1 research outputs found

    Jus Sargassum aquifolium Mencegah Peningkatan Kadar Kolesterol dan Kerusakan Histopatologi Otot Soleus Tikus Yang Diberi Diet Aterogenik

    No full text
    S. aquifolium merupakan makroalga berwarna coklat yang banyak tumbuh di daerah intertidal di daerah tropis dengan banyak terumbu karang S. aquifolium telah tercatat berada di sebagian besar negara Asia Tenggara. Habitat S. aquifolium pada substrat tanah berpasir dengan aliran air sedang. Rumput laut ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional karena mengandung senyawa bioaktif yang memiliki manfaat fisiologis bagi tubuh diantaranya mencegah penyakit degeneratif salah satunya hiperkolesterolemia. Hiperkolesterol merupakan suatu kondisi dimana kadar kolesterol pada darah melebihi batas normal, hal ini disebabkan oleh gangguan metabolisme lemak yang terjadi pada tubuh. Kadar kolesterol pada orang dewasa dinyatakan tinggi apabila melebihi >240mg/dL, sedangkan pada anak-anak dan remaja kadar kolesterol total dinyatakan tinggi apabila >200mg/dL. Penimbunan lemak pada otot dapat disebabkan karena aktivitas fisik yang kurang. Sel-sel otot akan kehilangan keelastisitasnya dan berkurangnya dalam mengatur tekanan darah. Hal ini disebabkan karena kurangnya pasokan darah ke otot kaki yang menyebabkan otot kaki melemah, selain itu seringnya mengalami kesemutan dan kram pada bagian kaki juga merupakan ciri-ciri tingginya kolesterol pada tubuh. Peningkatan kolesterol dalam tubuh dapat dicegah melalui pemberian pangan fungsional yang memiliki efek antihiperkolesterolemia salah satunya dari S. aquifolium. Senyawa bioaktif dari rumput laut ini dapat diperoleh melalui metode ekstraksi slow juicer. Pemilihan metode ekstraksi tersebut karena dapat meningkatkan sifat fisiologis senyawa bioaktif untuk mencegah terjadinya peningkatan kolesterol dalam tubuh. S. aquifolium mengandung tanin, saponin dan steroid yang memiliki efek fisiologis terhadap hiperkolesterolemia. Penelitian ini bertujuan untuk mencegah peningkatan kadar kolesterol dan kerusakan histopatologi otot soleus. S. aquifolium diperoleh dari Teluk Ekas, Nusa Tenggara Barat. Tikus wistar jantan (Rattus novergicus) umur 2-3 bulan, berat ± 150 g sebagai hewan coba. Pemodelan hiperkolesterolemia dilakukan melalui pemberian diet aterogenik selama ± 6 bulan dengan komposisi total pakan sebanyak 40 g/ekor (lemak babi 80 g, lemak kambing 80 g, 5 kuning telur bebek 75 g, pakan pabrikan (comfeed) 1200 g dan air 200 mL). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. Laboratorium Farmakologi dan Laboratorium Biomedik, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan November 2021- April 2022. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) sederhana dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan ANNOVA dan uji lanjut duncan untuk hasil uji kadar kolesterol dan uji Kruskal wallis dengan uji lanjut Mann-Whitney untuk skor histopatologi otot soleus. Uji fitokimia jus S. aquifolium diperoleh kandungan senyawa tanin, saponin dan steroid dengan hasil positif sedangkan dengan kandungan senyawa polifenol, flavonoid diperoleh hasil negatif. Pada perlakuan dengan pemberian jus S. aquifolium 2 kali sehari merupakan perlakuan terbaik dengan kadar kolesterol dan kerusakan histopatologi otot soleus, sementara pada pemberian jus S. aquifolium 3 kali sehari memberikan efek toksik yang ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol dan kerusakan histopatologi otot soleus pada tiap perlakuan
    corecore