this feeling of comfort will ultimately increase a person's tolerance for pain. The material was delivered using a lecture and discussion method between the presenter team and the respondents as well as showing videos of yoga movements to reduce menstrual cramps and the implementation of activities carried out online via WhatApps and Zoom. The results of the community service activities carried out showed that the pretest score before counseling was on average 63.25, the posttest score after the counseling was obtained was an average of 68. This indicates that after the counseling there was an increase in adolescent knowledge about yoga as an effort to reduce menstrual pain . AbstrakMasa remaja merupakan masa peralihan dari pubertas ke dewasa, yaitu pada umur 11- 20 tahun. Pada masa peralihan tersebut individu matang secara fisiologik, psikologik, mental, emosional, dan sosial. Pada remaja wanita, biasanya usia pertama kali mengalami menstruasi (menarche) adalah sekitar usia 12-16 tahun. seringkali wanita mengalami rasa tidak nyaman di perut bagian bawah. Adanya kontraksi rahim saat proses menstruasi menyebabkan munculnya rasa sakit selama siklus menstruasi, Nyeri haid mengganggu wanita dalam beraktivitas, menyebabkan para wanita berupaya mencari cara untuk mengurangi nyeri yang dialaminya haid. Yoga adalah sebuah aktivitas dimana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca indera dan tubuhnya secara keseluruhan. Menurut beberapa penelitian, yoga yang dilaksanakan secara teratur selama 30-45 menit dan dilakukan 2- 3 kali seminggu terbukti lebih efektif menurunkan nyeri haid. Beberapa gerakan yoga yang dapat mengurangi nyeri haiad di antaranya adalah gerakan Balasana (Posisi Anak), Paschimottanasana (Posisi Duduk dan Tubuh Menekuk ke depan), adanya rasa nyaman inilah yang akhirnya akan meningkatkan toleransi seseorang terhadap rasa nyeri. Penyampaian materi disampaikan dengan metode ceramah dan diskusi antara tim penyaji dengan responden serta menampilkan video gerakan yoga untuk mengurangi nyeti haid dan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara daring via WhatApps dan Zoom. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan menunjukkan skor pretest sebelum dilakukannya penyuluhan yaitu rata-rata 63.25, pada skor posttest setelah dilakukannya penyuluhan didaptkan hasil yaitu rata-rata 68. Hal ini menunjukkan bahwa setelah dilakukannya peyuluhan adanya peningkatan pengetahuan remaja mengenai yoga sebagai upaya mengurangi nyeri haid
Literatur Review : Hubungan Dukungan Suami Terhadap Kejadian Postpartum Blues
The postpartum period (puerperium) is the period after the placenta is born and ends when the uterine organs return to normal as before pregnancy which occurs around six weeks. One of the problems that are often faced by postpartum mothers is their inability to adapt to new situations that make a mother experience postpartum depression. Postpartum depression is a feeling disorder experienced by a mother after giving birth where the mother feels sadness, loses energy, finds it difficult to concentrate, feels guilty about herself and is worthless. One of the causes that influence a mother to experience postpartum depression is the lack of support from her husband to postpartum mothers. This research method uses a literature review that collects and analyzes research articles regarding husband's support for the occurrence of postpartum blues. Based on the results of the literature review, it can be seen that there is a relationship between husband's support and the occurrence of postpartum blues depression.AbstrakMasa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir saat organ rahim kembali normal seperti sebelum hamil yang terjadi sekitar enam minggu. Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh ibu postpartum yaitu ketidakmampuanya untuk beradaptasi dengan situasi baru yang membuat seorang ibu mengalami depresi pascasalin. Depresi pasca melahirkan adalah suatu gangguan perasaan yang dialami oleh seseorang ibu setelah melahirkan dimana ibu merasakan kesedihan, kehilangan energi, sulit untuk berkonsentrasi, merasa bersalah pada dirinya dan tidak berharga. Salah satu penyebab yang mempengaruhi seorang ibu mengalami depresi postpartum adalah kurangnya dukungan dari suami kepada ibu postpartum. Metode penelitian ini menggunakan literature review yang mengumpulkan dan menganalisis artikel-artikel penelitian mengenai dukungan suami terhadap terjadinya kejadian postpartum bluescpendekatan data (data base) google scholar, pubmed dengan kata kunci seperti dukungan suami, postpartum blues, depresi postpartum. Berdasarkan hasil literatur review dapat diketahui bahwa ada hubungan antara dukungan suami dengan terjadinya depresi postpartum blues
Literatur Review : Hubungan Dukungan Suami Terhadap Kejadian Postpartum Blues
The postpartum period (puerperium) is the period after the placenta is born and ends when the uterine organs return to normal as before pregnancy which occurs around six weeks. One of the problems that are often faced by postpartum mothers is their inability to adapt to new situations that make a mother experience postpartum depression. Postpartum depression is a feeling disorder experienced by a mother after giving birth where the mother feels sadness, loses energy, finds it difficult to concentrate, feels guilty about herself and is worthless. One of the causes that influence a mother to experience postpartum depression is the lack of support from her husband to postpartum mothers. This research method uses a literature review that collects and analyzes research articles regarding husband's support for the occurrence of postpartum blues. Based on the results of the literature review, it can be seen that there is a relationship between husband's support and the occurrence of postpartum blues depression.AbstrakMasa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir saat organ rahim kembali normal seperti sebelum hamil yang terjadi sekitar enam minggu. Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh ibu postpartum yaitu ketidakmampuanya untuk beradaptasi dengan situasi baru yang membuat seorang ibu mengalami depresi pascasalin. Depresi pasca melahirkan adalah suatu gangguan perasaan yang dialami oleh seseorang ibu setelah melahirkan dimana ibu merasakan kesedihan, kehilangan energi, sulit untuk berkonsentrasi, merasa bersalah pada dirinya dan tidak berharga. Salah satu penyebab yang mempengaruhi seorang ibu mengalami depresi postpartum adalah kurangnya dukungan dari suami kepada ibu postpartum. Metode penelitian ini menggunakan literature review yang mengumpulkan dan menganalisis artikel-artikel penelitian mengenai dukungan suami terhadap terjadinya kejadian postpartum bluescpendekatan data (data base) google scholar, pubmed dengan kata kunci seperti dukungan suami, postpartum blues, depresi postpartum. Berdasarkan hasil literatur review dapat diketahui bahwa ada hubungan antara dukungan suami dengan terjadinya depresi postpartum blues