6 research outputs found

    Pkm Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelompok Sadar Wisata Kabupaten Situbondo

    Full text link
    Pengabdian ini bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia untuk masyarakat Situbondo dan memberdayakan potensi wisata yang kita miliki untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Sejauh ini potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Situbondo sangat banyak tetapi belum maksimal dalam pengelolaannya. Penelitian ini adalah tentang pengembangan pariwisata daerah melalui studi kasus pengembangan sumber daya manusia di Kelompok Kesadaran Pariwisata di Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Dalam Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Situbondo pada tahun 2016 - 2019 dinyatakan bahwa Perencanaan Pariwisata Kabupaten Situbondo di Kabupaten Situbondo diarahkan ke 4 Bidang Strategis, yaitu Bidang Strategis Ekonomi, Bidang Strategis Sosial Budaya, Strategi Strategis Teknologi Tinggi Area, dan Area Strategis Menyelamatkan Lingkungan. Peran sumber daya manusia memiliki peran penting dalam keberhasilan pengembangan dan pengembangan pariwisata daerah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, sumber data yang diperoleh berasal dari observasi lapangan, wawancara, diskusi kelompok dan dokumentasi. Pemerintah daerah telah mendorong pengembangan pariwisata daerah, terutama destinasi yang ada di sekitar masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat sekitar untuk dapat mengelola destinasi mereka dengan baik. Dalam mengelola pariwisata, peran pemerintah daerah diperlukan dalam memberikan dorongan dan dukungan pendidikan di sektor pariwisata sehingga dapat mengisi kekosongan pekerja ahli untuk ditempatkan di lembaga / industri pariwisata. Pelaksanaan Kegiatan PKM dalam bentuk Pelatihan Manajemen Keuangan dan Manajemen Pemasaran dibagi menjadi 3 sesi, yaitu, penyebaran kuesioner / kuesioner, presentasi materi dan sesi terakhir adalah uji kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan keseluruhan peningkatan pengetahuan peserta mencapai 85%

    Analisis Kualitas Website Sistem Langitan Umaha dengan Webqual 4.0 dan Importance Performance Analysis

    Full text link
    Perguruan tinggi sebagai suatu lembaga penyedia jasa pendidikan diwajibkan untuk memberikan pelayanan yang maksimal. Pemanfaatan teknologi informasi dapat dilakukan melalui penerapan sistem informasi akademik. Berdasarkan hal tersebut, Universitas Maarif Hasyim Latif (Umaha) membangun Sistem Langitan. Sistem Langitan merupakan sistem informasi akademik yang berbasis website yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja asalkan tersambung dengan koneksi internet. Dengan adanya sistem informasi akademik mahasiswa dapat mengakses informasi yang berkaitan dengan catatan akademik selama proses perkuliahan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas website Sistem Langitan Umaha dengan menggunakan metode Webqual dan Importance Performance Analysis (IPA). Penelitian ini menggunakan Webqual sebagai dasar pembuatan kuesioner dan Importance Performance Analysis (IPA) sebagai alat analisa berupa Gap Analysis dan kuadran kartesius. Penelitian ini menggunakan proportionate stratified random sampling dengan jumlah responden sebanyak 340 responden yang merupakan mahasiswa aktif di Universitas Maarif Hasyim Latif.Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa gap analysis keseluruhan bernilai 0,13  yang menujukkan hasil dari kinerja website Sistem Langitan sudah memenuhi kepentingan dan harapan pengguna. Namun masih ada beberapa indikator yang belum memenuhi kepentingan dan harapan pengguna. Hasil analisis Importance Performance Analysis  (IPA) diperoleh bawah 7 indikator berada di kuadran  pertama yang menjadi prioritas utama untuk diperbaiki karena kualitas website belum memenuhi kepentingan dan harapan pengguna. 8 indikator berada di kuadran kedua yang kualitasnya sudah sesuai dengan harapan dan kepentingan pengguna sehingga hanya perlu mempertahankan kualitas yang sudah ada. 5 indikator berada dikuadran ketiga yang dikembangkan sesuai dengan kepentingan dan harapan pengguna sehingga hanya perlu mempertahankan kualitas yang sudah ada. 7 indikator berada di kuardan keempat ini kinerjanya cenderung berlebihan sehingga  disarankan untuk memfokuskan pengembangan atau perbaikan tingkat kinerja indikator di kuadran pertama

    Iron Overload in Transfusion-Dependent Indonesian Thalassemic Patients

    No full text
    Thalassemia is a genetic disease caused by disruption of globin chain synthesis leading to severe anemia and thus regular blood transfusion is necessary. However, there have been known transfusions-related consequences, including iron overload and multi-organ damage. The aims of this study were to evaluate liver and cardiac function in youth and adult transfusion-dependent Indonesian thalassemic patients and to assess its correlation with serum ferritin levels, as well as T2∗magnetic resonance imaging (MRI). Transfusion-dependent thalassemic (TDT) outpatients (n = 66; mean age, 21.5 ± 7.2 years) were carried out for the complete assessment consisting of blood test including liver enzyme and serum ferritin, followed by electrocardiography (ECG) and echocardiography. Subjects were also divided by serum ferritin levels into three groups: 5000 ng/mL. Additionally, subgroup analysis in patients with T2∗ MRI assessment was conducted. In terms of age of first blood transfusion, subjects with ferritin >5000 ng/mL were the youngest among others. The alanine aminotransferase (ALT) levels in group with serum ferritin >5000 ng/mL were significantly higher than those of the group with serum ferritin 5000 ng/mL had significantly lower tricuspid annular plane systolic excursion (TAPSE) when compared with those who had serum ferritin <2500 ng/mL. Similarly, TAPSE in patients with moderate cardiac siderosis based on cardiac T2∗ MRI was significantly lower than those without cardiac siderosis. There was significant, but only moderate correlation between serum ferritin and cardiac T2∗ MRI. Based on these findings, it is important to routinely monitor iron accumulation-related complications, including liver and cardiac damage in youth and adult TDT patients
    corecore