6 research outputs found

    Pertambahan Bobot Tubuh Rusa Timor (Cervus Timorensis) Setelah Pemberian Konsentrat Dan Kulit Ari Kedelai Pada Hijauan

    Full text link
    Rusa timor merupakan satwa liar yang suka hidup berkelompok, mudah beradaptasi dalam segala lingkungan dan cepat berkembang biak serta efisien dalam penggunaan pakan. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan rusa dengan teknik penangkaran rusa adalah pakan. Pakan yang diberikan pada rusa timor berupa pakan utama dan konsentrat dengan komposisi yang sederhana tapi tidak mengurangi nilai maupun kandungan gizinya. Tujuan penelitian ini adalah melihat potensi antara pakan konsentrat dan kulit ari kedelai pada hijauan terhadap pertambahan bobot tubuh rusa timor (Cervus timorensis) di Taman Margasatwa Mangkang Semarang. Perlakuan selama 45 hari pada rusa timor betina yang berumur 1-2 tahun. Penelitian ini merupakan percobaan dengan membandingkan 2 perlakuan. Seluruh data dianalisis dengan uji t pada taraf signifikansi 95%. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa pemberian konsentrat mampu meningkatkan bobot tubuh rusa timor. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pemberian konsentrat pada hijauan memiliki potensi untuk digunakan dalam manajemen pakan pemeliharaan rusa timor. Kata kunci pertambahan bobot tubuh, pakan konsentrat, kulit ari kedelai, rusa timor (Cervus timorensis

    Pengaruh Pemberian Vitamin a, B12, C Dan Kombinasi Ketiganya Melalui Drinking Water Terhadap Panjang Dan Bobot Tulang Femur, Tibia Dan Tarsometatarsus Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica L.)

    Full text link
    Produktivitas puyuh (Coturnix coturnix japonica L.) yang meningkat merupakan pencapaian utama dari kegiatan beternak. Hal tersebut didukung oleh proses metabolisme yang baik, sehingga untuk menjaga proses tersebut agar berjalan dengan baik maka dibutuhkan vitamin pada ransum. Vitamin adalah zat yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh tubuh yang berpengaruh terhadap kesehatan tubuh serta dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan alternatif optimalisasi perkembangan dengan manajemen pemberian suplemen pada puyuh yaitu vitamin A, B12, C dan kombinasi ketiganya melalui drinking water. Perlakuan dimulai pada saat puyuh berumur 29 hari sampai umur 63 hari. Paramater dalam penelitian ini adalah panjang dan bobot tulang femur, tibia dan tarsometatarsus. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), seluruh data dianalisis dengan Analysis of Varian (ANOVA). Hasil analisis yang berbeda nyata diuji dengan uji lanjut Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian larutan vitamin A, B12, C dan kombinasi ketiganya memberikan perbedaan tidak nyata terhadap panjang dan bobot tulang femur, tibia dan tarsometatarsus. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian larutan vitamin tersebut tidak berpotensi untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan tulang puyuh

    Histokomparatif Organ Integumen, Intestinum, Pohon Respirasi Pada Beberapa Jenis Teripang Dari Perairan Karimunjawa

    Full text link
    Sea cucumbers, which have significant economic values, belong to the order of Aspidochirotida, with the two main family, i.e. Holothuriidae and Stichopodidae. Biological aspect of those species has not been exploited yet, therefore he aim of this research is to compare organ histology of the species of sea cucumbers H. atra, H. edulis, P. graeffei, S. chloronotus, and S. herrmanni. This research was held on August-December 2011 and histologically. The result of this research showed that integument of H. atra, H. edulis, P. graeffei, S. chloronotus, dan S. herrmanni consist of epidermis which composed by fibril cells and dermis layer which composed by connective tissue. Intestinum of Holothuriidae is different from Stichopodidae as follows : H. atra ±10 μm form a bugles with flat ends, S. chloronotus ±40 μm form a smooth bugles with pointed ends and closely, and S. herrmanni ±30 μm form a smooth bugles with pointed ends and distantly. The respiratory trees of Holothuriidae and Stichopodidae in general had similarity. Bases on these differences can be concluded that sea cucumbers cultivation techniques need adjustment habitat and consumption of different types of feed each sea cucumbers

    Kadar Hemoglobin Dan Jumlah Eritrosit Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica Linn.) Setelah Pemberian Larutan Kombinasi Mikromineral (Cu, Fe, Zn, Co) Dan Vitamin (a, B1, B12, C) Dalam Air Minum

    Full text link
    Puyuh (Coturnix-coturnix japonica Linn.) merupakan salah satu komoditi unggas yang semakin populer di masyarakat karena produk yang dihasilkan cukup banyak seperti daging dan telur. Proses reproduksi puyuh yang cepat (±41 hari) membuat hewan ini banyak dijadikan hewan percobaan penelitian dalam rangka peningkatan produktivitas burung puyuh itu sendiri. Peningkatan produktivitas puyuh juga harus memperhatikan aspek-aspek dalam pemilihan bibit, pengaturan pakan, tempat pemeliharaan, sanitasi, dan kesehatan juga penambahan vitamin dan mikromineral tertentu. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi pemberian kombinasi mikromineral (Cu, Fe, Zn, Co) dan vitamin (A, B1, B12, C) dalam air minum pada kadar hemoglobin dan jumlah eritrosit. Perlakuan dilakukan selama 4 minggu Penelitian ini merupakan percobaan non-faktorial dengan rancangan acak lengkap (RAL). Data dianalisis dengan ANOVA dan apabila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf signifikan 95%. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan tidak nyata pada kadar hemoglobin, konsumsi pakan, konsumsi minum, dan bobot tubuh, namun memiliki perbedaan nyata pada jumlah eritrosit. Jumlah eritrosit yang paling signifikan terdapat pada perlakuan dua kali dosis, dimana pada perlakuan ini jumlah eritrosit yang diperoleh adalah 3.355.000. Pemberian kombinasi larutan vitamin dan mikromineral tidak berpengaruh terhadap kadar hemoglobin dan bobot tubuh, tetapi berpotensi meningkatkan jumlah eritrosit pada puyuh. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka pemberian larutan mikromineral dan vitamin memiliki potensi sebagai suplemen tambahan untuk memperbaiki manajemen air minum

    Indeks Kuning Telur (Ikt) Dan Haugh Unit (Hu) Telur Itik Lokal Dari Beberapa Tempat Budidaya Itik Di Jawa

    Full text link
    One of the effort to increase the duck support to egg production was necessary to consideration some factors. One of the factor was feed. Parameter to determined egg quality namely : yolk index, and haught unit (HU). IKT (Yolk Index) was a comparison between yolk and yolk diameter. Whereas HU was a quality parameter of egg freshness which was numbered based on the high of albumen and egg weight. The aim of this research was to know the yolk index and Haugh Unit. The local egg duck from some culture place in Java and to know the management from each place as knowledge to duck farmer to optimalized the management duck culture. The sample was got from four place culturing in Java, namely Kroya Cirebon Village (A), Pasar Bawang Brebes Village (B), Kalijoso Magelang Village (C), dan Modopuro Mojokerto Village (D), each of them 20 eggs. The Methode which used in this research was with egg measurement the parameter, such as measurement the weight duck, egg weight, albumen high, yolk hight, yolk diameter. The measurement of IKT and HU was done in structure and function of animal biology laboratory. The research design that be used was Completely Randomozed Design with SAS programme. The product of IKT and HU from four culturing duck place in Java were different, IKT has range rata (A) 0.419, (B) 0.463, (C) 0.482, and (D) 0.492. whereas the range of HU value were A) 86.93, (B) 97.53, (C) 100.33, (D) 99.45. this was caused by the difference of management from kind of feed offering, the management that can choosed to applied for other duck farmer, such as from the duck farmer from Modopuro Mojokerto Village and Kalijoso Magelang Village
    corecore