4 research outputs found

    Tinjauan Kritis Terhadap Isi Kurikulum PAK bagi Anak Disabilitas di SLB Negeri 1 Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta

    Get PDF
    Kurikulum bagi anak Disabilitas jauh lebih kompleks ketimbang kurikulum reguler. Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih mengalami kesulitan dalam penerapan kurikulum pemerintah dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK). Permasalahan utama yang dialami adalah terjadinya jurang pemisah antara kurikulum yang telah disusun oleh pemerintah dengan keadaan peserta didik di sekolah. Penelitian ini membahas mengenai tinjauan kritis terhadap isi kurikulum PAK bagi anak Disabilitas di SLB Negeri 1 Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tujuan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1) mengkaji isi kurikulum PAK bagi peserta didik Disabilitas di SLB Negeri 1 Gunungkidul, DIY, 2) menemukan fakta kesesuaian antara kurikulum PAK dengan kebutuhan peserta didik Disabilitas di SLB Negeri 1 Gunungkidul, DIY, 3) menemukan fakta perlu tidaknya revisi kurikulum PAK bagi peserta didik Disabilitas. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melalui pendekatan kualitatif deskriptif. Responden yang diteliti diantaranya, 1 orang guru PAK di SLB Negeri 1 Gunungkidul, 1 orang penanggung jawab penyusun Capaian Pembelajaran dan Pedoman bidang Pendidikan Luar Biasa (PLB) kelompok PAK, 1 orang tim penyusun kurikulum PAK untuk Disabilitas dan 3 orang tua peserta didik. Hasil penelitian ini adalah: 1) Peserta didik Disabilitas adalah bagian integral dari komunitas Kristen dan komunitas Bangsa Indonesia. Mereka adalah kelompok masyarakat dan warga gereja yang paling rentan karena kondisi mereka yang khusus, oleh karena mereka layak memeroleh prioritas di berbagai bidang kehidupan termasuk pendidikan. 2) Kurikulum PAK bagi Disabilitas belum sesuai dengan kebutuhan peserta didik Disabilitas hal ini terlihat dari CP kurikulum Pendidikan Khusus (Diksus) yang masih terlalu umum. 3) Revisi diperlukan untuk dapat melihat kembali CP dan Elemen dari Diksus pemerintah agar dapat sesuai dengan kebutuhan peserta didik Disabilitas. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa kurikulum pendidikan khusus (Diksus) mata pelajaran PAK masih perlu dikaji ulang isi kurikulum dan implementasinya bagi peserta didik Disabilitas agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Kata Kunci: Isi Kurikulum, Disabilitas, Kebutuhan Peserta Didik, Pendidikan Khusus. / The curriculum for children with disabilities is much more complex than the regular curriculum. This is because children with disabilities are extremely diverse in terms of their abilities and overall condition. The development of a curriculum for children with disabilities refers to the regular curriculum by taking a certain percentage from it. This research will discuss a critical review of the content of the PAK curriculum for children with disabilities at SLB Negeri 1 Gunungkidul. The research aims to: 1) examine the content of the PAK curriculum for students with disabilities at SLB Negeri 1 Gunungkidul, 2) identify the suitability of the PAK curriculum with the needs of students with disabilities at SLB Negeri 1 Gunungkidul, and 3) determine whether or not there is a need to revise the PAK curriculum for students with disabilities. The researcher used a descriptive qualitative approach in this study. The study's respondents include: 1 PAK teacher at SLB Negeri 1 Gunungkidul, 1 person in charge of developing learning outcomes and guidelines for special education PAK group, 1 team member involved in developing the PAK curriculum for students with disabilities, and 3 parents of students with disabilities. The results of this study are as follows: 1) Students with disabilities are an integral part of the Christian and Indonesian communities. They are a vulnerable group of society and church members due to their special condition, and thus deserve priority in various aspects of life, including education. 2) The PAK curriculum for students with disabilities is not yet suitable for their needs, as seen from the general nature of the learning outcomes in the special education curriculum (Diksus). 3) A revision is needed to review the learning outcomes and elements of the government's special education curriculum (Diksus) to better align with the needs of students with disabilities. Keywords: Curriculum Content, Disabilities, Student Needs, Special Education

    Kesiapan Anak Binaan Dalam Menghadapi Proses Integrasi Dalam Masyarakat Ditinjau Dari Konsep Diri Dan Orientasi Masa Depan

    Get PDF
    Konsep diri adalah penilaian yang dilakukan individu terhadap dirinya berdasarkan enam area yang spesifik. Konsep diri memiliki keterkaitan terhadap gambaran perilaku yang akan dilakukan pada masa mendatang berdasarkan kemampuan yang dimilikinya atau disebut juga sebagai orientasi masa depan, yang memiliki tiga tahap yaitu motivasi, perencanaan, dan evaluasi. Konsep diri dan orientasi masa depan menjadi isu yang penting, khususnya anak yang sedang menjalani masa tahanan di LPKA karena diharapkan anak yang mengikuti program pembinaan memiliki keterampilan sebagai bekal ketika sudah bebas nanti. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi pengembangan program pembinaan LPKA, sehingga anak binaan dapat memiliki hidup yang lebih baik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik criterion sampling dalam pemilihan partisipan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa satu dari dua partisipan memiliki konsep diri dan orientasi masa depan yang sudah baik karena sudah mampu melakukan evaluasi diri dengan baik dan mengetahui apa yang akan dilakukan di masa mendatang, khususnya setelah bebas nanti. Sedangkan, pada partisipan kedua, konsep diri yang dimilikinya masih perlu ditingkatkan dan orientasi masa depannya pun masih belum terlihat jelas, apa yang akan dilakukan

    Dampak Pelaksanaan Ibadah Daring Terhadap Spiritualitas Warga Jemaat GKJW Ponorogo Jawa Timur

    Get PDF
    Kehadiran Virus Covid 19 pada awal tahun 2020 menimbulkan berbagai perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat.Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk melakukan pembatasan sosial, maka pelaksanaan program gerejawi tidak dapat dilakukan secara tatap muka. Oleh karena itu, seluruhprogram gerejawi termasuk ibadah harus dilaksanakan secara online atau daring (dalam jaringan).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pelaksanaan ibadah secara daring yang terhahadap spiritulitas warga jemaat GKJW Ponorogomelalui Pelayan HarianMajelis Jemaat (PHMJ) telah melaksanakan ibadah secara daring melalui channel youtube GKJW Jemaat Ponorogo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil dari peneltian ini menunjukkan bahwa GKJW Ponorogo menerapkan ibadah secara daring di masa pandemic Covid 19, Ibadah yang dilakukan secara daring danpendampingan pastoral bagi jemaat dirasakan tidakefekti
    corecore