536 research outputs found

    Studi Numerik Pengaruh Variasi Temperatur Air Heater Terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara Pada Fluidized Bed Coal Dryer Dengan Tube Heater Tersusun Aligned

    Full text link
    Kebijakan pemerintah lewat rencana bauran energi nasional secara jelas memprioritaskan pemakaian batubara hingga 33% untuk pemenuhan kebutuhan energi nasional. Sebagian besar cadangan batubara Indonesia adalah batubara dengan kualitas rendah. Batubara kualitas rendah cenderung memiliki kandungan air yang besar sehingga kurang efektif dalam pemakaiannya sebagai bahan bakar. Penelitian terkait model pengeringan batubara khususnya fluidized bed coal dryer menjadi menarik untuk dilakukan sebagai upaya untuk membantu memecahkan masalah terkait energi batubara. Penelitian dilakukan dengan metode numerik berbasis komputasi (CFD). Pemilihan kondisi simulasi digunakan model turbulensi k-ε realizable dan skema interpolasi first-order upwind. Pemodelan perpindahan massa dilakukan dengan menggunakan model species transport dengan melakukan pengaturan moisture content water pada permukaan batubara. Pada penelitian ini divariasikan temperatur udara pengering, yaitu 316 K, 327 K, 339 K. Dari penelitian ini dapat diketahui karakteristik pengeringan pada ruang pengering batubara tipe fluidized bed dengan tube heater tersusun aligned. Hasil post processing kuantitatif menunjukkan peningkatan temperatur air heater diikuti dengan peningkatan koefisien perpindahan panas dan massa serta laju perpindahan massa. Pengurangan laju moisture content terbesar didapatkan pada temperature air heater 339K diikuti temperature 327K serta 316K. Konfigurasi tube heater secara aligned menimbulkan proses heating dengan humidifikasi yang ditandai dengan peningkatan temperatur dan humidity ratio serta nilai relative humidity udara di sekitar tube heater yang lebih rendah daripada batubara di sekitarnya

    Studi Numerik Karakteristik Pengeringan Batubara Pada Fluidized Bed Coal Dyer Terhadap Pengaruh Variasi Temperatur Air Heater Dengan Tube Heater Tersusun Staggered Dan Perbandingan Volume Chamber Dan Volume Batubara Sebesar 50%

    Full text link
    Indonesia mempunyai sumber daya batubara yang cukup besar dan sebagian besar sumber daya tersebut termasuk ke dalam batubara peringkat rendah berupa lignit dan sub-bituminus yang memiliki kadar air yang tinggi. Tingginya kadar air menyebabkan rendahnya nilai kalor, sehingga pemanfaatan batubara jenis ini menjadi terbatas dan sulit untuk dipasarkan. Oleh karena itu perlu adanya teknologi pengeringan yang dapat meningkatkan nilai kalor dari batubara tersebut. Dalam proses pengeringan akan melibatkan perpindahan panas dan massa. Proses ini akan didefinisikan dalam suatu studi numerik, dimana penelitian ini dilakukan dengan metode numerik dengan software Fluent 6.3.26. Pemilihan kondisi simulasi digunakan model turbulensi k-ε realizable dan skema interpolasi first-order upwind. Serta mempelajari pengaruh temperatur inlet udara pengering yang divariasikan. Variasi temperatur adalah 316 K, 327 K, 339 K. Dari penelitian ini dapat diketahui nilai drying rate serta pengaruh temperatur dan posisi batubara dalam proses pengeringan pada drying chamber fluidized bed coal dryer dengan tube heater tersusun staggered serta pengaruh dari perbandingan volume batubara dengan volume chamber sebesar 50%. Moisture content batubara yang paling banyak berkurang dialami oleh temperature outlet terbesar yaitu 339 K dari 0,22 hingga 0,0167. Laju pengeringan yang memiliki waktu paling cepat yaitu pada temperatur 339 K, sekitar 1100 detik, sedangkan yang memiliki waktu paling lama yaitu pada temperatur 316 K, sekitar 4600 detik

    Studi Numerik Pengaruh Panjang Rectangular Obstacle Terhadap Perpindahan Panas Pada Staggered Tube Banks

    Full text link
    Alat penukar panas merupakan komponen yang sangat penting dari banyak proses industri dan peralatan yang meliputi berbagai aplikasi teknik. Meningkatkan kesadaran untuk pemanfaatan sumber daya energi yang efektif, meminimalkan biaya operasional dan pemeliharaan operasi murah telah menyebabkan perkembangan dari alat penukar panas yang efisien seperti alat penukar panas kompak. Performa alat penukar panas kompak bergantung pada pola permukaan fin, yakni plain fins dan wavy fins Permukaan plain fin yang datar membuat aliran membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk memaksimalkan perpindahan panas jika dibandingkan pada bentuk wavy fin yang bergelombang. Selain merubah pola permukaan fin, upaya lain untuk bisa memaksimalkan proses perpindahan panas pada plain fins juga dapat dibentuk dengan penambahan obstacle pada permukaannya. Performa alat penukar panas dengan obstacle dapat diketahui dengan menganalisa pola aliran dan perpindahan panas yang terjadi. Penelitian ini dilakukan dengan metode simulasi numerik dengan menggunakan bantuan software Fluent 6.3.26. Simulasi ini dikondisikan dengan menggunakan model 2D-steady flow, turbulensi k-ε RNG dan metode second-order upwind scheme. Pada penelitian ini yang divariasikan adalah panjang dari rectangular obstacle, yaitu 1,6mm, 2,5mm, 5mm yang terletak pada kemiringan 135o berdasarkan titik pusat tube, diukur dari stagnation point pada staggered tube bank. Fluida kerja yang digunakan adalah udara yang dimodelkan sebagai gas ideal yang mengalir melintas celah antara tube dengan temperatur inlet 310 K dan temperatur tubes konstan sebesar 347 K. Dari hasil simulasi ini didapatkan visualisasi kontur kecepatan, temperatur dan visualisasi pola aliran yang terbentuk serta pembuktian hipotesa bahwa dengan penambahan obstacle akan meningkatkan perpindahan panas. Dengan penambahan obstacle dapat mengakibatkan peningkatan pressure drop, sebesar 60-425%. Selain itu, model modified juga akan meningkatkan nilai nusselt number sebesar 10,3-31% terhadap model baseline (tanpa penambahan obstacle)

    Studi Numerik Pengaruh Kecepatan Angin terhadap Critical Radius dan Distribusi Temperatur pada Pipa Uap

    Full text link
    Umumnya transmisi uap panas menggunakan pipa dengan diameter yang besar. Pada transmisi uap panas tersebut, kehilangan panas dan penurunan temperatur selalu terjadi. Penambahan insulasi pada pipa uap panas akan sangat menguntungkan, karena akan meminimalkan heat loss. Maka perlu dilakukan penelitian guna menentukan critical radius dan ketebalan optimum pada pipa uap panas. Pada penelitian ini, proses analisa dilakukan dengan menggunakan software gambit dan fluent. Pada gambit dilakukan pembuatan domain simulasi dan meshing untuk diameter luar pipa sebasar 168 mm dan diameter 30 mm. Kedua, dilakukan penentukan kondisi batas pada kedua ukuran pipa. Ketiga, dilakukan entry properties pada fluent, yaitu variasi kecepatan (1 m/s, 3 m/s, 5 m/s), temperatur uap panas (773 K), termperatur sekeliling (300 K), material pipa dan insulasi serta nilai konduktivitas masing-masing. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah critical radius tidak terjadi pada pipa dengan diameter luar 168 mm. Sedangkan pipa dengan diameter 30 mm, terjadi pada ketebalan insulasi 2 mm. Temperatur permukaan luar pipa tanpa insulasi terendah didapatkan pada kecepatan angin 5 m/s sebesar 755,3K. Heat loss terbesar terjadi pada pipa tanpa insulasi dengan kecepatan angin 5 m/s dan ketebalan insulasi 0 mm sebesar 11953,6W/m dan terkecil pada kecepatan angin 1 m/s dengan ketebalan insulasi 100 mm sebesar 264,38W/m. Sedangkan untuk hasil teori, heat loss terbesar pada pipa tanpa insulasi dengan kecepatan angin 5 m/s sebesar 11641,74W/m dan terkecil pada pipa dengan insulasi 100 mm dengan kecepatan angin 1 m/s sebesar 263,77W/m. Ketebalan optimum dari sumber panas batubara sebesar 38 mm, sumber panas fuel oil sebesar 100 mm dan sumber panas gas alam sebesar 43 mm

    Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor Pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer Terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara

    Full text link
    Penggunaan batubara dengan nilai kalori rendah pada PLTU dapat berpengaruh terhadap kinerja pulverizer. Kinerja pulverizer akan semakin berat dikarenakan kapasitas batubara yang dibutuhkan untuk pembakaran semakin banyak. Hal tersebut terjadi karena kualitas batubara yang tersedia tidak sesuai dengan spesifikasi desain awal boiler. Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan suatu teknologi yang dapat meningkatkan kualitas batubara, berupa swirling fluidized bed coal dryer. Penelitian dilakukan dengan studi eksperimen menggunakan model skala alat percobaan, yang dirancang oleh peneliti sebelumnya yaitu swirling fluidized bed coal dryer. Udara panas dengan temperatur 55oC dihembuskan oleh blower ke dalam chamber dengan melewati distributor bed berupa blade yang membentuk sudut sehingga menyebabkan swirling didalam chamber. Pengambilan data dilakukan dengan menimbang massa sampel batubara basah setiap 1 menit sebanyak 5 kali, 2 menit sebanyak 3 kali, dan 5 menit sebanyak 4 kali sehingga total waktu pengeringan 31 menit.. Percobaan dilakukan dengan variasi sudut blade 10Ëš, 20Ëš, dan 30Ëš dengan massa batubara 600 gram dan ukuran partikel 10 mm, pengeringan dilanjutkan menggunakan oven dengan temperatur 1050 C selama 180 menit untuk mendapatkan massa sampel batubara kering. Dari hasil eksperimen diketahui bahwa pada sudut blade 10o, 20o dan 30o didapat moisture content batubara terendah berturut-turut sebesar 6,8 %; 7,6 %; dan 8 %. Untuk laju pengeringan berturut-turut sebesar 0,00767 kg/menit; 0,0059 kg/menit; dan 0,00452 kg/menit

    Pengaruh Career, Knowledge Management dan Leadership terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Chevron Geothermal di Indonesia

    Full text link
    . Career management is inadequate, the implementation of knowledgemanagement systems that are less disciplined in supporting work processes andleadership ability, a factor predictable problems that can hamper job satisfactionof employees of the company in the pursuit of the competence to be a globalworkforce of talented high. This study aims at examine and analyze the influenceof Career, Knowledge Management and Leadership on Employee Job Satisfactionof Chevron Geothermal in Indonesia. This research design used quantitativemethod. The population of this research, all staff and associcate staff employeesof Chevron Geothermal in Indonesia as many as 525 employees. The samplingtechnique use proportional random sampling. The number of sample is 84employees uses Slovin Method. The method of analysis used in the research ismultiple linear regression analysis method with SPSS version 22.0. The resultsshowed that Career, Knowledge Management and Leadership simultaneously arehaving influence to employee job satisfaction of Chevron Geothermal inIndonesia. Partially Career has a positive effect on employee job satisfaction. Aswell as Knowledge Management and Leadership have a positive effect onemployee job satisfaction. Career and Leadership are biggest variable ininfluencing the employee job satisfaction

    Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Dengan Frekuensi Sakit Anggota Keluarga

    Full text link
    Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 secara nasional, penduduk yang telah memenuhi kriteria PHBS baik sebesar 38,7%. Pada studi pendahuluan yang dilakukan, didapatkan hasil sehat pratama ada 9 Rumah Tangga, sehat madya ada 11 Rumah Tangga, sehat purnama ada 3 Rumah Tangga, dan sehat mandiri ada 2 Rumah Tangga, keluarga yang termasuk sehat pratama ternyata hanya melakukan 3 indikator dari 10 indikator PHBS yang ada pada rumah tangga, 3 indikator tersebut adalah menggunakan air bersih, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,dan melakukan aktivitas fisik setiap hari. Tujuan untuk mengetahui hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan frekuensi sakit anggota keluarga. Penelitian ini menggunakan metode korelasi dengan desain penelitian cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 50 Rumah Tangga. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan Analisa data menggunakan uji Kendall's Tau. Hasil analisis diperoleh nilai p=0,00 (p<0,05) yang berarti ada hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan frekuensi sakit anggota keluarga. Besarnya nilai hubungan tersebut adalah negatif 0,739. SIMPULANnya adalah terdapat hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan frekuensi sakit anggota keluarga. Semakin tinggi tingkat PHBS maka semakin rendah frekuensi sakit diantara anggota keluarga

    Integrasi Data Penginderaan Jauh Citra Landsat 8 Dan Srtm Untuk Identifikasi Bentuklahan Dome Kulonprogo

    Full text link
    The research is located at Kulonprogo Dome, Central Java and Yogyakarta Province. The aim is to identified landform unit at Kulonprogo Dome as result of geomorphology process recorded on Landsat 8 and SRTM image.This research was conducted by analysis and class division of landform at Landsat 8 image and division of slope class on SRTM image. Of the two image are supported by secondary data in the form of divison of slope class and genetic landform.The field observations can identify the lithology of the research area composed by clay-sand deposits, clay stone, tufan sandstone, andesite lava, and andesite breccia. The interpretation of the SRTM image illustrates the slope at Kulonprogo Dome is 0-2%, 3-7%, 8-13%, 14-20%, 21-55%, 56-140%, >140%. Interpretation of Landsat 8 image shows landform fluvial processes (floodplains, lakes), denudational processes (denudational slope and hills, denudational hills and mountains), volcanic processes (volcanic denudational hills

    The Effectiveness of Scientific Based Learning Towards Science Process Skill Mastery of Pgsd Students

    Full text link
    The purpose of this research is to find out the whether there is difference of science process skill (SPS) mastery and students\u27 achievement between students who joined class that used scientific based learning method and ones that joined conventional method. The method of this research is Quasi-Experimental Design with static group design. The result showed that there was a significant improvement of SPS mastery by applying scientific based learning, while the improvement of conventional learning class was not quite significant. So, it can be concluded that there was a significant improvement of sig = 0,003 between students\u27 SPS mastery that joined scientific based learning compared to that joined conventional learning
    • …
    corecore